the courage of White Quinn

76 0 0
                                    

'brukk'

"Arghhh sakitt" umpat Alexa saat dia dilempar diatas lantai yang dingin. Begitu juga dengan Axel dan Ivan.
"Dimana ini?'' tanya Axel melihat sekelilingnya. Tiba-tiba ada suara pria tertawa memasuki ruangan pengap dan kotor itu.

"Ha...ha...haa... selamat datang anak-anak" ternyata itu adalah Aaron yang memasuki ruangan itu.

"Mau apa kau penjahat? Membunuh kami? Silahkan saja kami tidak takut" geram Alexa menghampiri Aaron. Pria itu tertawa melihat keberanian Alexa.

"Haa...haa....haa... Kau mirip sekali dengan ibumu sayang. Andai saja kau anakku,pasti aku bangga memiliki mu" ucap Aaron mengelus rambut pirang Alexa. Axel menyusul Alexa  dan melindunginya.

"Jangan kau sentuh saudariku pria jahat. Kami tahu kau yang menculik mama kami" gertak Axel menjauh dari Aaron bersama Alexa. Aaron menepuk tangannya kagum melihat keberanian anak kembar Harley.

"Wah wah kalian sangat berani sekali seperti ibu kalian. Aku sangat mengagumi ibumu yang mendidik kalian seperti ini" puji Aaron mengacak rambut Axel tapi ditepisnya.

"Apa maumu dari mama mereka tuan? Biarkan kami pulang. Kami tidak ada urusan dengan anda" ucap Ivan yang menggendong Agnes. Aaron tersenyum seringai dan mengambil Agnes dari Ivan dengan paksa.

"Lepaskan tangan kotormu dari adikku" geram Alexa melepaskan tangan Aaron yang berhasil mengambil Agnes.
"Aaa....." Rengek Agnes di gendongan Aaron. Pria itu menatap mata biru Agnes yang mirip sekali dengan Harley.

"Hmm adikmu mirip sekali dengan ibu kalian ya" ucap Aaron melirik Alexa yang memakai kalung liontin hati milik Harley.
"Apakah itu kalung ibumu?" Tanya Aaron menghampiri Alexa.

"Jika iya kenapa emangnya?" Tanya Alexa dingin. Aaron terkekeh melihat anak-anak Harley yang tidak takut dengan apapun itu. Dia mengambil kalung itu sampai lepas.

"Kembalikan kalung mamaku orang jahat" teriak Axel tapi mereka dihadang oleh beberapa orang berpakaian preman.
"Lepaskan kami" umpat Ivan berusaha berontak.

"Hmmm kalian tahu ibu kalian suka memakai ini saat dia tinggal di Seattle? Dia mengatakan jika dia merindukan ibunya. Tapi sayangnya ibunya dibunuh. Kalian tahu siapa yang membunuh para penjahat itu?" Tanya Aaron menghampiri Axel yang ditahan. Axel hanya tersenyum seringai.

"Tahu. Mama kami yang membunuh penjahat-penjahat itu" jawab Axel santai.
"Kami sudah tahu masa lalu mama kami. Kami sudah tahu semuanya" sambung Alexa tertawa. Aaron merasa kesal dan melirik Agnes digendong nya.

"Katakan berapa nomor ibu kalian? Jika tidak adik kalian akan masuk ke kolam piranha" geram Aaron menodongkan senjata kearah Agnes.

"Lepaskan dia. Dia tidak tahu apa-apa" teriak Ivan berontak tapi tidak bisa. Salah satu dari mereka menemukan handphone milik Axel yang berada di tas ranselnya.
"Bos, kita menemukan ini" lapor orang suruhan itu. Aaron tersenyum seringai dan mengambil handphone milik Axel.

"Bawakan yang aku suruh itu" suruh Aaron pada orang suruhannya itu. Mereka memganguk dan membawa mereka ke suatu tempat.


Mansion Eddy Quinn

"Anak-anak" teriak Harley terbangun dari kasurnya. Dia terkejut melihat dirinya memakai selang infus dan kepalanya diperban, begitu juga dengan tangannya yang diperban. Eddy memasuki kamar Harley.

"Akhirnya kau sadar sayang" ucap Eddy memeluk Harley. Liam dan Ray memasuki kamar Harley.
"Sayang beruntunglah" ucap Liam lega.

"Dimana anak-anak?" Tanya Harley melepaskan pelukan Eddy dan turun dari kasurnya. Dia lalu melepaskan infus ditangannya.
"Maaf nona, anak-anak dibawa oleh mereka" jawab Ray menundukkan kepalanya. Harley terkejut mendengar nya.

"Anak-anakku" teriak Harley keluar dari kamarnya tapi Liam memeluk nya dari belakang.
"Sabar sayang kita akan menemukan mereka. Ray sudah menyuruh sebagian anak buah Eddy untuk mencari mereka" ucap Liam menenangkan Harley.

"Aaron yang menculik mereka. Pria gila itu" pekik Harley khawatir. Eddy mengepalkan tangannya.
"Orang itu? Sialan" umpat Eddy memanggil Noah.

"Noahh bawakan orang-orang ku untuk melacak keberadaan Constantine. Kita habisi mereka" suruh Eddy pada Noah yang mengangguk paham. Tiba-tiba handphone Harley berbunyi dari kantung celananya.

"Axel?" Ucap Harley melihat sekeliling dan dia mengangkat panggilan video itu.

"Hallo kalian dimana?" Tanya Harley khawatir.
"Mama tolong" Harley terkejut mendengar suara teriakan anak-anak nya. Betapa terkejutnya video itu mengarahkan Axel Alexa dan Ivan terkurung dalam kerangkeng dan diletakkan  diatas kolam piranha. Harley melihat Agnes yang menangis kencang.

"Anak-anak" teriak Harley panik.
"Wah wah ternyata sumber kelemahan mu ada dari mereka ya?" Video itu menyorot seorang pria yang tersenyum seringai.

"Aaron" umpat Harley melihat Aaron. Eddy dan lainnya melihat Harley yang menelfon seseorang.
"Jangan sentuh anak-anak ku" umpat Harley geram.

"Sabar sayang. Kau semakin cantik jika kau mengumpat seperti itu" ucap Aaron mengejek dirinya. Tak lama kemudian salah satu anak buah Eddy menghampiri Harley.

"Nona ada surat untuk nona" lapor anak buah itu memberikan surat itu dan Harley mengambil nya. Ternyata isinya adalah kalung milik ibunya.

"Kalungku" Harley melihat handphonenya kembali.
"Kau apakan anak-anakku Aaron?" Tanya Harley menahan emosinya. Aaron hanya terkekeh melihat Harley.

"Aku tidak melakukan apa-apa sayang. Hanya mengancam mereka tetapi tidak mempan. Ternyata keberanian mereka mirip dengan kau sayang" jawab Aaron mengusap bibirnya dengan jempol nya.

"Tidak usah mempedulikan kami mama. Biar kami seperti ini. Kami tidak rela mama dengan orang gila ini" teriak Axel didalam kerangkeng.
"Anak-anak" ucap Harley menahan air matanya. Dia menghembuskan nafasnya berat.

"Kau mau apa dariku Aaron? Jika kau menyelakai anak-anakku dan Belle aku akan membunuh mu dengan senjataku" ancam Harley.

"Waww aku baru tahu kalau kau adalah teman sepupu sialku. Baiklah aku akan meminta keinginanku" Aaron menarik nafasnya dan tersenyum seringai.
"Tinggallah bersamaku. Jatuh cintalah padaku baru aku membebaskan mereka juga Belle" jawab Aaron tersenyum seringai. Harley terkejut mendengarnya dan melemparkan handphonenya.

'pryannggg'
"Orang gila" teriak Harley menangis terjatuh. Liam memeluk Harley dengan eratnya.

"Harley bertahanlah" ucap Liam memenangkan Harley. Ray mengambil handphone Harley yang terjatuh dan berusaha melacak nomor Axel dan berlari menuju ruang senjata Harley.

"Apa yang dia katakan sayang?" Tanya Eddy menghampiri Harley. Harley menolehkan kepalanya ke Eddy.

"Dia menginginkan diriku ayah" jawabnya sambil menangis.

Like Harley Quinn 2 ( End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang