night with the Obsession

70 0 0
                                    

Aaron mencium bibir Harley senang karena lamarannya diterima oleh wanita yang dia puja.

"Terimakasih sayang" ucap Aaron memasangkan cincin Ruby itu di jari manis Harley.
"Aku sudah memikirkannya tadi saat melihat diriku memakai gaun ini" balas Harley tersenyum memeluk Aaron.

"Apa kau terpaksa melakukan ini?" Tanya Aaron menatap mata biru Harley. Dia menggelengkan kepalanya pelan.
"Kau sudah melakukan nya padaku. Kau harus mempertanggungjawabkan segala perbuatanmu padaku" jawab Harley balik menuju ruang ganti. Harley meminta tolong pada pegawai itu untuk meminjamkan handphone nya.

" Ps: bawakan orang-orang ku yang menyamar menjadi anak buah Aaron. Siapkan senjataku.
Harley"

Harley mengembalikan handphone pegawai itu.
"Terimakasih" ucap Harley segera memakai bajunya kembali.
"Sama-sama nona" balas pegawai itu membuka tirai untuk Harley. Harley segera keluar dan melihat Aaron membayar gaun beserta hiasannya.

"Ayo" Aaron mengandeng tangan Harley menuju mobilnya. Mereka duduk berdampingan dibelakang.
Aaron melirik Harley yang sedang bersandar di bahunya.

"Tadi kau sangat dingin denganku. Tapi kau berubah pikiran menerima lamaran ku. Apa kau merencanakan sesuatu?" Tanya Aaron penasaran. Harley menoleh kepalanya dan mencium singkat Aaron.

"Sebenarnya aku memiliki emosi labil pada diriku. Aku pernah berkonsultasi dengan dokter di Spanyol tentang emosi jiwaku" jawab Harley dengan senyuman nya. Aaron mengelus rambut Harley yang panjang itu.

"Aku baru tahu itu. Maaf" ucap Aaron merangkul pinggang Harley dan menaikinya diatas pahanya dan menciumnya dengan mesranya.
" Apa kau sedang merencanakan untuk kabur sayang? Seperti di Paris waktu itu" sambung Ray mencengkram pinggang Harley.

"S..sakit" Harley kesakitan saat Aaron mencengkram pinggang nya.
"Itu aku merindukan anak-anak ku Aaron. Aku terpaksa kabur" ucap Harley menahan sakitnya. Aaron melepaskan cengkraman nya.

"Jangan kabur dariku Harley" ancam Aaron mencium bibir Harley lagi.
"Hmm" balas Harley membiarkan Aaron mencium bibir nya.

'eewww ' umpat Harley didalam hatinya.

Esoknya

Harley memulas bibirnya dengan lipstik merah di bibir mungilnya. Malam ini dia diajak makan malam dengan Aaron disebuah restoran mewah. Dia mengenakan dress pendek berwarna putih dengan lengan pendek. Ditambah dengan high heels hitam dan rambut panjang pirang bergelombang.

"Cantik sekali" puji Aaron dibelakang nya. Harley hanya tersenyum getir dan membalikkan badannya. Tangannya menggantung di leher Aaron yang mengenakan jas biru dongker.
"Kau lebih tampan lagi" balas Harley sambil tersenyum.

'tapi bohong' umpatnya dalam hati. Aaron merangkul pinggang Harley dan menuntunnya menuju mobil.
"Tak sabar aku ingin bersamamu hari ini" ucap Aaron dibelakang bersama Harley. Dia mencium tangan kanan Harley yang mengenakan cincin Ruby itu. Sesampai ditempat tujuan Aaron membukakan pintu samping Harley dan mengandeng tangan nya memasuki restoran itu. Didalam restoran itu sangat sepi. Tidak ada satupun pengunjung disana.

"Jangan bilang kau menyewa ini " ucap Harley melirik Aaron yang hanya tersenyum.
"Benar sekali. Aku ingin menikmati waktu dengan calon istri ku ini dengan makan malam romantis disini" balas Aaron menarik kursi untuk Harley. Harley segera duduk dikursi nya. Aaron hanya memandang wajah Harley sedari tadi.

"Kenapa kau hanya memandang wajahku Aaron. Apa makeup ku aneh?" Tanya Harley menyentuh wajahnya. Aaron hanya menggeleng kepalanya.
"Tidak. Hanya saja kenapa kau lebih cantik dari sebelumnya" puji Aaron mencium tangan Harley.

'payah' umpat Harley dalam hatinya. Aaron bangkit dari kursinya dan menjulurkan tangannya.
"Aku ingin berdansa dengan mu. Apa kau keberatan?" Tanya Aaron sambil tersenyum. Harley mengangguk pelan dan mengambil tangannya.

"Tentu" jawab Harley beranjak dari kursinya dan mereka berdansa dengan alunan piano. Harley memandang wajah Aaron yang begitu senang karena dia menerima ajakan nya.

' andai kau mengatakan perasaanmu itu dulu Aaron. Tak mungkin aku sekarang ini membencimu. Aku semakin takut denganmu yang telah memperkosa diriku' ucap Harley dalam hatinya. Aaron menaruh kepalanya ke leher Harley yang memakai parfum vanilla.

"Terimakasih sayang. Kau mewujudkan impianku" ucap Aaron mencium aroma leher Harley.
Harley memejamkan matanya lama karena dia tidak percaya apa yang dia lakukan saat ini.

' Aaron, aku membenci mu' umpatnya dalam hari.
"Sama-sama Aaron" balas Harley. Aaron mengelus pipi Harley dan mendekatkan bibirnya ke bibir merah Harley.

'cup'
Harley menerima ciuman Aaron yang sangat lembut itu.
"Besok kita akan menikah Harley. Aku sangat tidak sabar" girang Aaron memeluk Harley dengan eratnya.

"Aku bersyukur kalau kau senang" ucap Harley mengelus rahang Aaron. Akhirnya mereka menikmati makan malam mereka di restoran itu dan mereka pulang ke mansion.

Sesampai di mansion Harley memasuki kamarnya dan membuang high heels nya sembarangan. Dia merebahkan dirinya diatas kasur.

"Fuck. Besok aku menikah dengan orang gila ini. Aku khawatir apa Ray melaksanakan tugas yang aku beri ya?" Tanyanya pada dirinya sendiri. Harley melepaskan anting pelacak nya dan menatap anting itu.

"Untung saja aku memakai beberapa piercing  ditelingaku. Jadi tidak ketahuan" ucap Harley tersenyum menyentuh daun telinganya yang memakai beberapa piercing di telinganya.

"Besok adalah hari yang buruk" ucap Harley tersenyum dan memasang kembali pelacak nya.

Sementara itu

Aaron tertawa didalam kamarnya sambil meminum sebotol wine. Dia menghamburkan beberapa bunga mawar dikamarnya yang penuh dengan foto Harley.

"Ha..haa...ha... Akhirnya dia miliki ku" girang Aaron meneguk botol wine nya. Dia mencium foto Harley yang berserakan di lantai kamarnya. 

"Besok adalah dia akan menjadi milikku seutuhnya" ucap Aaron berbaring di atas kasurnya dan melemparkan foto-foto Harley.

Like Harley Quinn 2 ( End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang