happy

101 2 0
                                    

Setahun kemudian

Sudah setahun Harley melakukan rutinitas lamanya. Jika ada waktu Harley memimpin klan Quinn dan dibantu oleh Ray untuk menggantinya sementara. Eddy sudah turun tangan untuk tidak memimpin lagi  dan membiarkan Harley yang memimpin. Dia masih tetap tinggal di mansion nya untuk menikmati hari tuanya. Axel dan Alexa rajin menjenguk Eddy di mansionnya saat pulang sekolah. Sekalian untuk berlatih berbagai senjata untuk melatih diri mereka dari musuh-musuh yang akan datang. Liam masih menekuni pekerjaannya sebagai psikolog di rumah sakit tempat dia kerja, kadang jika ada waktu dia berlatih memakai senjata bersama dengan Ray di mansion Eddy.

Hari Minggu

Harley sedang mengawasi anak-anak di halaman belakang yang sedang bermain bersama dengan Eddy. Kebetulan dia libur jadi dia bisa berlibur di mansion ayahnya. Harley melirik Agnes yang tertidur di bekapnya.

"Sayang, kau sangat mirip denganku. Dari matamu,rambut tapi kau memiliki hidung seperti papamu. Hihi" canda Harley mencium pipi Agnes yang memerah karena terkena panas matahari. Liam menghampiri Harley dan memberikan segelas jus jeruk pada Harley.

"Ini Harley" Liam memberikan gelas jus itu pada Harley.
"Thanks" Harley meneguk jus jeruk sampai habis. Liam tersenyum dan mengelus rambut Harley yang sudah dipotong menjadi sebahu.

"Apa yang kau pikirkan sayang?" Tanya Liam mengambil tangan Harley dan mengelusnya. Harley menghembuskan nafasnya dan merapikan sedikit rambutnya ke belakang telinganya.

"Aku melihat berita di televisi kalau Aaron tewas gantung diri di rumah sakit jiwa. Sebelum dia gantung diri,dia menuliskan namaku di lengannya dengan cutter" Harley menatap Liam disamping nya.
"Apa aku jahat Liam padanya sampai seperti itu?" Tanya Harley menundukkan kepalanya dengan raut wajah yang sangat sedih. Liam menggelengkan kepalanya pelan.

"Bukan kau yang bersalah sayang. Dia yang bersalah Harley. Dia terobsesi padamu sampai menculik dirimu dengan cara apapun" jawab Liam mencium telapak tangan Harley. Tiba-tiba Harley menyerahkan Agnes pada Liam dan berlari sambil menutup mulutnya ke kamar mandi.

"Hoekk" Harley muntah di kloset sambil menahan perutnya. Ray menyusulnya dan memijit tengkuk Harley.
"Sepertinya anda harus kedokter nyonya saat ini. Mungkin saja.." Ray tersenyum kecil melirik perut Harley.

"Apa?" Tanya Harley menatap Ray penasaran. Tak lama kemudian Liam menyusul Harley.

"Kau tak apa?" Tanya Liam pada Harley yang mengelap mulutnya dengan tisu.
"Ajaklah dia kedokter Liam. Kemungkinan hal yang baik akan terjadi" ucap Ray tersenyum. Liam mengangguk dan menggendong Harley ke mobilnya.

"Jaga anak-anak Ray" Liam segera menyetir mobilnya menuju rumah sakit. Ray mengangguk dan pergi ke belakang mansion. Alexa melirik Ray yang sedang menghampiri Eddy yang sedang menikmati teh dengan Noah.

"Ada apa dengan mama ya?" Tanya Alexa pada Axel. Axel menaikkan bahunya.
"Aku tidak tahu. Sepertinya papa mengajaknya ke rumah sakit" jawab Axel menendang bola ke Ivan.

Di rumah sakit

Liam menunggu Harley di ruang tunggu rumah sakit. Harley sedang diperiksa oleh dokter. Tak lama kemudian dokter keluar untuk menyuruh lriam masuk kedalam ruangannya.

"Bagaimana dengan istriku dokter Ann?" Tanya Liam pada dokter wanita itu. Dokter Ann tersenyum dan melirik Harley yang sedang terbaring diatas kasur pasien.

"Selamat dr White, sebentar lagi kalian menjadi orang tua" dr Ann mengulur kan tangannya pada Liam. Liam menjabat tangan dokter Ann sambil tersenyum.  Harley terkejut mendengarnya.

"Tapi bukannya aku tidak bisa hamil dokter? Setahun yang lalu aku tertembak tepat diperutku saat aku mengandung 2 bulan" tanya Harley tak percaya kalau dia hamil lagi dan memegang perutnya.

" Saya rasa Tuhan percaya pada anda untuk menjaga titipannya nyonya" jawab dr Ann membantu Harley turun. Liam segera memeluk Harley.

"Kita menjadi orangtua lagi" Harley tersenyum dan segera berlutut.
"Terimakasih Tuhan" syukur Harley melipatkan kedua telapak tangannya menjadi satu sambil menahan haru. Liam segera mengambil handphonenya dan menghubungi Eddy.

"Bagaimana keadaan anakku Liam?" Tanya Eddy penasaran dengan Liam yang mengajak Harley ke rumah sakit.

"Ayah, sebentar lagi kau memiliki cucu lagi" jawab Liam girang pada Eddy. Eddy terkejut mendengar nya.

"Apa?aku menjadi Kakek lagi?" Pekik Eddy sampai ketiga anak yang sedang bermain dengan Ray melirik Eddy.

"Apa katanya?" Tanya Axel pada Ray. Ray hanya tersenyum melihat Eddy yang kegirangan.

"Sebentar lagi kalian akan menjadi kakak lagi" jawab Ray bertepuk tangan. Eddy tersenyum dan mematikan handphonenya.

"Noah, berikan seluruh anak buah Harley bonus di bulan ini. Karena aku akan menjadi Kakek lagi" ucap Eddy senang. Noah bangkit dari duduknya dan mengucapkan selamat pada Eddy.

"Selamat tuan besar. Baiklah aku akan melaksanakan tugas anda" Noah pergi melaksanakan tugas dari Eddy tapi Eddy memangilnya kembali.

"Dan ambil uangku $3 juta dolar dan bagikan ke Gereja dan panti asuhan" ucap Eddy pada Noah.

"Baik tuan" jawab Noah melaksanakan tugasnya.
"Akhirnya aku menjadi Kakek lagi. Terimakasih Tuhan" syukur Eddy menatap langit biru.

9 bulan kemudian

Harley berada diruang bersalin bersama dengan Liam. Dia saat ini melahirkan anak mereka.

"Huhhh... Liam" Harley mencengkram tangan Liam disampingnya.
"Kau harus kuat sayang" ucap Liam menyemangati Harley. Harley berusaha mengeluarkan nafasnya dan mencengkram tangan Liam begitu erat.

"Arghh...."

Tak lama kemudian suara tangis bayi terdengar.
"Selamat nyonya, anak anda laki-laki" Harley tersenyum dan menstabilkan nafasnya.

"Benarkah?" Tanya Harley melihat dokter Ann memberikan bayi itu yang masih berdarah-darah itu pada Harley. Harley segera membekapnya.

"Terimakasih Harley" Liam mencium pipi kiri Harley dan melihat bayi itu yang sedang membuka mata nya.
"Lihat, matanya abu-abu sepertiku" ucap Liam mengambil bayi itu dibekap Harley.

"Syukurlah. Sekarang biarkan dia dibersihkan Liam" ujar Harley menahan sakit di organ vitalnya yang sedang di jahit.

Selesai dibersihkan, Liam menaruh bayi itu di box bayi. Tak lama kemudian Eddy dan anak-anak memasuki ruang inap Harley.

"Selamat sayang" ucap Eddy mencium kening Harley. Anak-anak itu melihat adik mereka yang baru lahir itu.

"Wah.. matanya mirip sekali denganku" puji Axel melihat adiknya.
"Namanya siapa pa?" Tanya  Alexa pada Liam. Liam hanya melirik Harley sekilas.

"Namanya adalah Arthur anak-anak" jawab Liam mengendong Agnes. Harley hanya tersenyum bahagia melihatnya.

' mama, papa David. Lihatlah. Aku dititipkan anak lagi oleh Tuhan. Apa mungkin Tuhan masih menyayangiku ya? Walau aku melakukan hal yang jahat?' Harley melirik Eddy yang menggendong Arthur dibekapnya dan anak-anak rebutan untuk melihat adik mereka.

"Aku bersyukur dia lahir" ucap Harley sambil tersenyum bahagia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Like Harley Quinn 2 ( End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang