surprising secret

52 0 0
                                    

Liam mengendong Agnes sambil memberikan sebotol susu untuk Agnes. Dia berada di taman belakang mansion Eddy saat ini. Liam menatap mata Agnes yang mirip sekali dengan Harley dan tersenyum kecil.

"Hei, kau tahu sayang. Kau akan jadi kakak sebentar lagi. Mungkin kakak-kakak mu tidak tahu tapi ini rahasia ku dan mama saja" ucap Liam menatap Agnes di gendongan nya.

"Apa? Harley hamil?" Terdengar suara Eddy dan Ray dibelakang Liam yang mau menghampirinya.

"Kenapa kau tidak memberitahu ku?" Tanya Eddy menatap Liam penasaran. Liam menghembuskan nafasnya.

"Kita ingin memberitahukan berita ini pada mu dan anak-anak ayah tapi dia malah diculik" jawab Liam menurunkan Agnes dan membiarkan dia berlari di taman bunga.

Sebelum makan malam

Harley sedang membereskan piring-piring makan malam atas kemenangan Axel dan Alexa. Saat dia mencuci piringnya, tiba-tiba Liam memeluknya dari belakang.

"Hai sayang" goda Liam mencium leher Harley.
"Jangan ganggu Liam" Harley mengelap tangannya dengan tisu. Harley menaruh tangannya dan mengalungkan nya dileher Liam.

"Aku merasa aneh Liam" gelisah Harley pada Liam.
"Aneh kenapa?" Tanya Liam merangkul pinggang Harley dan mendekatkan wajahnya ke Harley.

"Aku belum datang selama 2 bulan ini" jawab Harley menundukkan kepalanya. Liam menaikkan alisnya.
"Oh ya?" Tanya Liam mengajak Harley kekamarnya.

"Mungkin aku hamil?" Ujar Harley pergi ke meja riasnya dan mengambil testpack di laci yang selalu dia simpan untuk berjaga-jaga.
"Aku cek dulu" Harley memasuki kamar mandi dan dia membuka celana dalamnya dan dia buang air kecil di toilet. Selesai buang air kecil dia melihat testpack itu.

"Sambil menunggu aku akan mandi" Harley menaruh testpack itu di pinggir wastafel dan dia membersihkan dirinya di bawah shower. Selesai mandi dia melihat kembali testpack itu. Harley membulat kan matanya terkejut melihat hasil nya.

"Hasilnya... Liam..." Panggil Harley didalam kamar mandi.
"Ada apa Harley?" Tanya Liam memasuki kamar mandi dan melihat Harley yang masih memakai bathrobe nya.

"Aku hamil" girang Harley menunjukkan testpack itu yang menunjukkan 2 garis merah. Liam menutup mulutnya dan menatap Harley.
"Akhirnya" Liam memeluk Harley dengan eratnya.

"Terimakasih Harley" Liam mencium bibir Harley.
"Biarkan ini jadi rahasia kita Liam. Nanti sudah  perut ini membesar baru kita beritahu yang lain" ucap Harley keluar dari kamar mandi. Liam mengangguk kepalanya.

"Aku akan merahasiakan nya" janji Liam dan dia mandi di kamar mandi.

Off

"Harley? Aku punya cucu?" Eddy terdiam mendengar cerita Liam. Harley memberitahu kehamilan nya sebelum penyerang Eddy. Liam menundukkan kepalanya.

"Seharusnya kita berdua memberitahu kalian saat itu tapi Harley menyerahkan diri" ucap Liam mencubit tengah alisnya. Ray tersenyum getir dan menepuk bahu Liam.

"Kita berdoa saja agar Harley dan calon anakmu sehat-sehat saja" ujar Ray menatap Liam. Eddy mengepalkan tangannya dan dia memasuki mansionnya dan menuju ruang senjata.

"Aku segera menyelamatkan mu dan juga cucuku my daughter" Eddy mengambil shotgun nya dan keluar dari ruang senjata. Dia memanggil semua anak buahnya dan juga Ray berkumpul di ruang tengah.

"Kita akan menyerang orang itu yang telah menculik putriku dan juga cucuku. Aku tidak peduli dengan nyawaku sendiri. Persiapkan diri kalian semua dan siapkan senjata kalian. Kita habisi mereka semua" Eddy turun dari tangga dan semua anak buahnya membungkuk kan badannya dan mengikuti Eddy dari belakang. Liam dan Ray saling bertatapan melihat Eddy yang sangat dendam pada Aaron.

"Bro bagaimana ini?" Tanya Liam sambil menggendong Agnes. Ray mengambil handphonenya dan menelfon Alfredo dan yang lainnya yang masih di apartemen Harley.

"Ayo kita bebaskan teman kita" ucap Ray didalam telfonnya.

"Let's go" Alfredo menutup telfonnya dan dia pergi menuju parkiran mobil. Disusul oleh Domain, Belle, Akira, Slava, Jinso, Suri dan Allan. Mereka menyiapkan senjatanya dan juga kendaraan mereka. Liam melirik Ray disebelah nya.

"Kau yakin kita akan menyerang orang itu?" Tanya Liam melihat Ray yang menyiapkan senjatanya.
"Kau ingin istri mu selamat atau tidak?" Tanya balik Ray pergi ke mobilnya. Liam memberikan Agnes ke pelayan dan dia menyusul Ray dan memasuki mobil Ray.

"Ayo kita bunuh bajingan itu dengan benar" umpat Liam mengisi peluru nya. Ray segera mengemudikan mobilnya.

Harley berada di taman belakang mansion Aaron dengan kursi roda yang dia kenakan. Aaron mengajak nya ke taman karena Harley sangat bosan dikamar.

"Kau suka bunga mawar itu sayang?" Tanya Aaron mengambil tangan Harley.
"Yeah" jawab Harley tanpa menatap wajah Aaron disampingnya. Aaron memetik mawar yang penuh duri itu dengan tangannya dan membersihkan duri itu dengan tangannya.

"Ini" Aaron menyerahkan setangkai mawar merah itu untuk Harley. Dia mengambil nya.
"Terimakasih tapi tanganmu.." Harley melihat tangan Aaron yang berdarah. Aaron menggelengkan kepalanya.

"Untukmu aku rela terluka demi membuatmu senang" ucap Aaron mencium tangan Harley. Harley memutarkan matanya.
"Sini" Harley menarik tangan Aaron dan merobek bawah baju terusan nya dan melilitkan ke tangan Aaron yang terluka.

"Kau tidak tahu kalau aku benci melihat darah. Jika aku melihat darah aku akan muntah seharian" Harley terus melilit kan tangan Aaron dengan rapi. Aaron hanya tersenyum melihat perlakuan Harley yang menutup lukanya.

"Maaf aku baru tahu itu" ucap Aaron mencium kening Harley.
"Terimakasih kau mengobati ku" Aaron menatap mata Harley dan mencium bibirnya tapi Harley menolaknya.

"Jangan Aaron. Aku tidak mau" ucap Harley menggelengkan kepalanya. Aaron terkekeh dan mengelus pipi Harley dan membelakangi sehelai rambut panjang Harley yang hampir menutupi wajahnya.

"Kau semakin cantik saja dimataku Harley" puji Aaron mengecup ujung hidung Harley.
"Ayo kita masuk. Kita akan minum segelas jus dingin untukmu" ucap Aaron mendorong kursi roda Harley dan menuju mansion. Harley hanya terdiam melihat bunga mawar ditangannya dan mengelus perutnya.

' kuat selalu sayang'

Like Harley Quinn 2 ( End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang