in her blue eyes

57 0 0
                                    

Pagi harinya

Eddy sampai di mansionnya. Liam dan lainnya segera keluar menghampiri nya.

"Kau tidak apa ayah?" Tanya Liam memeluk Eddy.
"Tolong bawa anak-anak masuk kekamar mereka" jawab Eddy melihat mobil Harley. Ray dan Liam mengambil anak-anak yang sedang tertidur pulas dan mengendong mereka memasuki kamar mereka. Eddy segera pergi menuju kamar nya dan berbaring di atas kasurnya. Dia menghembus nafasnya gusar.

" Harley" desah Eddy melirik foto Harley disamping kasurnya.
" Aku akan membebaskan dirimu sayang. Aku tidak rela kau dijadikan tahanan oleh orang gila itu" Eddy bangkit dari kasurnya dan mengambil senjata nya yang tergeletak di meja.

Sementara itu

Harley masih berada di kasur yang dia tempati. Kakinya di perban dan tangannya masih terikat di ujung kasur. Aaron sudah tidak ada disampingnya karena pria itu keluar entah kemana.

"Aku lelah" umpatnya ingin memejamkan mata. Tak lama kemudian Aaron datang sambil membawa roti dan susu coklat dan meletakkannya disamping kasurnya.

"Selamat pagi sayang. Apa kakimu masih sakit?" Tanya Aaron mencium kening Harley. Harley hanya diam sambil menatap Aaron datar.

"Aku membawakan mu sarapan. Kau makanlah yang banyak" Aaron memotong roti itu dan mengarahkan garpu itu di mulut Harley tapi Harley masih menutup mulutnya. Aaron menaikkan alisnya melihat tingkah Harley yang sedari tadi hanya terdiam.

"Kenapa? Kau tak suka?" Tanya Aaron meletakkan kembali garpunya.
"Apa kau meletakkan sesuatu di makanan itu? Seperti obat perangsang?" Tanya Harley curiga. Aaron terkekeh dan memberikan potongan roti itu di mulut Harley.

" Tidak sayang. Aku tidak menaruh apapun di makanan mu" jawab Aaron tapi Harley masih terus memandanginya dingin.
" Aku tidak ingin makan" ujar Harley memalingkan wajahnya. Aaron mencengkram dagu Harley agar matanya bisa menatapnya.

"Jangan macam-macam Harley. Sekarang kau makan atau tidak..." Ancam Aaron.
"Atau apa? Memperkosaku dan mengancam keluarga ku?" Tanya Harley balik sambil menaikkan alisnya. Aaron melepaskan cengkraman nya dan melempar piring dan gelas itu ke lantai.

'pryannggg'
"Kau.." Aaron menaiki tubuh Harley dan mencengkram lehernya.
"Aku sudah melakukan semua ini hanya untukmu tapi kau menganggap ku tidak serius" geram Aaron mencekik leher Harley.

"Akhirnya aku melihat sisi jahatmu Aaron. Sudah aku duga kau bukan temanku" jawab Harley tersenyum kecil menahan sakitnya.
"Ternyata temanku sudah mati" sambung Harley mencengkram tali ditangan nya. Aaron menatap mata biru Harley yang hampir berkaca-kaca dan melepas cengkeraman nya.

"Maafkan aku" sesal Aaron mencium kening Harley dan dia melepaskan ikatan ditangan Harley.
"Seharusnya aku tidak seperti itu tadi. Aku terbawa emosi" ucap Aaron mencium bekas kemerahan di tangan Harley.

"Aku akan membelikanmu kursi roda sekarang ini. Kakimu tidak bisa di gerakan karena peluru itu menembus tulang kakimu. Apa lagi yang kau inginkan?" Tanya Aaron sambil turun dari kasurnya. Harley menggelengkan kepalanya.

"Tidak ada" jawab Harley mengelus pergelangan tangan nya. Aaron tersenyum dan pergi menuju pintu.
"Baiklah aku akan pergi sebentar" ucap Aaron keluar dari kamar dan tak lupa mengunci pintu dari luar. Harley menghembuskan nafasnya dan dia melirik jendela kamarnya.

" I want to go home'' keluh Harley berusaha bangkit dari kasur dan dia memegang pinggiran dinding kamar. Dia berjalan pelan menuju balkon kamarnya dan membuka pintu kaca. Harley berjalan pelan dan menyentuh balkon kamar yang berhadapan dengan laut. Harley menghirup nafasnya dalam dan menghembuskan nya.

"Ayah" desah Harley menyentuh kantung matanya dan melihat pemandangan laut yang sangat sepi. Dia memejamkan matanya dan teringat masa kecilnya bersama Eddy yang sangat menyayangi nya.
"Aku merindukan mu" air mata Harley turun dari matanya dan dia menjatuhkan dirinya lalu memeluk lututnya.

25 Agustus 2005

Eddy mengajak Harley ke pantai dengan haina-hainanya. Harley kecil yang sudah sembuh dari masa kritisnya berlari riang dibibir pantai dengan peliharaan nya. Eddy hanya tersenyum melihat putri kecilnya bermain air dengan riang nya.

"Hati-hati anakku" teriak Eddy menghampiri Harley dan mengendongnya.

"Hahaha ayah" girang Harley memeluk Eddy dengan eratnya.
"Kau suka sayang? Bermain di pantai?" Tanya Eddy menatap mata biru Harley yang sangat mirip dengan dirinya.

"Senang sekali" jawab Harley mengangguk ruang. Eddy mencium pipi merah Harley yang terkena sinar matahari.

" Kita berenang ditengah laut mau?" Tawar Eddy berjalan menuju kapal pribadi nya.
"Mau" jawab Harley menaikki kapal Eddy dan dia berdiam diri di ujung kapal. Eddy mengemudikan kapal menuju tengah laut. Dia memberhentikan kapalnya dan menghampiri Harley yang sedang bermain dengan haina-hainanya.

"Ayo" Eddy mengendong Harley dan mereka menyeburkan diri di tengah laut yang sangat luas.

'byurr'
Eddy masih memeluk Harley dengan erat karena takut Harley akan tenggelam.
"Ayo sekarang gerakan kakimu dan pegang erat tanganku. Aku akan melatihmu berenang di sini agar kau bisa kabur" ucap Eddy menatap Harley.

"Baik ayah" jawab Harley meluruskan kakinya dan Eddy menuntun nya untuk belajar berenang sambil memegang tangan kecilnya. Eddy hanya tersenyum melihat Harley yang sedang berlatih berenang di depan matanya.

' matanya benar-benar mirip denganku. Pantas saja aku menyayangi nya' Eddy teringat beberapa bulan yang lalu tentang kebenaran Harley adalah anak kandungnya. Dia sudah menduganya saat kelahiran Harley matanya sangat mirip dengannya.

' maafkan aku David, aku menodai kekasihmu dan kau menerima anakku sebagai anakmu' umpat Eddy terus menarik tangan Harley.

"Sayang" panggil Eddy memeluk Harley.
"Aku sangat menyayangi mu seperti putriku" ucap Eddy mencium kening Harley.

"Aku menyayangimu ayah" balas Harley mencium pipi Eddy.
"Aku juga" ucap Eddy berenang menaiki kapalnya dan pergi ke daratan bersama Harley.

Off

"Ayah" isak Harley teringat masa-masa berlibur bersama Eddy waktu itu.
"Aku mencintaimu ayah" ucap Harley masih memeluk lututnya.

Like Harley Quinn 2 ( End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang