blood sweat tears

53 0 0
                                    

Harley melihat jam tangannya. Sudah jam 03.00 pagi dan dia sudah berada didepan mansion Aaron. Harley menghembuskan nafasnya dan segera keluar dari mobilnya. Saat dia keluar, beberapa anak buah Aaron menghampirinya.

"Nyonya anda sudah ditunggu oleh tuan" ucap salah satu dari mereka. Harley mengangguk dan dia dikawal menuju ruang tengah. Harley menghentikan langkahnya dan terdiam. Tangan Harley bergerak keatas dan menggerakkan tangannya seperti menari.

"Nyonya tuan sudah menunggu anda" salah satu dari mereka menghampiri Harley yang sedang menari lemah gemulai. Kaki Harley terangkat dan tampaklah sebuah pisau diujung sepatu nya dan menancap ke arah leher anak buah itu.

'Jleb'
Darah anak buah Aaron mengenai wajah Harley dan Harley terus menggerakkan kakinya untuk meyelakai beberapa anak buah itu dengan kakinya.

"Ha..haa...ha... Ini membuatku senang" Harley tertawa tak terkontrol melihat beberapa mayat bergeletakan dilantai. Saat dia membalikkan badannya, tiba-tiba kaki Harley tertembak dengan senjata hk416.

'dor..dor..dor..'
Harley tersungkur dan dagunya terbentur lantai. Beberapa anak buah Aaron yang menembaknya mengangkat badan Harley.

"Nyonya sudah ditunggu oleh tuan di gudang bawah tanah" mereka membopong Harley menuju tempat tujuan. Harley hanya tersenyum miris karena kedua kakinya tertembak sampai mengeluarkan darah. Sesampai di gudang bawah tanah Harley dilempar dan tersungkur dilantai semen yang kotor. Harley melihat sekitar nya.

"Mama!" Axel dan Alexa terkejut melihat Harley yang terluka di kakinya.

"Anak-anak" lirih Harley melihat mereka yang terkekang rantai dan dia melihat keatas langit-langit gudang itu.
"Ayah" lirih Harley melihat Eddy yang tergantung. Harley berusaha berdiri tapi kakinya masih sakit karena tertembak oleh anak buah Aaron. Harley menyeret badannya menuju ketiga anak itu.

"Anak-anak ku" Isak Harley memeluk mereka yang masih terkekang.
"Dimana Agnes?" Tanya Harley pada mereka. Tak lama kemudian Aaron datang sambil mengendong Agnes.

"Harley!" Aaron berlari menuju Harley dan menaruh Agnes dibawah.
"Kenapa kakimu? Siapa yang melakukan ini?" Tanya Aaron khawatir melihat Harley yang kakinya terus mengeluarkan darah. Harley segera memeluk Agnes dengan eratnya.

"Maafkan saya tuan. Dia membunuh beberapa anak buah dan saya yang menem..." Belum anak buah itu berbicara, Aaron menembak nya dengan revolver nya.

'dor...dor...dorr..'
"Beraninya kau menyakiti kekasihku" geram Aaron terus menembak anak buahnya sampai tewas. Harley menutup mata dan telinga Agnes dengan tangannya.

"Jangan dilihat sayang" ucap Harley ditelinga Agnes. Aaron melemparkan senjatanya dan melihat kondisi kaki Harley.

"Kau harus diobati sayang" Aaron merobek celana panjang Harley menjadi selutut dan melihat beberapa tembakan dikaki Harley.

"Kau sudah mendapatkan apa yang kau mau. Sekarang lepaskan anak-anak ku dan ayahku" pinta Harley mengelus rambut Agnes yang masih menangis ketakutan. Aaron tersenyum miring dan menyuruh anak buahnya menurunkan Eddy dan melepaskan rantai ditangannya dan kekangan anak-anak. Eddy segera menghampiri Harley dan memeluknya.

"My daughter" Eddy memeluk Harley yang masih pucat karena kelelahan.
"Maafkan aku ayah" Isak Harley dipelukan Eddy.

"Ini bukan salahmu sayang. Bukan" ujar Eddy mengecup ujung kepala Harley.
"Aku harus berkorban ayah. Aku tidak mau kalian mati" ucap Harley menatap mata biru Eddy yang mirip dengannya. Eddy menggelengkan kepalanya.

"Lebih baik aku yang mati daripada kau berkorban menyerahkan dirimu pada orang itu" jawab Eddy terus menenangkan Harley.
"Aku takut ayah" bisik Harley lemah. Eddy mengelus pipi Harley.

"Ayah menyayangi mu sayang. Maaf perbuatan ku yang telah menyakiti ibumu dan membohongi mu" ujar Eddy menyesali dirinya. Aaron melihat pemandangan yang menarik baginya.

"Oke.. drama yang sangat menguras air mata. Tapi alangkah baiknya kalian pergi dari sini. Biar aku menikmati waktuku bersama wanita ku" ucap Aaron menyuruh anak buahnya menyeret Eddy keluar dan juga anak-anak nya.

"Lepas kan mama kami orang jahat. Kau pantas hidup di rumah sakit jiwa" geram Alexa berusaha berontak tapi ditahan oleh anak buah Aaron.

"Mama..." Teriak Axel melihat Harley yang ditahan oleh Aaron. Harley menitikkkan air matanya.
"Maaf" Isak Harley melihat orang-orang yang dia sayangi pergi dibawa beberapa suruhan Aaron.

"Bawa mereka ke mobil Harley. Biar mereka pulang sendiri" suruh Aaron pada anak buahnya dan dia mengendong Harley keluar dari gudang.
"Sekarang ada kau dan aku sayang.  Aku akan mengobati lukamu itu" Aaron tersenyum dan mencium pipi Harley.

"Persetanan denganmu Aaron" umpat Harley digendongan Aaron dan dia dibawa kekamar Aaron.

Eddy dan anak-anak Harley dan Ivan membisu didalam mobil Harley. Eddy sangat tidak rela jika Harley mengorbankan dirinya lagi agar mereka bebas dari Aaron. 

"Aunty" lirih Ivan mengendong Agnes yang tertidur. Axel dan Alexa menahan tangisnya karena ibunya pergi meninggalkan mereka lagi. Sedangkan Eddy hanya diam mengingat ucapan Harley saat dia diseret keluar.

"Buat yang lebih parah dari sebelumnya ayah. Seperti 14 tahun yang lalu pestanya"  
Eddy mengingat pesan yang dimaksud Harley tadi. Dia tersenyum dan melirik anak-anak di kaca spion.

"Anak-anak jangan kalian khawatir. Persiapan apa yang pernah mama kalian ajarkan dan bersiap siaga lah" ucap Eddy sambil menyetir mobil. Axel menaikkan alisnya.

"Ada apa emangnya kek?" Tanya Axel penasaran. Eddy hanya tersenyum seringai.
"Kalian akan tahu" jawab Eddy menuju mansionnya.

Sementara itu

Harley berada di atas kasur dalam keadaan tangan yang diikat dari ujung kasur. Aaron dengan senang hati mengambil peluru yang bersarang di kaki Harley dan mencium bekas tembak kaki Harley.

"Apa semakin sakit sayang? Biar aku mengobatinya" ucap Aaron menjilati luka tembak Harley.
"Arghh sudah... Sakit" ringis Harley kesakitan. Aaron hanya tersenyum dan melilitkan kaki Harley dengan perban.

"Kau ingat dulu aku ingin sekali menjadi dokter bedah?" Tanya Aaron pada Harley. Harley hanya memutar bola mata nya tak peduli.
"Aku sudah melupakan masa laluku tentang diri mu" jawab Harley dingin. Aaron terkekeh dan menaikan badannya diatas Harley.

"Aku bersyukur kau kesini lagi sayang" Aaron mencium dagu Harley sampai Harley bergidik jijik.
"Dan aku menyesal untuk hidup bertemu dengan mu" umpat Harley memalingkan wajahnya. Aaron menoleh kan wajah Harley untuk menatapnya.

"Anggap saja ini petualangan sayang" bisik Aaron mencium bibir Harley.
"Lep..haass" berontak Harley saat lidah Aaron memasuki mulutnya.

"Istirahatlah sayangku" ucap Aaron berbaring di sampingnya tertidur. Harley hanya diam menahan tangisnya. Dia melihat Aaron yang tertidur pulas di sampingnya.

' mama, papa. Bilang pada Tuhan untuk cabut saja nyawaku saat ini. Aku tidak kuat lagi' isak Harley dalam hatinya.

Like Harley Quinn 2 ( End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang