curbed by him

141 1 0
                                    

Harley masih diam mematung diatas kasur dengan selimut di badannya. Aaron menghampiri Harley dan memberikan nya sebuah baju pria yang kebesaran.

"Harley ayo kita pergi untuk belanja pakaian. Aku membawa kan baju untukmu walau ini pakaian pria" ucap Aaron memberikan sweater turtleneck dan jas putih dengan sabuk Chanel berwarna hitam.

"Aku tidak mau kemanapun" balas Harley tidak mau melihat Aaron. Aaron menghembuskan nafasnya dan memakai kan sweater itu dibadan Harley.

"Jangan begitu my Quinn, aku berusaha ingin bersamamu. Aku bisa membeli apapun yang kau inginkan asalkan kau bahagia bersamaku" ucap Aaron sabar memakainya sabuk agar sweater itu terlihat seperti pakaian wanita. Dia memakaikan Harley high heel yang Harley lempar tadi di ruang makan dan memakainya. Harley melihat high heels yang dia kenakan itu.

"Darimana kau mendapatkan sepatu ini?" Tanya Harley baru ingat kalau Aaron tidak memiliki pakaian wanita dilemari nya. Aaron tersenyum dan memakainya jas putih untuk Harley.

"Itu dari mantan kekasih ku" jawab Aaron menyudahi memakaikan pakaian untuk Harley.
"Dia aku bunuh saat dia menghinamu disini. Jadi aku bunuh dia dan aku kubur jasad nya di halaman mansion ini agar menjadi pupuk untuk tanaman-tanaman disini" sambung Aaron mengangkat Harley untuk berdiri. Harley tertegun bahwa Aaron lebih parah darinya.

"Kau psyco" umpat Harley membenarkan rambutnya dari telinganya. Aaron mengandeng tangan Harley dan keluar dari ruangan itu.

"Kau juga" balas Aaron berjalan keluar dari mansionnya.
"Itu dulu. Sekarang aku tidak melakukan nya lagi" ucap Harley terus ditarik oleh Aaron menuju mobilnya.

"Kita mau kemana?" Tanya Harley didalam mobil. Aaron menggenggam tangan Harley dengan eratnya.
"Nanti kau akan suka" jawab Aaron mencium pipi Harley sekilas. Akhirnya mereka sampai di bandara. Harley keluar dari mobil bersama Aaron yang selalu menggenggam tangan Harley.

"Kita mau kemana sebenarnya Aaron?" Tanya Harley curiga pada Aaron.
"Kita akan merayakan pertemuan kita di Perancis sayang. Kita akan menjadi sepasang kekasih" jawab Aaron tersenyum seringai. Harley terkejut dan melepaskan genggaman tangan Aaron.

"Kau gila. Aku punya suami Aaron. Aku tidak mau" tolak Harley berlari tapi dia ditangkap oleh bodyguard Aaron dengan cepat. Aaron terkekeh dan mengangkat badan Harley memasuki pesawat pribadinya. Dan pesawat lepas landas menuju Perancis.

"Haa..ha..ha.. mau tidak mau itulah perjanjian mu jika keluargamu ingin selamat" ucap Aaron mengikat badan Harley di kursi pesawat dengan tangan diborgol dan badan di ikat dengan sabuk pengaman.

"Lepaskan aku pria sial. Aku menyesal menolong mu. Lebih baik kau di hajar habis-habisan oleh mereka" geram Harley berontak berusaha melepaskan kekangannya. Aaron yang disamping kursi Harley hanya tersenyum sambil memfoto Harley dengan handphonenya.

"Kau semakin cantik jika marah" puji Aaron mengelus rambut Harley. Harley melirik Aaron dengan tatapan datar.
"Kau pria menyebalkan yang pernah aku temui seumur hidupku" umpat Harley masih terdiam di kursi nya. Aaron menghampiri Harley dan mencium pipi kirinya.

"Kau tahu, umpatanmu itu membuatku bergairah sayang. Entah aku sangat memuja dirimu walau kau sudah bersuami" bisik Aaron memainkan tangannya dipaha Harley dan memasukan tangannya di kewanitaan nya.

"Apa yang kau lakukan?" Harley menggigit bibir bawahnya saat Aaron memainkan tangannya di kewanitaan nya.
"Kau menyukainya?" Tanya Aaron mencium bibir Harley dan melanjutkan ciumannya. Harley menggelengkan kepalanya.
Aaron tersenyum miring dan terus memainkan nya.

"Ahh..." Harley mendesah pelan dan Aaron terus melakukan nya.
"Kau menginginkan nya sayang?" Tanya Aaron mencium bibir Harley terus menerus.

"Sudah... Aku mohon" pinta Harley memohon untuk disudahi. Aaron tersenyum dan melepaskan tangannya dari kewanitaan Harley. Harley menstabilkan nafasnya pelan.

"Nanti aku akan menginginkan nya jika kau menginginkan nya juga" ucap Aaron mengelapkan tangannya dengan tisu basah dan tak lupa di sela paha Harley dia bersihkan.

"You... Son of the bitch" umpat Harley memejamkan matanya untuk mengatur nafasnya. Aaron mengelus pipi Harley dan dia kembali ke kursinya.

"Jangan membuatku bergairah dengan umpatanmu sayang. Nanti aku akan menerkam mu jika aku menginginkan nya" balas Aaron meminum champagne nya.
"Sekarang nikmati perjalanan ini menuju Perancis. Kau boleh belanja apapun disana. Aku tahu kau suka pergi kesana untuk membeli pakaian dengan merk favorit mu" ucap Aaron menghabiskan champagne nya tanpa sisa. Harley menghembuskan nafasnya kasar dan menatap jendela pesawat sampai tertidur.

Di mansion Eddy Quinn

Liam dan Ray menuju kamar Eddy yang dijaga oleh anak buah Harley. Mereka menghampiri Eddy dengan buku tahunan Harley.

"Tuan besar,kita mau bertanya pada anda" Ray menghampiri Eddy yang masih berbaring diatas kasurnya.

"Ada apa Ray?" Tanya Eddy merubah posisinya menjadi duduk. Liam menyusul Ray dan menyerahkan buku tahunan Harley dan menunjukkan foto pria gemuk dengan mata hijau dan berambut hitam.

" Apa kau pernah mengenalnya ayah?"  Tanya Liam menyerahkan buku itu pada Eddy. Eddy melihat buku tahunan Harley dengan seksama.

"Aaron Constantine? Aku mengenal ayahnya" ucap Eddy menutup buku itu.
"Dia pernah aku dan Harley bunuh di Perancis sekitar 14 tahun yang lalu" sambung Eddy. Ray dan Liam mendengar dengan seksama.

"Apa kemungkinan orang ini yang menculik Harley?" Tanya Liam pada Eddy. Eddy mengangguk dan menghembuskan nafasnya.
"Mungkin saja" jawab Eddy dan memijit keningnya.

"Saya rasa orang ini tidak memiliki dendam pada nona, tetapi yang saya takutkan adalah hal yang dibenci oleh nona sendiri" ucap Ray mengambil buku itu ditangan Eddy. Liam dan Eddy mengerutkan kening mereka menatap Ray.

"Maksudmu apa Ray?" Tanya Eddy kebingungan. Ray memutarkan bola matanya khawatir.
"Pria ini sangat terobsesi pada nona Harley"



Like Harley Quinn 2 ( End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang