;
"Maafkan aku, oppa." Minha menunduk, menatap kakak laki-lakinya yang sedang memakan apel yang dikupaskan oleh Minji—ibunya dengan santai.
"Ayolah, bukan salahmu. Ini salah eomma karena melahirkanmu begitu cantik. Jadi banyak yang menyukaimu sampai-sampai meledakkan pestaku karena cemburu." Hyungwon menatap ibunya yang memasang wajah kesal. Ibunya yang polos ini menangis kencang saat dirinya masuk ke UGD karena mengalami pendarahan dikepala dan juga sedikit memar—padahal Hyungwon pernah mendapatkan luka yang lebih parah dari ini tanpa sepengetahuan ibunya.
"Diam kau! Masih sakit sudah banyak omong saja," gerutu sang ibu, dengan nada gusar.
"Aku senang eomma mengkhawatirkanku, sayang eomma." Hyungwon mencuri kecupan kecil dipipi ibunya, membuat sang ibu hanya mengomel dengan suara kecil karena senang juga dicium anak sulungnya itu.
"Kalau appa tahu bisa ditembak kepalamu itu, oppa." celetuk Minha, gusar. Lalu melotot ketika sadar jika dirinya salah bicara. "A-ah! Maksudku, ini ibaratnya eomma. Bukan pakai senapan asli, kok. Mana mungkin?"
Hyungwon yang tadinya ikut menatap tajam kearah Minhapun ikut mencoba mengalihkan perhatian sang ibu. Karena memang wanita itu tidak tahu menahu dengan dunia mereka, jadi mereka dengan segenap jiwa merahasiakan apapun yang berhubungan dengan dunia gelap.
"Eomma, aku lapar," rengek Minha, kepada ibunya yang sekarang sedang mengajak anak sulungnya berbincang itu.
"Minha mau makan apa?" tanya sang ibu, sembari menghampiri anak gadisnya itu.
Minha mendusel kearah ibunya, rindu juga sebenarnya pada wanita cantik ini. "Mau eomma yang masak. Aku rindu masakan eomma. Sudah lama," ucapnya, manja. Biasanya, Minha sudah lama tidak semanja ini pada ibunya. Sejak Namjoon mengubah kepribadiannya, dia sudah lama membuang sifat ini jauh-jauh. Jadi, begitu melihat anaknya yang manja kembali, Minji jadi sangat bersemangat.
"Serius? Ah, tapi ini rumah sakit, eomma—"
"Aku bisa menunggu. Aku sudah rindu sekali, selanjutnya tidak tahu apakah aku akan sempat mengunjungimu, eomma," mohonnya.
Minji menatap mata anaknya itu yang sudah berkaca-kaca, memohon, terlihat menyedihkan. Jadi, karena naluri seorang ibu, diapun luluh. "Baik, Eomma akan pulang sebentar untuk masak kesukaanmu. Kamu mau menunggu, sayang?"
"Pasti. Eomma tenang saja. Aku akan menjaga oppa."
Minji tersenyum lembut, "Oke. Eomma pergi sebentar ya, jaga adikmu, Hyungwon."
Hyungwon yang sedang menikmati buahnya tersedak—menatap kepergian ibunya dengan tatapan nanar—tidak percaya. Hei, dia yang sedang sakit disini, kenapa harus dia yang menjaga Minha, sih?! Seharusnya juga dia yang dijaga!
Minha menatap kakaknya dengan tatapan datar, "Aku tahu kau mau protes, tapi bisakah kita bahas dulu sekarang alasan kenapa kau memanggilku? Cepatlah, sebelum eomma kembali."
"Rindu."
"Seperti aku akan percaya saja."
Hyungwon tertawa, "Yah, aku benar-benar serius, kok. Tentang itu. Tapi memang ada yang ingin kubicarakan padamu." tatapan mata Hyungwon yang tadinya jenaka terlihat kelam,
"Apa Kim Taehyung itu mengincarmu?"
Minha mendelik, "Aku sama sekali tidak tahu tujuannya. Tapi bisa kupastikan dia tidak akan menyakitiku," tegasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sexiest Mafia [NC18+]✔
FanfictionMature content⚠️ "Minha itu sangat kuat dan mendominasi, setidaknya sampai dia dihadapkan pada Kim Taehyung." Mustahil bagi gadis sempurna seperti Choi Minha untuk punya satu pria. Tapi ketika dia dihadapkan pada pilihan untuk menikahi salah satuny...