the choice

172 2 0
                                    

Keesokan harinya, Harley tersadar dan  membuka matanya pelan dan terdapat dirinya berada di ruangan yang sangat gelap. Saat ingin merenggangkan tangannya dia tidak bisa melakukannya.

"Kenapa tanganku tidak bisa digerakkan?" Betapa terkejutnya dia merasakan dirinya terikat di kursi single dari kaki dan tangannya terikat kuat dengan tali.

"Yang benar saja" umpat Harley berusaha melepaskan dirinya.

"Akhirnya aku bertemu denganmu cantik" Harley terkejut mendengar suara seseorang dari entah dimana karena ruangan itu sangat gelap.

"Siapa itu? Keluar! Jangan main-main dengan ku" geram Harley pada suara misterius itu. Tiba-tiba lampu menyala dan menampakkan seluruh ruangan itu penuh dengan foto dirinya.

' astaga! Aku benci ini' umpat Harley dalam hati. Tiba-tiba ada suara langkah kaki yang menuju dirinya. Terdapat seorang pria bermata hijau berambut hitam dengan badan yang kekar sambil tersenyum membawa setangkai bunga mawar merah. Pria itu mengenakan pakaian kemeja biru dongker.

"Siapa kau?" Tanya Harley kebingungan pada pria ini. Pria itu terkekeh dan mengelus pipi Harley dengan tangannya yang bertato.

"Ingatkah kau padaku Quinn?" Tanya pria itu berlutut didepan Harley sambil menahan tangan dengan ganggang kursi yang diduduki Harley.

"Aku tak kenal siapa dirimu pria aneh" jawab Harley dingin. Pria itu terkekeh dan membuka ikatan rambut Harley dan menggeraikan rambut pirang Harley yang panjang.

"Begini lebih cantik" puji pria itu menghirup aroma rambut Harley.
"Harum sekali" Harley bergidik ngeri pada pria aneh ini.

"Siapa kau sebenarnya? Apa kau yang membunuh ayahku kemarin? Dan apa tujuanmu menculik ku?" Tanya Harley tak sabar ingin dilepaskan. Pria itu segera berada di depan Harley.

"Ya. Aku lah yang menyuruh orang-orang ku untuk menyerang mansion Eddy Quinn. Agar kau terpancing untuk kesana dengan penangkapan palsu itu" pria itu mengelus bibir Harley dengan jempolnya.
Harley terkejut apa yang di dengarnya itu. Dia menatap pria itu dengan benci.

"Bedebah kau pria sial. Aku tak tahu siapa dirimu dan berani nya kau merencanakan ini hanya untuk menculik ku" bentak Harley berusaha melepas dirinya. Pria itu tertawa melihat Harley yang berusaha melepaskan dirinya.

"Haa...ha...ha... Kau tak bisa melepaskan diri sayang disini. Karena penjagaan disini sangat ketat dan tidak ada satupun yang bisa lolos dari sini" ucap pria itu mengejek nya. Dia menghampiri perapian yang ada di ruangan itu.

"Aku hanya menculikmu sampai kau punya perasaan padaku Harley selama kau bisa mencintai ku" ucap pria itu mengambil foto diatas perapian yang ternyata adalah foto Harley. Harley menaikan satu alisnya.

"Bitch! Ini bukan film 365 day dimana kau menculik seorang wanita dan menjadikan nya budak seks setiap harinya. Lalu kau paksa jatuh cinta" geram Harley pada pria aneh ini. Pria ini hanya terkekeh dengan ucapan Harley tadi.

"Aku memberikanmu pilihan sayang" pria itu menghampiri Harley dan menaikan dagunya agar Harley bisa menatap pria itu.

"Aku tidak butuh pilihan untuk mencintaimu pria aneh. Aku punya suami dan 3 anak" ucap Harley dingin. Pria itu menatap mata biru Harley yang sangat terang itu. Dia mengusap pipi Harley yang sedikit memerah.

"Wow... Itu tidak membuatku terkejut. Karena aku sudah tahu" balas pria itu mendekatkan wajahnya pada Harley.
"Ikut bersamaku tapi keluargamu aman atau kau lari tapi keluargamu mati dengan sadis" ucap pria itu dingin. Harley membulat kan matanya dengan pilihan itu.

"Siapa kau sebenarnya?" Tanya Harley pada pria itu. Kenapa pria ini tahu semua tentang dirinya.

"Namaku Aaron Constantine. Kau mungkin tahu dengan nama belakang itu" jawab pria itu menyunggingkan senyumannya.

"Aku tidak tahu" ucap Harley tak peduli. Aaron mencium bibir Harley sekilas.

'cupp'

Harley terkejut apa yang dilakukan oleh Aaron.
"Lephh..assh" Harley menggigit bibir bawah Aaron sampai berdarah.

"Arghh...." Harley tersenyum miring melihat pria itu kesakitan.
"Aku menyukai nya" ucap pria itu tersenyum seringai. Harley terkejut apa yang dilihatnya. Aaron menjambak rambut Harley dengan kasar.

"Arghh...dasar menyebalkan" umpat Harley pada Aaron yang menjambak rambutnya. Aaron tersenyum seringai dan menjilati pipi Harley.

"Pilih pilihanku Harley Quinn. Atau suami dan anak-anak mu menjadi korban" Aaron menunjukkan foto anak-anak Harley dan Liam. Harley terkejut darimana foto itu diambil.

"Lepaskan aku pria gila. Lebih baik aku mati daripada keluargaku tersiksa" teriak Harley geram pada pria ini. Aaron terkekeh dan mencengkram dagu Harley.

"Pilihlah sayang" ucap pria itu lembut. Harley membayangkan jika anak-anaknya diculik dan dibunuh oleh pria ini. Juga Liam akan dibunuh lebih buruk. Harley menitikkkan air matanya tak rela.

"Pertama. Aku pilih pertama" jawab Harley pasrah. Aaron tersenyum dan mencium kening Harley.

"Pilihan yang bagus sayang. Aku pastikan keluargamu aman dan kau akan dipenuhi dengan fasilitas yang baik dari suamimu" ucap Aaron memberikan sebotol air mineral untuk Harley dan Harley meneguknya dengan cepat. Aaron mengelapkan bibir Harley yang sedikit basah.

"Aku akan mengantarmu kekamarmu sayang" Aaron melepaskan ikatan ditubuh Harley dan menggendong nya. Mereka keluar dari ruangan itu dan menuju kamar Harley.

"Ini dimana?" Tanya Harley pada Aaron.
"Ini di Yunani" jawab Aaron tersenyum. Harley hanya diam dan mengeratkan tangannya dileher Aaron.

"Sudah sampai" Aaron menurunkan Harley diatas kasur besar. Harley melihat sekeliling kamar itu yang berdominan berwarna hitam dan ada bunga mawar merah disamping kasurnya.

"Istirahatlah" Aaron mencium ujung kepala Harley dan menguncinya dari luar. Harley melihat sekeliling kamarnya tanpa celah. Hanya jendela yang diberi besi. Dia turun dari kasur itu dan pergi kekamar mandi. Didalam kamar mandi itu sangat luas dan mewah. Harley membuka pakaiannya dan berendam di dalam bathtub besar seperti kolam. Harley menangisi keputusannya tadi.

"Hiks... Maafkan aku" Harley menyesali keputusannya sambil menangis.

Liam dan Ray berada di mansion Eddy Quinn beserta dengan anak-anaknya untuk menjaga Eddy yang masih terkena cedera dikakinya karena diinjak oleh orang suruhan Aaron. Ray menatap layar laptopnya untuk melihat cctv mansion.

"Seperti dari seragam orang-orang ini sangat asing bagiku. Aku belum pernah melihat orang-orang suruhan ini dengan profesional dalam membunuh musuh" ucap Ray fokus melihat kejadian kemarin. Liam melipatkan kedua tangannya dan ikut melihat kejadian kemarin.

"Kira-kira siapa yang melakukan ini?" Tanya Liam pada Ray menutup laptopnya dan menolehkan kepalanya kearah Liam.

"Dari insting seorang tangan kanan nona Harley, aku rasa orang ini memiliki obsesi atau tujuan tertentu pada nona" jawab Ray menggosok rambutnya. Liam menaikkan alisnya bingung.

"Siapa yang kau maksud?" Tanya Liam bingung pada Ray. Ray menghembuskan nafasnya berat.

"Hanya nona yang tahu. Kita hanya mencarinya dari masa kecil nona sendiri" jawab Ray bangkit dari duduknya.

"Kau bantu aku ke kamar lama nona. Kita lihat buku tahunan sekolahnya"

Like Harley Quinn 2 ( End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang