3. Weapons Entusiast

1.8K 206 6
                                    


.

.

.

.

.

"Jangan bilang, kalau alasan wajahmu mengerucut jelek begitu karena 'milik' pria yang kau tiduri malam ini tidak sesuai ekspektasimu lagi," tebak Lucas, saat melihat Minha keluar dari kamar hotelnya dengan bibir dua inci lebih maju.

Minha mendelik, sambil menendang lutut keras pria itu. "Bukan, tahu. Aku hanya kesal karena malam ini pria pria yang aku temui sangat menyebalkan seperti kau."

Lucas mengangkat bahu, "Kau selalu kesal dengan semua orang. Mana aku tahu jika kau seperti ini karena siapa."

"Cih, sialan. Sekali-kali berkhianatlah, Lucas. Jadi aku bisa menggantungmu dengan tenang."

"Nanti, kalau kau berhenti main-main dengan pria random."

"Ah, aku terharu. Intinya, kau rela mati jika aku berhenti main pria begitu?" tanyaku, penasaran.

"Kurang lebih," jawabnya, acuh.

"Luar biasa, kau seperti ibuku. Ah, apa jangan-jangan kau ibuku?!"

Lucas memutar bola matanya, jengah. "Aku Lucas."

"Ya, ya. Kau ini kaku sekali, bung!" Minha menyenggol lengan Lucas dengan bahunya, lalu tersenyum senang saat Lucas membukakan pintu mobil untuknya. Lucas memasang wajah datarnya, lalu menutup pintu mobil begitu Minha masuk dijok depan. Gadis itu selalu begitu jika disupiri Lucas. Senang rasanya mengganggu pria dingin itu.

"Pakai jaketmu, ini musim dingin. Pagi-pagi begini suhunya lumayan untuk membuatmu demam," suruhnya.

Minha menggeleng. "Tidak usah, kasihan bahu seksiku jika ditutupi," tolaknya.

"Kau pikir angin dingin itu sama seperti para priamu itu? Mereka akan tetap masuk ketubuhmu bahkan jika tau bahumu seksi."

"Apakah kau juga?"

"Apanya?"

"Masuk ketubuhku."

"Hentikan pembicaraan menggelikan ini."

"Memangnya kau tidak mau mencoba sekali, Lucas?" Minha mendekatkan wajahnya pada Lucas yang masih fokus menyetir. "Aku tidak apa jika kau ingin, lagipula, sebenarnya kau itu sangat tampan, kok. Aku tidak akan menyesal melakukannya sekali denganmu."

Lucas menggeram. "Tidak. Menjauhlah."

"Kau yakin?" Minha menarik dasi Lucas keluar dari balik jasnya, memainkannya dengan jarinya, sambil memandangi mata hitam kelam itu yang masih fokus ke jalan raya.

Lucas menarik nafas, dalam. "Jangan merayuku."

"Siapa yang merayu? Aku hanya bertanya."

"Aku sudah menjawabnya, kan? Tidak. Lepaskan dasiku," katanya.

"Huh, membosankan. Bagaimana bisa kau hidup sebagai laki-laki jika kau bahkan tidak punya nafsu untuk seorang wanita cantik incaran ratusan pria sepertiku?" Minha mendengus.

Lucas hanya terdiam dengan pikirannya sendiri.

'Karena aku menganggapmu lebih mahal dari apapun. Bodoh'

.

.

.

Siang ini, rapat lagi. Kali ini dengan seorang pengusaha kaya, Kim Jongin. Katanya dia butuh bantuan Minha untuk mengamankan kapalnya yang akan berlayar ke selandia baru. Banyak senjata illegal mahal dan canggih yang niatnya akan disembunyikan disana, dan seorang pengkhianat membocorkan informasi tersebut. Kim Jongin ingin Minha memburu orang itu, mengamankan kapalnya, lalu dia akan membiarkan Minha mengambil apapun dari gudang senjatanya-asal itu tidak membuat dirinya rugi.

Sexiest Mafia [NC18+]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang