hopeless

58 1 1
                                        

"AYAH" Harley terbangun dari pingsannya. Suri Domain dan Belle terkejut disamping Harley.

"Syukurlah" ucap Suri memberikan segelas air jahe madu untuk Harley. Liam segera masuk kekamar Harley.

"Syukurlah" Liam mencium tangan kanan Harley. Harley melihat sekelilingnya.

"Anak-anak dimana? Ayah dimana?" Tanya Harley linglung. Ray segera memasuki kamar Harley.

"Tuan besar dan anak-anak masih disekap oleh orang itu nona. Ayahku sudah di bawa kerumah sakit oleh anak buah tuan" jawab Ray menundukkan kepalanya. Harley bangkit dari kasurnya dan pergi ke lift.

"Aku harus menyusul mereka" ucap Harley memencet tombol lift tapi belum terbuka. Harley berdecak kesal dan pergi menuju tangga darurat. Liam menahan lengan Harley.

"Harley hentikan. Kau harus istirahat" ucap Liam khawatir pada istrinya itu.
"Aku harus pergi Liam. Anak-anak membutuhkan ku" ujar Harley melepaskan diri tapi Liam menarik tangan Harley.

"Harley Quinn sadarlah!" Teriak Liam didepan Harley yang sedang was-was. Liam mengangkat badan Harley menuju kamar apartemen yang ditunggu oleh teman-temannya.

"Turunkan aku Liam!" Teriak Harley saat badannya di turun kan.

"Kau gila Liam. Aku harus pergi Liam. Ayah dan anak-anak dalam bahaya. Aku harus menyelamatkan mereka" Harley ingin keluar tapi Liam menarik badannya dan menamparnya.

'plak'
Semua orang yang didalam apartemen Harley terkejut melihat Liam yang menampar keras Harley.

"Sadarlah Harley! Kau bukan Harley yang aku kenal. Seorang Harley Quinn bisa memikirkan masalah tanpa takut" Liam memegang kedua bahu Harley dengan tangannya. Harley menyentuh pipinya yang ditampar Liam.

"Jernihkan pikiran mu itu sayang. Kita cari jalan keluarnya" ucap Liam memeluk Harley dengan eratnya. Harley menangis keras dibekapan Liam.

"Haaaaa...... Aku takut Liam.... Aku takut..." Isak Harley mengepal tangannya. Belle memeluk Harley dari belakang.

"Sadar Harley. Ada kita yang membantu mu. Kami mendukungmu Harley" ucap Belle dibelakang Harley. Liam melepaskan pelukannya. Suri dan Domain memeluk Harley.

"Sudah Harley, kau sedih kita menjadi sedih sayang" ujar Domain menenangkan Harley.

"Aku putus asa" Isak Harley memeluk Suri didepannya.
"Tenang Harley. Kita membantu mu" ucap Suri pada Harley.

"Aku memilih menyerahkan diri ke Aaron agar ayah dan anak-anak selamat" Harley melepaskan pelukannya dan menghapus air mata nya dengan lengan bajunya.

"Bukankah itu keputusan yang tidak benar Harley?" Tanya Akira disamping Slava yang sedang mengetik sesuatu di laptopnya.

"Tidak ada pilihan lain selain menyerahkan diri Akira. Aku tidak punya rencana apapun karena Aaron sangat cerdik mengetahui semua rencanaku untuk melarikan diri. Dia menjadikan anak-anak ku sebagai ancaman" jawab Harley memakai jaket hitamnya. Jinso menahan jaket Harley. 

"Jangan lakukan itu Harley. Jika kau menyerahkan dirimu pada orang itu apa hidup anak-anak mu selamat? Tidak Harley. Mereka tersiksa karena kehilangan dirimu Harley" ujar Jinso pada Harley. Harley hanya terdiam apa yang didengar oleh sahabat-sahabatnya itu.

"Yang dikatakan oleh Jinso ada benarnya Harley. Kita tidak boleh gegabah dalam keputusan ini" sambung Allan menghampiri Harley.

"Ada satu cara untuk menyelesaikan masalah ini" ucap Harley menaikan rambut depannya yang berantakan.
"Apa itu?" Tanya Ray penasaran. Harley menghembuskan nafasnya berat.

"Menyerahkan diri dan langsung bunuh diri" jawab Harley sampai semua orang terkejut mendengarnya.

"Jangan gila Harley. Pikirkan anak-anak mu jika kau mengakhiri hidupmu" ucap Alfredo yang sedang minum kopi. Harley menaikkan bahunya.

"Hanya itu yang terbesit dalam pikiran ku" ujar Harley lemah. Tiba-tiba handphone Ray berbunyi dan Ray memberikan handphone nya pada Harley.

"Nona, dari orang gila" Harley mengangkat handphone itu.

"Bagaimana sayang? Keputusan mu lagi 3 menit lagi" ucap Aaron didalam telfon.

"Jangan mama...."
"Jangan Harley.."

Harley hanya terdiam dan melihat sekeliling ruangan nya. Mereka menggelengkan kepalanya tidak setuju. Harley menghembuskan nafasnya dan memberi keputusan.

"Bebaskan ayah dan anak-anak ku. Aku menyerahkan diriku padamu" mereka terkejut apa yang diucapkan Harley barusan. Aaron tertawa sambil meminum wine nya.

"Haa...ha...ha... Pilihan yang bagus sayang. Baiklah aku akan membebaskan mereka" ucap Aaron menyuruh anak buahnya melepaskan Eddy beserta cucu-cucu nya.

"Baiklah aku akan menunggumu sayang. Sampai ketemu di sini" Harley mematikan handphone nya dan memberikan pada Ray.

"Aku akan pergi" Harley ingin keluar tapi Slava bangkit dari duduknya.
"Harley kau tidak boleh pergi" ucap Slava menghampiri Harley.

"Apa maksudmu?" Tanya Harley penasaran. Slava menunjukkan layar laptopnya pada Harley.
"Kau harus menyelesaikan ini" jawab Slava memberikan laptopnya pada Harley.

"Ini..?"

Harley memasuki mobilnya yang masih terparkir di apartemennya dan segera pergi menuju mansion Aaron yang pernah dia disekap. Dia mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh. Saat dilampu merah, Harley melihat gereja dan membelokkan mobilnya menuju Gereja yang dia lihat itu. Dia memarkirkan mobilnya dan keluar menuju pintu gereja. Harley memasuki nya dan dia berjalan menuju patung Yesus. Dia segera berlutut dan mengepalkan tangannya menjadi satu.

"Tuhan, aku memasrahkan hidupku padamu. Aku menyesal apa yang aku perbuat di kehidupan ku yang lalu. Aku berdosa telah berhubungan intim yang bukan suamiku. Aku terpaksa melakukan nya karena dia mengancam ku akan mencelakai keluarga ku. Berkali-kali aku melarikan diri darinya tapi dia berhasil menangkapku" Harley menghapus air matanya dan melanjutkan doanya.
"Tuhan jika engkau nyata tolong aku untuk kesekian kalinya Tuhan, bebaskan aku dari orang itu dari hidupku. Aku ingin bebas dari dunia merah tuhan. Aku ingin hidup damai tanpa gencatan senjata lagi. Tolong aku Tuhan" Harley mengakhiri doanya dan pergi menuju mobilnya. Dia mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh.

"Maaf"

Like Harley Quinn 2 ( End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang