.
.
.
"Aku tidak mengerti, Jennie."
Taehyung menatap makam batu yang megah itu, dengan pandangan kosong. Dia tidak membawa bunga seikatpun kesana. Tapi dia hanya membawa satu pertanyaan kesana. "Kau sengaja menaiki kapalku padahal tahu bahwa kau menaiki kapal maut."
Taehyung menggeretakkan giginya, "Kenapa?"
.
.
.
Karena Jennie si licik itu.
Minha menggeretakkan giginya. Menyalahkan gadis yang sudah meninggal atas masalah yang menimpanya. Sebenarnya, dia hanya kesal saja karena berkat Jennie yang meninggal karena tidak sengaja dia bunuh dilautan itu ternyata kekasih Kim Taehyung, pria yang sekarang dengan seenak jidatnya menyusup kekantornya.
Iya, Kim sialan Taehyung itu sekarang berada dikantornya—dengan senyum menyebalkannya—dan mengajak Minha untuk makan siang.
"Keluar," suruhnya. "Kantorku tidak menerima tamu dijam segini. Apalagi, jika tamunya masuk dengan cara ilegal."
Taehyung tidak mengindahkan sindiran itu. "Tidak ilegal, kok. Ingat kan, kita punya bisnis? Jadi, jika aku datang kesini dengan judul ingin membahasnya, boleh kan?"
"Setidaknya buatlah izin dulu."
"Norak. Seperti anak sekolah saja."
Minha mendelik, "Apa maksudmu?"
"Maksudku, kita bukan anak sekolah yang kemana-mana harus buat izin dulu, kan?"
"Tentu saja kau butuh jika kau ingin membahas bisnis, Taehyung-ssi!"
"Tapi aku datang karena merindukanmu! Jadi tidak butuh izin, 'kan?"
Minha terdiam, habis akal untuk memarahi Kim Taehyung dengan wajah temboknya yang menyebalkan. "Tuhan, tolong aku," lirih gadis itu.
"Tidak usah minta tolong pada Tuhan, kau punya aku." Taehyung menyela doa Minha yang tulus itu tanpa beban, sembari memamerkan senyum kotaknya yang tampan.
"Cih," desisnya. "Padahal kau sendiri yang menjadi penyebab masalahku."
Taehyung tertawa mendengar dengusan gadis itu, "Ayolah. Aku hanya seorang pria tampan yang sedang kasmaran. Jangan patahkan hatiku secepat itu."
"Kau bukan tipeku."
Taehyung memegang dadanya sendiri, seperti kesakitan, tapi tampak dibuat-buat. "Ah, perih sekali."
Minha memutar bola matanya, malas. "Jika kau ingin membuat pertunjukan, pergilah cari sutradara dan buat film-mu sendiri! Jangan lakukan itu dikantorku!"
"Hei, ini bukan pertunjukan!" sekarang pria itu cemberut, berusaha tampak lucu, tapi gadis cantik didepannya malah merasa mual melihatnya. "Ini adalah ketulusan hatiku."
"Ketulusan hati pantatmu. Tadi Lucas menghubungiku, dia sedang mengurus kerusuhan di markas laut CMN. Kau sengaja membuat dia pergi jauh-jauh supaya dia tidak bisa mengusirmu, kan?!" amuk gadis itu, berang
Taehyung terkekeh tipis. "Tidak tuh,"
Dia mengigit bibir sebentar saat melihat raut tidak enak Minha, lalu melanjutkan, "Oke, oke, itu aku. Tapi Aku hanya bilang buat kerusuhan kecil, kok. Aku tidak tahu mereka malah menyerang markas lautmu!"
"Bodo amat! Kau sudah membuatku rugi besar, sialan!" Minha melempar ensiklopedi tebal yang ada dimejanya itu sampai mengenai kepala Taehyung dengan gusar, kesal melihat tingkah pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sexiest Mafia [NC18+]✔
Fiksi PenggemarMature content⚠️ "Minha itu sangat kuat dan mendominasi, setidaknya sampai dia dihadapkan pada Kim Taehyung." Mustahil bagi gadis sempurna seperti Choi Minha untuk punya satu pria. Tapi ketika dia dihadapkan pada pilihan untuk menikahi salah satuny...