misbirth

65 0 0
                                    

Harley terdiam karena mendorong Liam kesamping. Tiba-tiba ada darah dari perutnya. Dia memegang perutnya yang tertembak Aaron.

"A...anakku" dia terjatuh tapi Liam menangkapnya dengan sigap.

"Harley!" Pekik Liam menepuk pipi Harley yang menahan sakitnya. Aaron terkejut apa yang dia lakukan dan membuang senjatanya.

"Harley..." Dia menatap kedua tangannya yang bergetar.
"Arghhh..." Aaron menampar dirinya sendiri menyesal telah menembak Harley. Eddy menghampiri Harley yang menahan rasa sakit di perutnya.

"Nak bertahanlah" Eddy menggenggam tangan Harley dengan eratnya. Dia panik karena Harley tertembak saat senjata Aaron mengarah ke Liam.

"Tt...takut ayah..." Tak lama kemudian tangan Harley lemas dan dia tak sadarkan diri. Tiba-tiba ada darah yang mengalir dari sela-sela pahanya.

"Harley bertahanlah" Liam berusaha membangunkan Harley. Eddy mengepalkan tangannya dan mengambil senjata dari saku jasnya dan menghampiri Aaron yang berlutut menyesali perbuatannya.

"Beraninya kau membunuh cucuku" Eddy menembak Aaron dekat ginjalnya.

'dorr...'
"Arghh" tak lama kemudian beberapa mobil hitam datang dan juga helikopter mendarat diatas jalan. Ray turun dari helikopter nya dan disusul oleh anak-anak.

"Nona" Ray menghampiri Harley yang pingsan tak sadarkan diri. Ketiga anak-anak itu terkejut apa yang terjadi pada ibu mereka.

"Mamaa"
"Aunty" teriak mereka tapi ditahan oleh Belle dan Domain.

"Jangan nak. Ibu kalian harus dibawa kerumah sakit" ucap Belle menahan Alexa sambil menggendong Agnes. Allan yang turun dari mobilnya dan melihat keadaan Harley. 

"Harley" dia memeriksa keadaan Harley yang masih pingsan.

"Bawa dia kerumah sakit" titah Allan pada Liam. Liam mengangkat Harley dengan naik helikopter.

"Bertahanlah sayang" bisik Liam menahan darah diperut Harley dengan bajunya. Ray menerbangkan helikopter itu menuju rumah sakit terdekat. Eddy mengelus kepala Harley yang belum sadarkan diri.

"Kenapa ini terjadi lagi Tuhan" umpat Eddy menundukkan kepalanya.
Akhirnya Ray menemukan rumah sakit terdekat. Dia mendaratkan helikopternya di lapangan rumah sakit. Liam segera loncat sambil menggendong Harley. Eddy turun dari helikopter dan berlari memanggil perawat.

"Tolong wanita ini" teriak Eddy berlari disusul oleh Liam yang menggendong Harley. Beberapa perawat membawa kasur pasien dan Liam menaruh Harley diatasnya. Mereka membawa Harley keruang ICU. Eddy melihat Harley yang sedang ditangani oleh beberapa dokter di pintu kaca ICU.

"Tuhan selamatkan anakku" mereka menunggu diluar ICU untuk mendengar kabar Harley yang masih ditangani dokter. Tak lama kemudian dokter keluar dengan baju operasi nya. Liam menghampiri dokter itu.

"Bagaimana keadaan istriku dok?" Tanya Liam penasaran. Dokter itu membuka masker mulutnya.

"Dia selamat. Tapi sayangnya janin di kandungan nya..." Dokter itu menundukkan kepalanya. Liam terdiam dan menempelkan punggungnya di dinding.

"Ya Tuhan" dia menutup wajahnya dengan tangannya. Eddy yang mengerti apa yang dimaksud oleh dokter itu menghampiri Liam.

"Nak, kau harus tabah. Tuhan mencintai anak yang belum lahir itu" ujar Eddy menepuk bahu Liam.

"Boleh aku bertemu dengannya?" Tanya Eddy pada dokter itu.
"Boleh" jawab dokter itu pergi keruangannya. Eddy memasuki ruang ICU itu. Terdapat Harley memakai baju pasien dengan wajah yang sangat pucat. Eddy menahan sedih melihat Harley yang belum sadarkan diri. Dia mengambil tangan putrinya itu.

"Nak, maafkan ayah sayang tidak menjagamu dengan baik. Harusnya aku menjagamu dan juga anakmu. Tolong bangun nak" ucap Eddy menitikkan air matanya sambil mengelus kepala Harley.

Sudah 3 hari Harley belum sadarkan dirinya. Liam yang masih terus menjaganya disamping Harley. Dia mengecup tangan Harley yang masih terpasang selang infus.

"Hey baby, Wake up. Aku merindukan suara dinginmu. Aku merindukan kita berkumpul dan bermain dengan anak-anak . Bangunlah sayang" Liam mengecup kening Harley begitu lama. Tiba-tiba mata Harley terbuka pelan dan melirik Liam.

"H..hey" Liam terkejut melihat Harley yang sudah sadar. Dia memanggil dokter untuk memeriksa nya dengan detail.

"Nyonya, anda istirahat dulu. Jangan anda melakukan hal-hal yang berat" dokter itu keluar dari kamar Harley karena sudah memeriksa keadaan Harley. Dia melirik Liam disampingnya.

"Apa...." Dia meraba perutnya yang masih terlilit perban. Liam menundukkan kepalanya.

"Maaf Harley" sesal Liam menahan tangisnya. Tak lama kemudian air mata Harley turun dengan sendirinya.

"Anakku...." Isak Harley meremas perutnya. Liam segera memeluk Harley.

"Sabar sayang. Tuhan menyayangi anak kita. Dia memberikan tempat yang terbaik untuknya" Liam berusaha menenangkan Harley yang masih terisak.

Like Harley Quinn 2 ( End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang