13. Broken Hearts

912 113 4
                                    

.

.

.

.

Dor! Dor! Dor!

Kai menembaki anak buahnya yang datang dengan tangan kosong, lagi. Matanya seolah tidak menatap kepada apapun lagi. Pandangannya kosong tanpa terisi apapun, namun dia tahu dimana letak anak buahnya, lalu menembaki kepala mereka satu-persatu.

"Berani sekali kalian menyebut diri kalian mafia, tapi mencari tahu keberadaan gadisku saja, tidak bisa!" amuknya.

Soobin dan Hyungwon sudah mengatakan kepada pria itu untuk tenang sejak menghilangnya gadis itu. Bisa saja, dia hanya iseng atau sedang ada urusan mendadak yang sangat mendesak. Biasanya juga gadis itu sering hilang hanya untuk jalan-jalan kemana saja. Mau dicari juga percuma. Minha itu spesialis menyamarkan diri. Dia tidak akan bisa ditemukan, kecuali jika dia ingin.

Tapi Kai bersikeras mengatakan jika gadis itu mungkin dalam bahaya. Itu dulu dia lakukan sebelum dia memiliki tanggung jawab untuk berkirim kabar pada seseorang. Sekarang, dia sudah punya tanggung jawab berkirim kabar pada Kai, dan ini sudah lebih 24 jam dia tidak menerima kabar dari gadis itu.

Soobin hanya bisa membantu Kai mencari gadis itu, dan menghalangi berita ini sampai ke Tuan Besar keluarga Choi, Choi Siwon, atau dirinya akan tamat.

Hyungwon sudah mengirim orangnya kemana saja, bertanya tentang keberadaan Minha kesemua jaringan sosial mafia hitam dan juga pembisnis dimana saja dengan cara halus tanpa menimbulkan kecurigaan Ayahnya, tapi nihil. Mereka tidak tahu apapun. Salahkan Minha yang punya banyak hubungan dengan tuan muda mereka, hingga mereka tidak bisa menebak yang mungkin berkaitan dengan hal ini.

Kai mengasak rambutnya, kesal. "Kalau sampai ada yang terjadi padanya, aku tidak akan memaafkan diriku sendiri."

Hyungwon menepuk bahu pria itu, lalu tersenyum. "Tenang saja, dia tidak akan dapat reputasi jika dia itu lemah."

"Bahkan orang terkuat sekalipun pasti mengalami titik krisis, hyungwon. Aku harus apa jika dititik krisisnya Minha dia tidak bisa mengandalkanku?"

Hyungwon diam saja, merasa kasihan pada teman masa kecilnya, dan juga orang-orang yang menerima akibat dari kekacauan hati pria itu.

"Hyung, sepertinya kita hanya bisa pakai cara itu," ucap Soobin, ketika dia menemukan suatu ide dikepalanya.

"Apa? Tidak. Kau pikir dia akan mau membantu kita?" tanya Hyungwon, dengan nada meremehkan.

Soobin memegang bahu kakaknya itu, "Mari kita paksa!"

Kai yang tidak mengerti pembicaraan mereka berdua segera menengahi, "Apa maksudnya? Apa yang kalian bicarakan? Apa kita punya cara lain?" tanyanya, bertubi-tubi.

"Ada. Jongin—"

"Soobin, Minha tidak akan suka jika kau cerita," cegah Hyungwon.

"Kak. Meskipun kita ada kemungkinan kalau Minha menghilang biasa seperti sebelumnya. Tapi coba kau pikir, biasanya, Lucas akan tahu dia dimana meski tidak akan memberitahukannya pada siapapun. Tapi sekarang Lucas benar-benar tidak tahu dia dimana. Bagaimana kalau ucapan Kai benar, dia sedang dalam masalah?" tanya Soobin, tepat sasaran.

"Aku setuju. Soobin, aku akan menerima
Kemarahan Minha untuk kalian. Cepat beritahukan bagaimana caranya mengetahui keberadaan dia."

Hyungwon mendesah. "Sekarang masalahnya bukan hanya soal Minha..."

Soobin akhirnya bercerita, "Kau tahu Kim Namjoon, kan? Mantan pacar pertamanya." Soobin memulai. "Sewaktu dia pacaran dengan Minha, dia pernah memasukkan chip pelacak ketubuh Minha, jadi, seharusnya sekarang cuma dia yang tahu dimana si bawelmu itu."

Sexiest Mafia [NC18+]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang