4. Park's Brothers

1.5K 180 3
                                    


Ayo vote.

.

.

.

Citttt!

Minha membuka kaca mobilnya, dan dengan secepat kilat menembaki ban mobil mereka satu persatu hingga mereka kehilangan keseimbangan. "Maaf aku merusak mobil-mobilmu, Lucas! Setelah aku menjual organ mereka akan aku ganti, tenang saja!" ucap Minha, dengan santai dia mengarahkan kedua pistolnya ke mobil-mobil itu. Setelah dia tembak ban mereka, dia tembaki kaca mobil didepannya. Tembus? Tentu saja. Senjata yang diberikan Kai tidak pernah mengecewakan.

DOR! DOR! DOR!

Mereka balas menembaki Lucas dan Minha. Tapi tidak satupun yang mengenai gadis itu, tapi keadaan Lucas yang menyetir sambil menembak membuatnya sedikit kewalahan, dan lengannya terkena dua luka tembak.

"Kan! Apa kataku! Mereka ingin kau bergumul dengan tuan mereka. Buktinya mereka tidak melukaimu, ashhh, sial."

Minha terkekeh. Dia jadi penasaran siapa yang mengirim orang-orang ini. Tuannya sudah pasti menginginkan Minha. Entah untuk kerjasama atau tubuhnya, yang jelas dia menginginkan sesuatu dari gadis itu.

"Lucas! Apa kau ingin tahu siapa tuan mereka?" tanya Minha, lagi.

"Jelas. Setidaknya aku ingin melihat dia sekali dan memeriksa apakah punya riwayat AIDS atau tidak."

"Hei, kenapa kau malah ingin memeriksa itu? Kupikir kau mau membalas tembakannya?" tangannya masih fokus menembaki, meski mulutnya terus bertanya.

"Kupikir kalian akan tetap berakhir diranjang, pada akhirnya."

"Hahaha, sialan!" Minha membuka pintu mobilnya sebelah, lalu berdiri didekat pintu mobil itu sambil mengacungkan pistolnya. "Siapa tuan kalian! Dan apa mau kalian?! Kalau kalian jujur mungkin aku akan lepaskan kalian dasar udang bodoh!" maki Minha, membuat mobil-mobil itu menghentikan laju mereka mengejar, menjadi lebih santai agar Lucas juga bisa lebih santai mengemudi.

"Nona! Kami sungguh ingin membawamu dengan tenang tanpa melukaimu, seandainya kau tidak menyerang kami. Tenanglah, kami tidak berniat menyakiti anda," kata mereka, membuat Lucas menghentikan mobilnya, dan mereka pun sama.

Minha turun dengan anggun dari mobilnya, menatap sisa orang-orang yang masih selamat tanpa luka tembak didahi mereka. Yah, mereka beruntung peluru ganas gadis itu hanya mengenai lengan dan dada mereka.

"Ok, siapa yang mengirim kalian?"

"Yah kami ... Suruhan tuan Park."

"Park?" Minha menatap Lucas yang juga menatapnya bingung.

"Park siapa?"

"Ikuti kami, dan anda akan tahu."

"Bagaimana jika kalian malah mencelakai aku? Apa ada jaminan jika aku aman ikut dengan kalian?" tanya Minha, sambil melipat kedua tangannya didada.

"Nona Choi... Kami yakin gelar Killing Machine-mu kau dapat bukan dari menyuap. Justru kami yang akan dalam bahaya jika membiarkanmu membawa pasukan. Tuan Park bilang anda licik dan jahat. Jadi, dia tertarik padamu."

"Hmm, masuk akal. Kau kan memang suka menjadi pengkhianat jika melihat peluang dan keuntungan," sindir Lucas, dan Minha hanya memberinya delikan tajam.

"Hm, baiklah. Aku percaya pada kalian. Tapi... Sebaiknya kalian bisa beritahu Lucas kemana kalian membawaku. Dan tinggalkan senjata kalian dimobilku, baru aku ikut dengan tenang," tawarnya.

"Baiklah, nona Choi. Kalian, cepat tulis alamat kantor kita dan serahkan semua senjata ke pada dia," ucap salah seorang pria yang Minha bisa tebak adalah pemimpinnya.

Sexiest Mafia [NC18+]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang