.
.
.
Gaun gelap berkilat yang sudah robek dibagian paha itu membuatku jadi sedikit mudah berlari. Aku berharap orang-orang brengsek sialan itu tidak bisa menemukanku. Anak buah si pengecut itu. Beraninya menyerang orang lain saat lengah saja. Dia tahu aku tidak bawa senjata dan pengawalan yang cukup makanya dia menyerangku, dan membuatku harus kabur dengan penampilan yang sudah entah bagaimana bentuknya.
Heels-ku sudah lama kubuang. Mengganggu aksi pelarianku, soalnya. Gaun-ku sudah robek sana sini karena aku gunakan berlari, melompat, dan berguling. Tatananku juga sudah berantakan, dan riasanku sudah bercampur dengan tanah. Sialan, menyedihkan sekali aku sekarang. Si tuan puteri kegelapan, putri dari seorang legenda, Choi Siwon. Sekarang aku diburu secara membabi buta oleh salah seorang pria yang memuja parasku. Sial!
Aku tersenyum bahagia saat melihat box telepon umum dikejauhan. Lariku semakin cepat. Menuju box telepon itu. Satu-satunya harapan yang aku punya sekarang. Meminta bantuan papaku. Dia pasti akan membereskan semua masalah untukku.
Karena aku tidak punya uang sepeserpun-semua barangku terjatuh saat pelarian-aku mencongkel bilik koinnya dengan antingku. Pelajaran kriminal sederhana yang biasanya digunakan untuk menyusup, sekuarang ada gunanya juga saat aku sedang tidak punya koin, rupanya.
Aku mengambil koin dari biliknya, lalu memasukkan beberapa kedalam lubangnya. Nafasku masih teerengah, berharap orang-orang gila itu tidak sampai ketempatku.
Setelah nada sambung ketiga, telepon terangkat, beserta sapaan "halo" dari seberang. Aku menghela nafas panjang-lega.
"Papa, papa." nafasku tersengal, begitu telepon umum menyambungkan teleponku ke orang diseberangku.
"Minha, ada apa? Suaramu terlihat memburu, sayang. Ada apa?" suara paruh baya itu terdengar. Aku menghela nafas. Syukurlah papaku tidak apa-apa. Kejadian beberapa saat lalu cukup membuatku kewalahan. Diserang saat aku tidak punya cukup pertahanan. Sialan, akan aku balas mereka!
Aku berusaha mengontrol suaraku, lalu berucap lagi. "Papa, aku butuh beberapa orang dan senjata. Aku diserang, kirimkan aku itu, kumohon."
Beberapa saat, hening. Lalu terdengar suara kekehan dari seberang. Aku menegang. Itu bukan kekehan papaku. Firasatku jadi tidak enak. Siapa dia?! Kenapa dia terkekeh didekat papaku seperti itu?
"Siapa kau, brengsek?!" aku berteriak, dengan nafasku yang masih tersengal.
"Nona Choi, maafkan aku. Tapi aku takut papamu tidak akan bisa mengirimkan siapapun ketempatmu sekarang," kata suara itu. Suara sialan yang sekarang aku benci itu.
"Kim... Taehyung..." aku menggeram. Dia si brengsek yang memburuku sampai aku terlihat menyedihkan seperti ini!
"Apa yang kau lakukan pada papaku?!" aku berteriak lagi, dan dia terkekeh lagi. Aku rasa dia sudah gila karena terlalu banyak tertawa.
"Hanya bermain-main sebentar dengan mertuaku," jawabnya, santai. "Tidak kusangka dia setua ini, tetap beraksi didunia gelap ini kurasa terlalu berat untuknya. Mungkin sebaiknya aku antar dia istirahat keakhirat saja. Kau setuju?"
Cklik.
Aku mendengar suara pistol.
"Jangan sentuh papaku. Atau kau akan tahu akibatnya bermain-main denganku, Kim Taehyung." aku tidak peduli suaraku bagaimana, atau keadaanku bagaimana sekarang. Emosiku bergejolak saat mendengar suara pistol itu.
Tawa Taehyung lepas. "Sekarang kau berada entah dimana, tanpa senjata dan uang yang cukup. Apa yang bisa aku dapatkan darimu yang membuatku hars takut?"
"Kau akan dapat musuh abadi," jawabku, cepat.
"Bagaimana jika cinta abadi? Lebih menyenangkan bukan?"
"Mimpi kau."
DOR!
"Aaaaakkhh!!"
Suara jeritan mama terdengar.
Aku menegang.
"Santai, sayangku. Aku tidak menembak papamu," katanya. "Meleset soalnya, ke ibumu."
Lututku lemas.
Mama...
"SIALAN! BRENGSEK KAU, KIM TAEHYUNG!" cairan bening itu keluar dari mataku, membayangkan mama yang tidak tahu apa-apa, berlumuran darah ditangan Kim Taehyung.
"Kalau kau masih mempertimbangkan tawaranku itu... Segeralah datang, sayang. Mungkin orangtuamu akan selamat? Haha."
"Jangan!! Jangan kesini, Minha!! Papa mohon!!" suara berat papaku, berteriak.
Brak!! Suara benturan. Aku menegang. Disusul suara tembakan berulang kali, memekakkan telingaku.
Lalu teleponnya mati.
Beserta aku yang terduduk lemas didalam box telepon umum.
...
Ga vote aku ngaret.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sexiest Mafia [NC18+]✔
Fiksi PenggemarMature content⚠️ "Minha itu sangat kuat dan mendominasi, setidaknya sampai dia dihadapkan pada Kim Taehyung." Mustahil bagi gadis sempurna seperti Choi Minha untuk punya satu pria. Tapi ketika dia dihadapkan pada pilihan untuk menikahi salah satuny...