badass mom

100 1 0
                                    

Aaron melirik jendela pesawat pribadi yang dia tumpangi nya. Dia ingin menyusul Harley yang berada di LA. Pria itu sangat kesal jika dia dibohongi perasannya. Dia mengambil handphonenya dan menelfon seseorang.

"Kerjakan apa yang aku ingin kan" ucap Aaron mematikan handphone nya sambil tersenyum seringai .
"Sebentar lagi kau milikku sayang"

Siang harinya

Harley dan Liam berencana untuk menjemput anak-anak yang akan pulang sekolah. Harley mengenakan kaus putih dengan celana jeans lengkap dengan sepatu Chelsea boots hitam. Tak lupa dia mengenakan jaket jeans dan menguncir rambutnya menjadi satu.

"Yang terakhir" Harley memoleskan lipstain peach di bibirnya.
"Kau semakin cantik saja Harley" Liam tiba-tiba masuk kekamar dan memeluknya dari belakang.

"Tak sangka penampilan mu seperti anak gadis remaja tapi kau berusia 29 tahun" ucap Liam dibahu Harley.
"Walau aku sudah berkepala 3 tapi aku harus mementingkan penampilan ku agar kau tidak mengincar wanita muda lagi" sindir Harley melirik Liam yang mengenakan pakaian kaus putih dengan celana jeans seperti dirinya. 

"Apa kita janjian mengenakannya? Ini seperti kencan pertama kita" ucap Harley kembali badannya untuk memakai parfum mint nya. Liam hanya terkekeh dan mencium pipi Harley sekilas.
"Mungkin saja. Sekarang kita jemput anak-anak" Liam menggendong Agnes menuju mobil sedangkan Harley mengambil handphone dan tas kecilnya yang berisi senjata dan dompet. Saat Harley keluar dari rumahnya, terdapat Ray dan anak buah ayahnya mengawal dirinya untuk menjemput anak-anak nya. Harley menyuruh sebagian anak buah ayahnya untuk mengikuti dirinya agar tidak terjadi hal yang diinginkan.

"Baik ayo ikuti kami" ucap Harley memasuki mobilnya. Ray dan anak buahnya mengangguk dan memasuki mobil mereka mengikuti Harley menuju sekolahan anak-anak nya. Sesampai disekolah Harley dan Liam turun menunggu Axel dan Alexa juga Ivan keluar dari sekolah. Tak lama kemudian ada teriakan anak kecil memanggil mereka.

"Mama,papa"
"Aunty, uncle" ternyata mereka sudah keluar dari sekolahnya. Liam memanggil mereka untuk ke mobil.
"Ayo. Kita akan pergi mengunjungi kakek" teriak Liam menyuruh ke mobil. Harley yang menggendong Agnes tersenyum saat mereka sudah pulang. Saat ketiga anak itu menghampiri mereka, tiba-tiba ada suara tembakan dari gerbang sekolah.

'dor...dorr...dor..'
Semua berteriak menunduk begitu juga dengan Harley dan lainnya. Harley mendengar suara langkah kaki yang menghampirinya mobil Liam. Tampaknya beberapa orang memakai pakaian formal hitam mengambil Axel Alexa serta Ivan.

"Mama tolong" teriak Alexa berontak saat digendong pria berpakaian formal itu. Salah satu dari mereka menghampiri Harley yang menggendong Agnes dan menangkap nya.

"Lepas aku brengsek" Harley berontak saat salah satu orang itu mengambil Agnes dari gendongan nya.
"Maa..." Rengek Agnes diambil oleh dari mereka.

"Anak-anak" teriak Harley berontak pada 2 orang yang menangkapnya.
"Lepaskan istriku" geram Liam tapi dia dihajar oleh beberapa orang suruhan itu. Harley berusaha berontak dan melihat keempat anak-anaknya itu lalu berteriak.

"Praktekan sekarang" teriak Harley menginjak kaki orang suruhan itu dan berlari dan menghajar orang-orang itu.

'dor..dor..dor..'
Suara tembakan ternyata dari Axel yang menembak orang yang membawa Agnes dan dirinya. Dia selalu membawa senjata api didalam kantung celananya. Alexa menusuk leher orang suruhan itu yang mengendong nya dengan pisau lempar. Mereka mengambil Agnes lalu berlari menuju Harley.

'dor..dor..dor..'
Ivan menembak supir yang hampir menangkap dirinya dengan senjata nya. Harley tersenyum seringai melihat anak-anak nya memainkan senjata miliknya. Harley sengaja melatih mereka memakai segala jenis senjata tajam dan api. Liam membalas pukulan orang suruhan itu dengan knuclenya.

'bugh..'
Harley menghajar orang-orang itu tanpa mempedulikan dia berada dimana. Tak lama kemudian Ray dan anak buahnya membantu Harley.

"Nona berlindung lah. Mereka sangat banyak" seru Ray menembakkan senjatanya kearah orang suruhan itu.
"Siapa mereka?" Tanya Harley membantu menembak semua orang itu. Ray fokus menembak dengan senjata revolvernya.

"Harley...anak-anak" teriak Liam menghajar mereka dengan tangan kosong. Harley melihat mobil hitam menarik paksa masuk anak-anaknya dan pergi meninggalkan area sekolah.

"Anak-anakku" teriak Harley mengejar mobil itu. Harley melihat motor streetfighter milik guru pria  dan menghampiri pemilik motor itu.
"Aku beli motormu pak. Aku ganti dengan mobilku" ucap Harley menyerahkan kunci mobilnya dan meminta kunci motor itu. Guru itu mengangguk dan memberikan motornya dan Harley mengendarai motor itu dengan kecepatan penuh.

Harley mengikuti mobil yang membawa anak-anak nya dan tidak peduli dengan kendaraan yang berlalu-lalang dihadapan nya. Dia berada di belakang mobil yang membawa keempat anak-anaknya dan menaiki motor itu.

"Tuhan tolong aku" Harley meloncat dari motor nya dan dia berada diatas mobil hitam itu. Motor itu terseret dijalanan dan menabrak trotoar. Harley memecahkan kaca samping mobil itu dengan tangannya.

'pryannggg'
"Mama.."
"Aunty" seru mereka. Harley menembak orang itu tepat dikepalanya.

'dorr'
Harley membuka pintu itu dan memaksa masuk kedalam mobil itu dan menembak orang-orang itu tepat dikepalanya.

'dor..dor..dor..'
"Tutup telinga dan mata Agnes" suruh Harley melempar orang itu disamping dan Harley mengendarai mobil itu.

"Kalian tidak apa-apa?" Tanya Harley menyetir untuk ke mansion Eddy.
"Kami baik aunty" jawab Ivan mengendong Agnes di bekapnya. Harley menghembuskan nafasnya lega dan melihat mereka dari kaca spion.

"Beruntung mama merakit senjata yang pas untuk kalian. Inilah mama memaksa kalian membawanya agar tidak terjadi kejadian seperti ini" ucap Harley menghapus darah di ujung bibirnya.

"Kami mengerti mama. Beruntung guru-guru tahu kalau kita membawa senjata untuk melindungi diri. Mereka tahu kalau mama pemimpin klan Quinn" balas Axel menghapus keringat di keningnya.  Harley melihat mayat disebelah nya dan mengambil handphone pria itu. Ternyata orang ini adalah suruhan Aaron. Tiba-tiba saja handphone itu berbunyi. Harley langsung mengangkatnya.

"Mau apa kau Aaron?menculik anak-anakku hah?" Geram Harley sambil menyetir mobil. Aaron terkekeh didalam telfon sampai Harley menahan emosinya.

"Wah..wahh.. ternyata anak-anakmu hebat juga seperti mu sayang. Apa kali ini akan berhasil seperti ini?" Ucap Aaron misterius. Harley mengerutkan keningnya.

"Maksudmu?" Tanya Harley kebingungan. Tiba-tiba didepan mobilnya terdapat beberapa orang berpakaian preman membawa bazoka sekitar 10 meter dari mobil yang dikendarai Harley. Harley terkejut dan membuka jaket yang dikenakan nya dan melemparkannya ke Ivan.

"Pakaikan Agnes ini" ucap Harley tegang. Ivan membungkus Agnes dengan jaket jeans Harley.
"Hitungan ketiga kalian loncat dari mobil ini. Apa kalian mengerti?" Seru Harley dan dibalas dengan anggukan mereka. Salah satu dari preman itu bersiap-siap untuk menembakan bazoka. Harley melepas kemudi dan membuka pintu mobil itu dan disusul oleh Axel dan Ivan.

"Siap-siap, 1...2...3.." Harley dan yang lainnya loncat kejalanan  saat bazoka itu menembak kearah mobil. Harley bergelinding dan kepalanya terbentur aspal sedangkan Axel melindungi Alexa juga Ivan membekap Agnes dengan eratnya. Tiba-tiba orang-orang preman itu mengambil mereka.

"Lepaskan sialan. Mama tolong" teriakan Axel yang tangannya terseret aspal dan mengeluarkan darah begitu juga dengan Ivan yang menggendong Agnes. Mereka memasukan Axel Alexa serta Ivan kedalam mobil dan pergi meninggalkan Harley.  Harley mengerjap matanya melihat anak-anak nya dibawa oleh preman-preman itu. Dia bangkit tertatih-tatih walau kepalanya mengeluarkan darah dan berusaha mengejarnya.

"Lepaskan mereka bajingan" teriak Harley berlari tapi dia terjatuh. Harley melihat dari kejauhan mobil itu membawa keempat anak-anaknya.

"Arghhhh......" Teriak Harley frustasi.

Like Harley Quinn 2 ( End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang