surrender

70 0 0
                                    

Sesampai di tempat tujuan, Harley dan Ray memasuki halaman mansion Aaron. Diluar mansion terdapat beberapa anak buah Aaron menyambut nya.

"Ray" Harley melirik Ray disamping nya.
"Biar saya menemani anda nona" ujar Ray keluar bersama Harley. Dikawal oleh beberapa anak buah Aaron yang mengikuti mereka dari belakang. Saat mereka sampai diruang pribadi Aaron, pria itu menyambut Harley dengan segelas champagne ditangannya.

"Selamat datang sayang. Akhirnya kau kemari juga" girang Aaron menghampiri Harley sambil meminum minumannya. Ray melihat sekelilingnya, tidak ada tanda anak-anak disini.

"Dimana anak-anak ku Aaron? Aku sudah melakukan hal yang kau inginkan. Sekarang bebaskan mereka" tanya Harley mengepal kan tangannya. Aaron menaikkan dagu Harley dengan senyuman seringai.

"Baiklah aku akan membebaskan mereka. Tapi..." Aaron mengambil tangan kiri Harley.
"Lepaskan cincin bodoh itu. Baru aku bebaskan mereka" ujar Aaron tersenyum dan mencium tangan Harley. Ray menggelengkan kepalanya.

"Jangan nona" ucap Ray tiba-tiba Ray dihadang oleh beberapa anak buah Aaron.
"Lepaskan aku" geram Ray. Harley menghembuskan nafasnya kasar dan melepaskan kedua cincin itu dari tangannya.

"Lepaskan Ray. Biar dia yang membawa cincin ini" ucap Harley menghampiri Ray dan memberikan kedua cincin itu. Ray lalu dilepaskan dari anak buah Aaron.
"Tolong Ray" pinta Harley memberikan cinciin itu pada Ray. Ray mengangguk mengerti.

"Baik nona" tiba-tiba ada suara larian menghampiri Harley.

"Mama"
"Aunty" ternyata itu adalah Axel Alexa Ivan dan Agnes. Harley melebarkan tangannya.
"Anak-anakku" ucap Harley memeluk mereka dan mencium keningnya.

"Terimakasih Tuhan" syukur Harley memeluk Agnes dengan eratnya.
"Mama kenapa kesini?" Tanya Axel penasaran. Harley mengelus pipi Axel yang ada sedikit darah kering.

"Mama harus berkorban sayang" jawab Harley menahan tangisnya.
"Mama akan bersama orang jahat ini?" Tanya Alexa tidak mengerti. Harley mengangguk lemah.

"Iya sayang. Maaf" jawab Harley melihat luka Ivan yang berada di tangan kirinya.
"Ivan, tolong jaga mereka ya" ucap Harley mengelus kepala Ivan.

"Tidak aunty, jangan kau bersama orang gila ini. Dia membuatmu menderita" balas Ivan mengambil tangan Harley memohon. Tak lama kemudian Agnes menangis keras.

"Bisakah anak ini dibawa pulang secepatnya? Aku ingin bersama dengan kekasih ku" Aaron menghampiri Harley tapi Harley mengendong Agnes.

"Beri aku 2 jam bersama anak-anak ku. Biar aku menyusui Agnes dan membuatnya tertidur" pinta Harley pada Aaron. Aaron mengangguk mengerti sambil meminum champagne nya.

"Baiklah aku berikan kau waktu untuk bersama mereka" ucap Aaron meninggalkan Harley di ruang pribadi nya. Harley menghembuskan nafasnya dan dia duduk di sofa sambil mengendong Agnes.

"Minum dulu ya sayang" Harley membuka kausnya dari atas dan memberikan dadanya untuk menyusui Agnes. Anak itu minum dengan cepat. Alexa menghampiri Harley.

"Maa..." Harley tersenyum tipis dan mengelus pipi Alexa.
"Sayang...."  Harley melepaskan kalung nya dan memberikan pada Alexa.
"Berjanjilah pada mama. Jaga kakak-kakak dan adik mu ya sayang" ucap Harley menghapus air matanya.

"Mama tidak seperti ini ma.. kenapa kau tidak bunuh saja orang itu? Dia telah membuat mama menderita" Axel bertumpu di paha Harley. Harley mengusap rambut chesenut Axel.
"Mama tidak mau kalian menjadi korban dari karma mama sayang. Biar mama yang menanggungnya" ucap Harley memanggil Ivan.

"Tolong Ivan ya. Jaga adik-adik mu ini. Sampai pada uncle Liam bahwa aku mencintainya" pinta Harley memegang tangan Ivan.
"Baik aunty" Ivan memeluk Harley dengan eratnya.

"Terimakasih kau sudah menjadi pengganti ibuku" ucap Ivan menahan tangisnya. Harley mencium rambut Ivan dan menatap mata hijaunya.
"Kau tahu, kau sudah membuatku jatuh cinta saat pertama kali bertemu. Aku menyayangimu seperti aku menyayangi anak-anakku" balas Harley mengacak rambut Ivan.

"Ray" Harley memanggil Ray. Pria itu segera menghampiri nya.
"Tolong bawa mereka dengan selamat" Harley menyerahkan Agnes yang sudah tertidur di tangan Ray.

"Saya akan melaksanakan tugas anda" jawab Ray sambil tersenyum. Harley mencium kening dan pipi Agnes bergantian.
"Goodbye my baby" ucap Harley mengelus rambut pirang Agnes.

"Kemarilah sayang" Harley berlutut dan merentangkan tangannya menyambut ketiga anak itu. Mereka memeluk Harley dengan eratnya.

"Mama"
"Aunty" ucap mereka tidak rela.
"Kalian jaga papa dan kakek ya. Mama sangat menyayangi mereka" ujar Harley melepaskan pelukannya. Ketiga anak itu menghampiri Ray yang sedang mengendong Agnes.

"Da... Mama" mereka meninggalkan Harley diruangan itu dan menuju mobil Harley. Ray mengendarai mobil menuju mansion Eddy Quinn. Harley melihat mereka yang sudah menjauh dan menangis didekat jendela sambil berlutut.

"Hikss... Maaf" isak Harley tersedu-sedu. Aaron berada di depan Harley sambil melipatnya kedua tangannya didepan dadanya.

"Sudahlah. Sekarang kau istirahat dulu. Aku tidak mau kekasihku menjadi panda di mata cantiknya itu" ucap Aaron mengangkat Harley untuk berdiri. Harley menatap Aaron kesal.

"Kau bedebah" umpat Harley menghapus sisa air matanya itu. Aaron terkekeh dan mencium tangan Harley yang ada sedikit luka karena terjatuh tadi.

"Itulah aku sayang. Biar aku antar kekamar mu" Aaron merangkul Harley menuju kamar yang dia tuju. Sesampai dikamar Harley terdapat isi ruangan itu penuh dengan bunga mawar merah segar. Kamar itu dominan berwarna putih.

"Kau menyukai sayang?" Tanya Aaron memeluk Harley dari belakang dan mencium lehernya. Harley segera melepaskan diri.

"Biarkan aku istirahat seorang diri Aaron. Aku tidak ingin diganggu" ucap Harley tidak peduli tapi Aaron menghadap badan Harley didepan nya lalu mencium bibir mungil Harley dengan rakusnya.

"Kau membuatku kecanduan dengan dirimu sayang. Kau seperti narkoba dihidupku" desah Aaron memasukan tangannya kedalam baju Harley.
"Lepaskan!" Harley melepaskan tangan Aaron dengan kasarnya.

"Tolong biarkan aku sendiri dulu. Kau sudah mendapatkan diriku jadi hargai keputusan ku" Harley benar-benar tak tahan dengan semua ini. Aaron tersenyum kecil dan pergi menuju pintu keluar.

"Baiklah sayang. Aku akan menghargai keputusan mu itu. Besok kita akan menjadi kekasih yang sesungguhnya" Aaron tertawa mengerikkan dan mengunci kamar Harley dari luar. Harley menarik nafasnya untuk menahan emosinya. Dia berlutut dipinggir kasur dan melipat kedua telapak tangan nya menjadi satu.

"Tuhan, tolong aku menghadapi cobaan ini. Aku benar-benar depresi saat ini. Aku terpaksa berpisah dengan suamiku,ayahku juga anak-anak ku. Tolong aku Tuhan, bantu aku menghadapi ini" Harley menyudahi doanya dan pergi membersihkan diri dan tidur dikasur yang penuh dengan bunga mawar itu.

Like Harley Quinn 2 ( End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang