fake letter

62 0 0
                                    

Ray dan anak-anak sudah sampai di mansion Eddy Quinn. Mereka turun dari mobil dengan wajah yang sedih. Eddy dan Liam menghampiri mereka.

"Anak-anak" Eddy memeluk Axel dan Alexa sedangkan Liam memeluk Ivan.
"Kalian lapar? Kalian makan dulu di ruang makan. Biar koki yang memasakan kalian sesuatu" ucap Eddy menyuruh mereka tapi mereka menolak.

"Kami tidak lapar kakek. Kami tidak selera" ujar Axel sedih memasuki mansion dengan langkah gontai.
"Benar kakek. Kita sedih mama dengan orang jahat itu" sambung Alexa. Liam melipatkan kedua tangannya dan melirik si kembar dengan tatapan tegas.

"Kalian makan dulu. Kakek kalian khawatir kalau kalian bertiga tidak makan apapun. Sekarang makan dan kita akan membicarakan sesuatu yang penting" ucap Liam dengan tegasnya. Mereka bertiga mengangguk lemah dan pergi menuju ruang makan. Ray tersenyum sambil menyerahkan Agnes ke pelayan untuk diletakan di kamar anak-anak.

"Sudah dapat suratnya?" Tanya Ray menghampiri Liam yang berada di ruang keluarga.
"Apa maksudnya ini?" Tanya Liam menyerahkan surat yang dia dapatkan tadi sore. Ray tersenyum dan duduk di depan Liam.

"Aku sengaja memberikan surat palsu itu karena ini adalah rencana nona sendiri" jawab Ray mengambil secangkir teh yang dibuat oleh pelayan.

"Maksudmu Ray? Harley merencanakan ini?" Tanya Eddy di kursi besarnya. Ray mengangguk pelan.

Sebelum pergi

Harley dan Ray yang berada di ruangan senjatanya sedang menyetak sesuatu di pencetakan kertasnya.

"Selesai" Harley mengambil kertas itu dan menuliskan sesuatu di kertas itu dan memasukannya kedalam amplop.

"Itu apa nona? " Tanya Ray penasaran.
" Ini surat perceraian palsu Ray" jawab Harley memberi lem ke amplop itu. Ray mengangguk mengerti dan tersenyum kecil.

"Jadi apa rencanamu nona? Apa kau ingin mengelabui Aaron?" Tanya Ray dan duduk didepan meja Harley.

"Aku tidak tahu ini adalah rencana Ray. Aku tidak ingin bercerai dengan Liam. Kau tahu kalau aku sangat mencintai nya. Dan surat ini aku sengaja buat agar Liam tidak kecewa padaku. Aku harus berpisah sementara dengannya" ujar Harley menyerahkan amplop itu pada Ray.
"Suruh anak buahmu mengantarnya sore nanti"suruh Harley pada Ray.

"Baiklah nona" jawab Ray sopan.
"Lalu apa anda akan tinggal dengan Aaron Constantine nona?" Tanya Ray melanjutkan pertanyaan nya. Harley mengangguk pelan.
"Benar Ray. Aku harus membebaskan anak-anakku walau diriku jadi taruhannya. Tapi aku akan memakai anting pelacakku agar kau tahu keberadaan ku disana. Dan tolong jaga ayah dan Liam beserta anak-anakku Ray" ucap Harley bangkit dari kursinya.

"Perintah nona akan saya laksanakan. Sekarang kita pergi menyusul mereka" balas Ray keluar dari ruangan Harley. Sedangkan Harley lagi memasang anting pelacak berbentuk berlian kecil di daun telinga kirinya. "

Off

"

"Jadi Harley?" Ucap Eddy kebingungan. Ray mengangguk pelan.
"Benar tuan. Itu adalah surat palsu. Nona tidak mungkin bercerai dengan orang yang dia cintai" balas Ray sambil melirik Liam.

"Berarti Harley tidak rela kita bercerai" ujar Liam tersenyum haru.
"Yup dude" balas Ray meneguk habis minumannya.

"Lalu apa yang akan dia lakukan disana?" Tanya Eddy penasaran. Ray menaikkan kedua bahunya tidak tahu.
"Hanya nona yang tau" jawab Ray santai.

Keesokan paginya

Harley yang sudah terbangun berada di balkon kamarnya yang luas. Dia mengenakan gaun tidur berwarna pastel dengan selendang di pundaknya sambil menatap pemandangan matahari terbit di pantai itu.

"Huftt aku rela anak-anak ku selamat. Semoga pengorbanan ku ini membuat mereka mengerti" keluh Harley membenarkan rambutnya yang hampir menutupi wajahnya. Tiba-tiba seseorang mencium pundak Harley dari belakang.

"Good morning my love. Kau menyukai pemandangan nya?" Ternyata itu Aaron dengan kemeja birunya. Harley berdecak kesal saat orang ini membuatnya terkejut di pagi hari.

"Mau apa kau?" Tanya Harley dingin menatap Aaron. Pria itu tersenyum dan mengelus wajah mulus Harley.
"Aku ingin mengajakmu keliling pantai dengan kapal pribadi ku" jawab Aaron memainkan rambut Harley yang panjang.

"Kau pergi saja sendiri dengan jalang-jalangmu. Aku tidak berminat" ucap Harley tidak peduli dan memasuki kamar mandi yang lumayan mewah isinya. Dia menanggalkan pakaian dan menyalakan shower air dingin. Harley memejamkan matanya saat air dingin itu membasahi dirinya.

' aku benar-benar tidak ingin melakukan apa-apa' keluhnya dalam hati. Dia menyabuni dirinya dengan sabun cair beraroma mawar yang disediakan dan menggosoknya dengan busa mandi. Tiba-tiba ada tangan yamg memeluk dirinya dari belakang.

"Kau sangat cantik jika mandi" Harley terkejut ternyata itu adalah Aaron yang masih mengenakan pakaiannya. Harley segera menutup dadanya dengan tangannya.

"Yesus! Apa-apaan kau" umpat Harley menjauh dari Aaron. Pria itu terkekeh dan berusaha mendekati Harley yang terpojok di dinding kamar mandi.

"Kau tahu. Aku sangat bergairah apa yang kau lakukan saat ini,saat kau tidur, saat kau mengumpat ku. Aku membayangkan jika setiap hari kita bercinta sayang" desah Aaron mengambil tangan Harley dan menaruh tangan lentik Harley di dadanya yang basah.

"Rasakan detak jantungku sayang. Seperti inilah jika aku memikirkan mu selama 17 tahun ini" ucap Aaron mengambil rambut Harley yang basah. Harley melepaskan dirinya dari Aaron.

"Kau!! Sangat mengerikan Aaron. Kau bukanlah orang yang aku kenal baik 17 tahun yang lalu. Kau berubah lebih mengerikan dari monster" umpat Harley menjauh tapi tangan Aaron menarik nya dan mencium bibirnya.

'cup'
Harley tersentak kaget mendapati dirinya dicium oleh pria yang bukan suaminya. Aaron mencium Harley lebih dalam dan memeluk pinggang Harley yang tanpa busana itu. Harley melepaskan ciuman itu.

"Lepaskan Aaron" bentak Harley mendorong Aaron menjauh. Dia mengambil bathrobe nya dan segera meninggalkan Aaron dikamar mandi. Aaron tersenyum senang dan mengelus bibirnya sendiri.

"Ini yang aku rindukan" desahnya dan segera keluar menyusul Harley.


Like Harley Quinn 2 ( End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang