fierce battle

53 0 0
                                    

Harley terus berseluncur dengan sepatu rodanya. Dia terus berseluncur tanpa henti walau kakinya menahan rasa sakit.

"Aku harus kuat. Tuhan tolong aku" dia berseluncur  sambil membawa tongkat bisbol nya. Aaron terus mengejarnya dengan mobilnya tapi Harley terus lari menghindar Aaron.

"Berhentilah Harley" teriak Aaron terus mengendarai mobil nya. Harley menoleh kebelakang.

"Tidak mau!" Balas Harley terus mengendarai sepatu rodanya dengan cepat.

Jinso dan Domain turun dari helikopter nya sambil menembak musuh-musuh Harley.

"Jinso, tolong ledakan mereka" titah Domain terus menembak anak buah Aaron yang mau meyelakai Liam.

"Baik" Jinso melemparkan granat ke arah anak buah Aaron yang berusaha menangkapnya.

'duarr'
Beberapa dari mereka hancur lebur terkena ledakan granat Jinso. Domain menghampiri Liam yang berusaha menembak anak buah Aaron dengan senjatanya.

"Ini. Cari istrimu dan selamatkan dia" ucap Domain membuka pintu mobil Slava.

"Baik" Liam masuk kedalam mobil itu dan mengendarai nya dengan kecepatan penuh. Eddy yang melihat Liam yang ingin menyusul Harley memberhentikan mobil itu.

"Aku ikut. Aku ingin anakku bebas dari orang itu" ucap Eddy pada Liam.

"Baik ayah" Eddy memasuki mobil itu dan mengikuti Liam menyusul Harley yang berlari entah kemana. Ray terus menembak musuh dengan teman-teman Harley.

'dorr..dor...dorr..'
Ray terus menembak dengan membabi buta. Akhirnya mereka mati terkena tembakan dan ledakan yang mereka perbuat.

"Huftt... Akhirnya..." Ray melihat sekelilingnya yang penuh dengan anak-anak buah Aaron yang tewas.

"Kalian tidak apa-apa?" Tanya Ray menghampiri Alfredo yang mata kirinya tergores pisau. Yang lain hanya luka-luka tapi tidak terlalu parah.

"We fine Ray" jawab Domain menahan luka di lengan kanannya.

"Baik, kita susul nona Harley dengan helikopter" Domain dan Jinso melirik satu sama lain.

"Errr Ray, sebenarnya kami mengajak anak-anak untuk ikut" ucap Jinso menundukkan kepalanya. Ray terkejut apa yang di dengarnya.

"Hah? Bagaimana bisa kalian mengajak mereka?" Pekik Ray memegang bahu Domain. Mata Domain melirik kekanan dan kekiri.

"Mereka mirip dengan Harley Ray. Mereka memaksa untuk ikut. Dan mereka yang menyarankan kami membawa beberapa helikopter dan pasukan kami semua untuk membantu kalian" jawab Domain melepaskan tangan Ray di bahunya.

"Mereka cerdik Ray untuk membantu kalian. Tak sia-sia Harley mendidik mereka seperti dirinya" sambung Jinso mengusap hidungnya yang berdarah. Ray menghembuskan nafasnya.

"Okey. Sekarang kita susul nona" Ray melangkahkan kakinya menuju helikopter. Saat dia memasuki nya terdapat Axel Alexa Ivan membawa senjata  FN Fall.

"Hai uncle" sapa mereka mengisi pelurunya. Ray menggelengkan kepalanya.

"Dasar" umpat Ray mengacak rambut Axel dan Ivan. Belle yang terluka melilit lengannya dengan perban. Dia mengambil Agnes yang sedang membawa boneka.

"Hai sayang" sapa Belle mencium pipi Agnes.

"Ayo berangkat" Ray memakai pelindung telinga dan menerbangkan helikopter pribadi Eddy untuk menyusul Harley.

Harley terus berseluncur diatas aspal jalan raya untuk menghindari Aaron yang terus-menerus mengejarnya. Aaron mendekatkan mobilnya tepat dibelakang Harley.

"Harley berhenti" teriak Aaron mengeluarkan senjatanya tapi Harley memegang dashboard mobil Aaron. Harley menghembuskan nafasnya dan memejamkan matanya.

"Fuck" Harley melompat kebelakang dan menendang kepala Aaron dengan kakinya.

'dugh'
Harley meremas kerah baju Aaron dan menghajar wajah nya.

"Sialan kau! Fuck you! Psyco! Gila!" Umpat Harley memukul wajah Aaron dengan tangannya. Aaron meminggirkan mobilnya dengan suara berdecit.

"Lepas Harley!" Teriak Aaron mencengkram leher Harley.

"Argh..." Harley mengambil sesuatu dari tangan kirinya dan tangan kanannya menahan tangan Aaron yang mencekiknya. Harley mengambil sebilah pisau di kantung jaketnya.

'jleb'
Harley menikam lengan kekar Aaron bertubi-tubi.

"Kau hampir membuatku gila. Kau membuatku hancur Aaron" pekik Harley terus menusuk tangan Aaron sampai darahnya terciprat di wajahnya.

"Arghh lepas Harley lepas" mohon Aaron melepaskan cengkraman lehernya. Harley menyudahi perbuatan nya dan menarik Aaron ke jalan raya dan melemparkan dirinya.

"Aku lelah dengan semua yang kau lakukan ini Aaron. Kau terus menerus menyiksa batinku karena dirimu.  Kau tega membuat temanmu ini kesakitan menahan rasa rindu" Isak Harley membuang pisau itu kesembarang arah. Aaron melirik Harley yang terisak-isak mengeluarkan emosinya. Dia menggelengkan kepalanya pelan dan bangkit dari aspal sambil menahan darah di lengannya.

"Maafkan aku Harley. Aku terlalu mencintaimu disaat kau menolong ku waktu itu. Aku terus menahan perasaan ku tapi aku terlalu pengecut karena aku gemuk dan tidak menarik. Aku melakukan semua ini hanya untukmu" Aaron berusaha menghampiri Harley.

"Tapi aku hancur mendengar kau menikah dengan orang yang kau cintai. Itu membuatku gila pada keadaan dirimu Harley. Aku selalu memantau dirimu dan mencari foto-foto mu dimanapun kau berada sayang" dia menutup wajahnya.
"Maaf .. jika aku membuatmu menderita" sesal Aaron berlutut didepan Harley.

"Biarkan aku bebas Aaron. Lepaskan aku. Aku sudah memiliki keluarga dan anak-anak" ucap Harley berlutut menyentuh wajah Aaron.
"Carilah wanita yang lebih baik dariku Aaron. Kau bisa hidup bahagia bersamanya" ujar Harley menarik kepala Aaron dan menaruhnya didepan dadanya dan mengelus rambut hitamnya.

"Biarkan aku pergi temanku" Harley mengecup ujung kepala Aaron dan melepaskan pelukannya. Tak lama kemudian Eddy dan Liam datang dengan mobil.

"Anakku" Eddy keluar dari mobil dan juga Liam menyusul. Harley melepaskan sepatu rodanya dan berjalan tertatih menghampiri Eddy.

"Ayah" Harley memeluk Eddy dengan eratnya.
"Aku merindukanmu ayah" ucap Harley terisak di dalam dada Eddy. Liam tersenyum kecil dan menghampiri Harley.

"Sayang" Liam merenggangkan kedua tangannya pada Harley. Harley melepaskan pelukannya dan menghampiri Liam dan memeluknya.

"Sorry" sesal Harley memeluk Liam dengan eratnya. Liam menaikkan dagu Harley dan mencium bibirnya yang ada darah diujung bibirnya.

"Ayo kita pulang" ucap Liam mengusap wajah Harley dan Harley tersenyum kecil. Aaron yang panas melihat itu mengambil senjatanya dan menodongkan kearah Liam.

'dorr'

Like Harley Quinn 2 ( End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang