real escape

44 0 0
                                    

Aaron memberikan segelas jus jeruk dingin pada Harley didalam kamarnya. Harley mengambil gelas itu ditangan Aaron.

"Terimakasih" Harley meneguk sedikit jus itu di tenggorokan nya. Dia lalu memberikan gelas itu ke Aaron.

"Ada lagi yang kau inginkan?" Tanya Aaron berlutut di depan nya. Harley menggelengkan kepalanya.
"Tidak" jawab Harley menatap mata hijau Aaron. Pria itu mencium perut Harley yang datar.

"Sebentar lagi kau menjadi ibu ya?" Harley terkejut mendengarnya. Darimana pria ini tahu kalau dia hamil 2 bulan. 

"Darimana kau tahu aku hamil Aaron?" Tanya Harley menyentuh perut datar nya. Aaron terkekeh dan mengelus perut Harley yang memakai dress santai berwarna putih itu.

"Aku mengetahui semua tentang dirimu sayang" jawab Aaron mencium paha Harley yang terbalut perban.
"Maaf aku melakukan itu padamu yang masih berisi" sesal Aaron menatap Harley. Dia mengelus rambut hitam Aaron dengan lembut.

"Kau tahu, aku merasa bersalah pada bayiku Aaron" ucap Harley menjauhi Aaron dengan kursi rodanya.
"Aku sedih, kecewa,marah semua menjadi satu. Tapi aku harus kuat demi anakku ini" ujar Harley mengelus perutnya. Aaron menghampiri Harley dan mengelus wajahnya.

"Sorry" sesal Aaron mengambil tangan Harley dan mencium telapak tangan nya yang sangat halus.

"Aku ingin bebas Aaron. Aku ingin berkumpul dengan keluarga ku. Mereka belum tahu tentang kehamilan ku ini. Aku.." belum Harley melanjutkan kalimatnya Aaron mencengkram lehernya.

"Sudah aku bilang kau milikku Harley. Kau sukarela mengorbankan dirimu demi keselamatan anak-anak mu dan ayahmu ingat? Aku akan menerima anak itu walau anak yang dikandungan mu itu bukan milikku" geram Aaron mencengkram leher Harley dengan erat.

"Lep..ash a..ku.. se..sak.." Harley kehabisan oksigen dan Aaron melepaskan cengkraman nya.

"Maaf Harley" sesal Aaron mencium leher Harley yang memerah dan berlanjut ke perutnya.
"Maafkan aku son" ucap Aaron mencium perut Harley.

"Biarkan aku sendiri Aaron. Aku ingin istirahat" Harley memutarkan kursi rodanya menuju kasurnya. Saat dia ingin bangun Aaron membantunya untuk menaiki kasur.

"Hati-hati" Aaron menaikkan kaki Harley diatas kasur dan mengelus pipi Harley yang putih itu.
"Istirahatlah sayang" ucap Aaron mencium kening Harley begitu lama dan segera meninggalkan kamar Harley dan menguncinya dari luar. Harley menghembuskan nafasnya dan menatap kedua kakinya yang terlilit perban.

"Aku harus bisa" Harley menggerakkan kedua kakinya dan berusaha menuruni kasur. Dia mencoba untuk berdiri walau tertatih-tatih.

"Syukurlah" Harley melangkah kakinya pelan-pelan untuk belajar berjalan. Dia melangkahkan kakinya ke balkon dan melihat pemandangan dari luar. Saat dia memejamkan matanya, tiba-tiba ada suara ledakan dari luar mansion.

'bomm..'
Harley menolehkan kepalanya ke taman mansion dan melihat beberapa orang berpakaian formal melemparkan bom dan bazoka. Harley melihat beberapa mobil menerobos ke gerbang mansion. Salah satu mobil menuju taman belakang mansion dan keluar lah 4 orang sambil membawa kain trampolin. Ternyata itu Akira, Belle, Suri, dan  Alfredo membentangkan kain itu dibawah balkon Harley.

"Loncat Harley!!" Teriak Suri menembak beberapa anak buah Aaron dengan Glock 20 nya. Harley menaiki balkon itu dan dia meloncat dari lantai 2. Harley mendarat dengan posisi terlentang dan Akira membantunya untuk berdiri.

"Kau tak apa?" Tanya Akira memeluk Harley.
"Aku tak apa" jawab Harley tertatih dan dia dituntun memasuki mobil dan mereka pergi meninggalkan taman mansion.

Aaron yang berusaha menembak anak buah Eddy memasuki kamar Harley dengan mendobraknya.

'brakk'
"Harley" Aaron mencari keberadaan Harley tapi dia tidak berhasil menemukan wanita itu. Dia mengepalkan tangannya dan menembak kaca jendela itu.

"Arghh awas kau" geram Aaron pergi meninggalkan kamar Harley dan terus menembak musuh-musuhnya. Aaron menyuruh sebagian anak buahnya mengikuti dirinya dengan mobil dan mencari keberadaan Harley.

Harley yang berada di dalam mobil memeluk Suri dengan eratnya.

"Bisakah kau membawa mobil dengan pelan Bell? Aku sedang hamil 2 bulan" sesal Harley menahan takutnya karena Belle membawa mobil seperti balapan liar.  Semua didalam mobil terkejut mendengarnya.

"Hah? Kau hamil?" Tanya Alfredo menoleh kebelakang. Harley mengangguk pelan.
"Iya" jawab Harley membuka lilitan perban di kakinya. Akira yang disampingnya terkejut melihat kaki Harley yang tertembak.

"Siapa yang menembak kakimu Harley? Apa bisa digerakkan?" Tanya Akira mengambil kedua kaki Harley dan menaruhnya di pahanya.
"Anak buah Aaron yang menembak ku karena aku menyerang sebagian anak buah Aaron dengan sepatu ku" jawab Harley menahan sakit saat Akira memberikan sebuah obat tetes dikedua kakinya.

"Ini obat manjur" ujar Akira meletakkan kembali kaki Harley kebawah.

"Dimana yang lain? Dan ayah dimana?" Tanya Harley kembali.
"Tuan besar, Ray dan Liam sedang menunggu anda dan yang lain bertarung di mansion tadi. Jinso dan Domain menjaga anak-anak mu di mansion" jelas Belle menyetir mobil dengan kecepatan penuh. Tiba-tiba ada tembakan dari kaca belakang mobil sampai mereka menundukkan kepalanya.

'dor'
Belle melihat siapa yang menembak itu dari kaca spionnya dan ternyata itu Aaron yang membawa anak buahnya dengan beberapa mobil.

"Berpegangan semua. Ini seperti masa lalu di Miami" teriak Belle membelokan mobilnya ke jalan yang sepi. Alfredo mengeluarkan senjatanya dan menembak anak buah Aaron dari kaca mobil.

'dorr...dor...dor..'
Suri mengeluarkan senjatanya dan membantu Alfredo.

"Biar aku membantu" Harley mengambil senjata yang diselipkan di kursi belakang dan menyuruh Akira ke tengah. Harley keluar di kaca mobil dan menembak anak buah Aaron tepat di kepalanya.

"Harley menyerahlah" teriak Aaron dibelakang mobil anak buahnya. Harley segera masuk lagi.
"Cepat Belle" panik Harley dan Belle tancap gas ke jalan tol yang belum dibuka. Dia menabrak palang pintu.

'brakk'
Suri melindungi perut Harley dengan bantal kecil.

"Jaga calon anakmu" ucap Suri memasukan bantal itu kedalam baju Harley.
"Terimakasih" balas Harley sambil tersenyum. Tak lama kemudian ada mobil biru disamping mobil hitam yang dikendarai Belle. Ternyata itu Allan dan Slava sambil menembak beberapa anak buah Aaron dengan senjata mesin.

"Haii perlu tumpangan?" Sapa Allan melambaikan tangannya sambil menembak musuh-musuhnya.
" Biar aku yang menumpang mobilmu. Dekati mobilnya" teriak Harley keluar dari arah kanan. Akira membuka pintunya dan mobil Allan menempel ke mobil Belle.

"Pegang tanganku" seru Allan menyerahkan tangannya. Harley segera mengambil tangan nya dan Allan segera menariknya.

"Terimakasih" seru Harley pada Akira dan Akira membalasnya dengan anggukan.

"Sekarang silahkan pilih mainan yang ingin kau mainkan" ucap Slava mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh. Harley mengambil senjata hk416 dan membantu Allan menembak anak buah Aaron.

'dor..dor..dor..'
"Kita sebentar lagi dekat dengan tuan Eddy Harley" lapor Slava pada Harley yang sibuk menembak anak buah Aaron yang mengendarai motor sport.

"Baik. Aku tak sabar memberitahu ayah kalau aku menjadi ibu" jawab Harley sambil teriak. Slava dan Allan terkejut mendengarnya.

"Kau hamil lagi?" Tanya Allan tak percaya apa yang didengarnya.
"Iya. 2 bulan" jawab Harley terus menembak. Slava yang masih menyetir mobil menarik belakang baju Harley dan menyuruhnya duduk.

"Kau diam saja dan jangan membantu Allan. Aku tidak mau calon ponakan ku celaka" suruh Slava fokus menyetir mobilnya.

"Terimakasih" balas Harley tersenyum mengelus perut nya.

Like Harley Quinn 2 ( End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang