3 bulan kemudian
Sudah 3 bulan Harley menyendiri di suatu tempat. Liam dan Eddy tidak bisa menghubungi nya karena Harley sengaja menyembunyikan keberadaannya. Liam yang berada di rumahnya menatap foto Harley di layar handphonenya.
"Harley, sudah 3 bulan kau belum pulang. Aku tahu kau belum menerima anak kita tiada. Tapi apa kau tahu, aku dan anak-anak merindukan dirimu selama ini. Mereka tahu kau butuh waktu untuk menenangkan diri sejenak. Aku harap kau pulang kerumah. Ayahmu menunggu dirimu disini" Liam menghembuskan nafasnya pelan dan memasukan handphonenya kembali dikantung celananya. Liam segera keluar dari kamar dan mendapatkan Alexa memberi sebotol susu ke Agnes serta Axel dan Ivan belajar diruang keluarga.
"Oh hai uncle" sapa Ivan melihat Liam.
"Hii boy" balas Liam menghampiri mereka."Kalian..." Belum Liam melanjutkan kalimatnya Axel memotong nya.
"Kami tahu papa. Mama sedang butuh waktu untuk menenangkan diri" Axel merapikan buku-buku nya dan menaruhnya didalam tas.
"Biarkan saja mama sendiri dulu papa. Biar dia istirahat untuk dirinya sendiri" ujar Axel tersenyum kecil.
"Kami sudah biasa mengurus diri sendiri dan Agnes bersama papa. Kau tidak perlu khawatir" balas Alexa menggendong Agnes yang tertidur dan membawanya kedalam kamar. Liam tersenyum kecil melihat anak-anak itu mengerti keadaan ibu mereka.
"Mereka semakin dewasa ya uncle. Aunty Harley tidak sia-sia mendidik mereka" Ivan segera pergi menyusul mereka kekamar. Liam beranjak dari kursi tamu dan pergi ke dapur membuat teh.
"I Miss you dear" ujar Liam meminum teh nya dan melihat langit malam dijendela ruang tamu.
Di tempat lain
'dorr..dor..dor..'
Seorang wanita menembak papan target di depannya dengan senjata apinya. Mata biru wanita itu fokus menembak titik merah di papan target itu."Huftt... Lelah" dia melempar senjata itu sembarangan arah dan melepaskan pelindung telinga nya. Dia melepaskan ikat karet di rambut pirangnya dan mengurai rambut panjangnya.
"Badanku lengket sekali. Aku ingin mandi lama" dia memasuki rumah kayu tingkat 2 di pinggir danau dan mengunci pintu rumahnya. Dia menaiki tangga dan memasuki kamarnya lalu membuka pakaiannya dan pergi kekamar mandi sambil menyalakan bathub air hangat dengan sabun cair aroma lavender. Dia menenggelamkan dirinya didalam bathub itu dan muncul kembali sambil membersihkan diri dari sisa busa di tubuh nya. Selesai membersihkan diri dia memakai piyama biru pastel dan menyisir rambut panjangnya yang basah lalu dia pergi tidur.
Keesokan paginya ada suara ketukan pintu dilantai 1. Wanita itu mengusap matanya.
"Siapa yang bertamu pagi-pagi ini?" Dia beranjak dari kasurnya dan memakai bathrobenya dan mengambil senjata dipinggir kasurnya. Dia berjalan pelan menuruni tangga dan membuka pelan pintu itu. Wanita itu menodongkan senjatanya dengan tatapan tajamnya.
"Siapa?" Ternyata ada seorang pria memakai jas putih formal dengan pin mahkota tertusuk itu mengangkat kedua tangan nya.
"Nona ini aku Ray" ternyata pria itu adalah Ray. Wanita itu menurunkan senjatanya dan melihat di belakang Ray yang penuh dengan anak buah nya.
"Kau ternyata" Ray mengangguk pelan.
"Bagaimana bisa kau tahu keberadaan ku?" Tanya wanita itu sambil melipatkan tangannya. Ray tersenyum kecil."Aku adalah tangan kananmu nona Harley. Instingku yang memberi tahu ku kalau anda berada disini" jawab Ray yang ternyata wanita itu adalah Harley yang sudah menghilangkan diri selama 3 bulan. Harley sangat syok ketika dia keguguran karena Aaron menembak dirinya tepat di perut nya. Baru dia sadar Harley kabur dengan mobil Liam dan pergi menenangkan diri di rumah kayu dekat danau. Dia berusaha melupakan kejadian itu dan memberikan dirinya waktu untuk sendiri. Eddy dan Liam panik saat Harley menghilang dari rumah sakit waktu itu. Teman-teman nya juga khawatir saat Harley menghilang.
"Berapa lama aku tidak pulang?" Tanya Harley duduk di sofa nya.
"Sudah 3 bulan lebih nona anda menghilang" jawab Ray menundukkan kepalanya. Harley menatap teh di cangkirnya."Kau tahu permasalahan ku Ray" ucap Harley menundukkan kepalanya sedih. Ray mengangguk pelan.
"Tuan merindukan anda untuk kembali nona. Dia sangat merindukan anda. Liam juga merindukan mu nona bahkan anak-anak juga" balas Ray meminum teh nya."Liam tahu anda tidak menerima kepergian anak anda yang belum lahir nona. Tapi jika anda berlarut-larut dalam kesedihan ini membuat anda tidak bahagia lagi seperti dulu. Pikirkan anak-anak anda nona. Mereka menunggu kedatangan ibu mereka dirumah" ujar Ray menaruh kembali cangkirnya diatas meja. Harley menghembuskan nafasnya pelan dan tersenyum getir.
"Kau benar Ray. Aku sedih kehilangan nya terlalu dalam sampai aku tak sadar bahwa orang-orang yang aku cintai menunggu ku dirumah. Liam memaafkan diriku dan anak-anak mengerti apa yang aku rasakan" Harley beranjak dari kursinya.
"Ayo kita pulang Ray" Harley berlari kekamarnya untuk siap-siap pulang. Ray tersenyum melihat tingkah nonanya itu."Anda wanita hebat nona Harley" ujar Ray menghabiskan teh nya.
Didalam mobil
Harley terdiam didalam mobil dengan dress putih pendek dengan sabuk hitam di pinggangnya nya melihat pemandangan dijendela mobil. Ray yang disampingnya melirik Harley yang sedang menikmati pemandangan di jendela mobilnya. Harley melirik Ray disamping nya.
"Apa.." Harley menunduk kepalanya.
"Orang itu?" Tanya Ray. Harley mengangguk pelan.
"Iya" jawab Harley pelan."Orang itu dimasukkan ke rumah sakit jiwa oleh tuan besar. Sebenarnya dia ingin dijebloskan ke penjara tapi karena dia memiliki masalah kejiwaan jadinya tuan besar menepatkan dirinya di rumah sakit jiwa" balas Ray menyetir mobilnya. Harley mengangguk mengerti.
"Apa anda masih takut?" Tanya Ray melirik Harley yang mendengar laporannya tadi.
"Sebenarnya aku takut Ray. Tapi aku harus menaklukkan rasa takutku itu" Harley menghembuskan nafasnya."Aku ingin bertemu dengannya untuk terakhir kalinya" Ray terkejut apa yang didengarnya.
"Apa kau yakin nona? Dia telah membuat anda kehilangan anak anda" pekik Ray hampir menginjak rem. Harley mengangguk kepalanya.
"Aku telah membuatnya seperti itu. Dia terlalu terobsesi pada diriku sampai dia menjadi gila padaku. Aku ingin bertemu untuk terakhir kalinya. Aku memaafkan nya" ujar Harley memelas pada Ray.
"Baiklah kita kesana sekarang. Biar aku dan para pengawal menemani anda kesana" jawab Ray mengembuskan nafas nya pelan. Harley tersenyum kecil.
"Terimakasih"
KAMU SEDANG MEMBACA
Like Harley Quinn 2 ( End)
Acción7 tahun meninggalkan dunia merah, tiba-tiba seseorang dari hidupnya yang lalu menculiknya dari keluarga kecilnya dan ayahnya. Harley berusaha melepaskan diri dari seseorang itu tapi selalu tidak berhasil dan selalu ditangkap dan dibawa ke tempat y...