9. Baby J

1.2K 138 6
                                    




.

.

.

"Kapal milik Kai akan berangkat pada pukul 00.00 dini hari ke Selandia Baru. Kudengar Kai ada sedikit masalah dengan wilayah perdagangan perusahaan milik Xion corp. Aku curiga mereka akan menyabotase kapal milik Kai, jadi berjagalah dari jarak jauh. Jika kapal Xion mendekat, tenggelamkan." Minha memandangi layar komputernya, fokus pada upaya penyelamatan kapal milik pacarnya itu.

Didepannya ada Lucas, Yuta, dan Taeyong. Kepercayaannya. "Laksanakan," ucap Lucas. Dia paham jika Minha menyuruhnya, karena lirikan singkatnya mengarah kedirinya tadi.

Minha lalu melirik Yuta yang bersiap karena tahu Minha akan memerintahkannya. "Aku mau kau dan pasukanmu berjaga didermaga. Kita harus melihat kemungkinan lain, dimana ada perusahaan lain yang akan ikut menyabotase. Yuta."

Yuta mengernyit, lalu mengangguk. "Ya," jawabnya. Tidak sopan, seperti Lucas. Tapi Minha sudah maklum.

"Taeyong," panggil gadis itu. "Aku akan mengirimkan assassin untukmu. Jika pelakunya benar adalah Xion, bunuh dia."

"Aishhh, dengan senang hati."

Setelah menerima perintah, kedua pria itu pun pamit undur diri secara tidak sopan kepada gadis itu-dengan cara melemparkan siulan nakal karena Minha melindungi kapal pacarnya dengan serius. Mereka tidak tahu saja, jika Kai sudah lebih dulu meminta bantuannya sebelum mereka jadian.

Lucas masih diam ditempatnya. Memandangi gadis itu yang masih sibuk dengan komputernya. "Minha," panggilnya.

"Ya."

"Terimakasih sudah mengabulkan satu permintaanku ini," kata Lucas. Gadis itu reflek menatap pria tampan dihadapannya itu, menatap Lucas yang untuk pertama kalinya-tersenyum tulus kepadanya. Jika biasanya, senyum sinis lah yang ada diujung bibirnya.

Minha mendengus. "Iya. Aku hanya tidak mau menyia-nyiakan air matamu yang langka itu," katanya. "Ngomong-ngomong, kalau aku disakiti lagi, dan aku hancur lagi, ini salahmu." Minha kembali fokus pada layar monitornya, dan tangannya kembali mengetikkan sesuatu disana.

Lucas hanya tersenyum tidak peduli. "Akan aku bunuh dia jika dia menyakitimu," katanya.

"Iya, ya." Minha mengiyakan ucapannya, lalu teringat sesuatu lagi. "Ngomong-ngomong jalang jalang kemarin, bagaimana?"

"Masih hidup," kekeh Lucas. "Tapi seperti mayat."

Gadis itu tertawa, paham bagaimana keadaan jalang-jalang sialan itu. Apalagi jalang yang berani mendaratkan tangannya kepadanya semalam itu. "Bagus."

"Ngomong-ngomong, aku menerima sebuah kontrak kerja sama dari Kim Taehyung pagi ini, tapi kontraknya aneh, coba lihat." Lucas menyodorkan sebuah map berisikan lembaran surat kontrak kerja pada Minha, dan dia membukanya dengan cepat, dan sekilas dirinya bisa paham kenapa kontrak ini aneh. Keuntungan kontrak ini lebih banyak kepada perusahaan miliknya.

"Tolak saja." Minha langsung menyodorkan lembaran itu kembali kepada Lucas tanpa pikir panjang. "Aku malas mengambil resiko."

"Tapi-"

Baru saja Lucas akan menambahi, Minha menatap Lucas secara tiba-tiba, dengan mata melotot, menununjukkan keterkagetan dan kemarahan secara bersamaan. "Apa?"

Minha berdiri dikursinya, lalu berjalan lurus dari sisi kanan meja kerjanya, menuju kesebuah rak hiasan biasa yang sengaja dia letakkan dikantor untuk interior semata. Gadis itu lalu meraba-raba semua benda disana, sampai dia mendapatkan sebuah benda kecil berwarna hitam yang seukuran dengan tahi lalat.

Sexiest Mafia [NC18+]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang