;
"Sebenarnya siapa yang kau cari, Taehyung?" Namjoon menatap pria tampan yang sudah dia anggap sebagai adiknya itu dengan raut wajah datar. Karena Taehyung juga tidak menunjukkan sifat beramah-tamah, dia pun jadi tidak repot-repot untuk bersikap ramah. Tapi sebagai pemimpin, dia wajib membantu Taehyung jika memang masalah pria itu sulit. Lagipula, dia sudah menganggap Taehyung seperti adiknya sendiri.
"Aku tidak mencari siapa-siapa," jawabnya, jujur.
"Lalu kenapa kau menggila seperti itu? Yoongi sampai kelabakan untuk menetralkan kembali perekonomian di Asia. Kau ini kenapa? Kenapa kau mematikan bisnis keluarga Choi? Apa Minha mengganggumu?"
Taehyung hanya terdiam. Bagaimana dia mengatakan pada Namjoon jika dia seperti ini karena Minha? Dia malas berdebat dengan Namjoon. Dan juga, dia tidak mood untuk berperang sekarang. "Aku hanya bosan."
Namjoon tersenyum klise, "Bosanmu menghancurkan rantai perekonomian terbesar di Asia?"
"Aku jika bisa menghancurkan rantai perekonomian di Eropa jika kau mau, hyung."
Ucapan sarkas Taehyung membuat Namjoon menatapnya tajam. "Sekarang aku yakin memang ada seseorang yang membuatmu menggila seperti ini."
"Tahu dari mana kau?"
"Kau pikir aku ini bawahanmu? Sopan sedikit, bocah." Namjoon memukul kepala Taehyung, gusar. "Jika kau mau solusi, aku bisa beri kau satu. Aku tahu satu-satunya masalah dihidupmu itu adalah hatimu sendiri. Iya, kan?"
"Sok tahu."
"Tentu saja aku tahu. Membandingkan cinta dengan kasih sayang saja kau tidak bisa," ledek Namjoon.
"Memangnya itu berbeda?"
"Nah, kan!" Namjoon menjentikkan jarinya. "Adikku, cinta dan kasih sayang itu berbeda. Kau bisa menyayangi orang lain, tapi kau belum tentu jatuh cinta kepadanya. Seperti perasaanmu pada Jennie yang selama ini kau anggap cinta itu."
Taehyung terpekur, memikirkan ucapan Namjoon.
"Yang kau sebut cinta itu, baru perasaanmu ke Minha. Itu baru cinta."
"Begitukah?"
"He-em."
"HAH?!" Taehyung membelalak ketika sadar bahwa Namjoon menyebutkan nama Minha. Maksudnya, dia tahu soal perasaan Taehyung pada gadis itu? Sejak kapan? Lalu kenapa dia terlihat sesantai itu?
Namjoon tertawa melihat ekspresi lucu Taehyung yang jarang sekali dia lihat. Ekspresi kaget, malu, dan bingung campur satu. "Ada apa dengan wajahmu, Tae?" tawanya.
"Hyung, kau tidak gila, kan? Darimana kau tahu itu? Dan kenapa-"
"Aku ini tidak bodoh, Taehyung. Kau pikir, aku ini bisa menahan rasa penasaran? Adikku, aku ini bisa sampai disini karena rasa penasaranku, jadi jika kau pikir hal kecil mengenai kau dan Minha itu aku tidak tahu, kau salah besar. Sejak kau dan Minha melakukan 'itu' dihotelku, aku sudah memantau kalian."
Taehyung hanya menatap Namjoon yang sedang memberikannya smirk puas dengan tatapan heran. Heran kenapa pria itu bisa sesantai itu pada orang yang telah merebut kekasihnya. "Kau tahu...?"
"Aku tahu. Aku juga tahu siapa-siapa saja yang menghabiskan malam dengan Minha. Dia itu sangat mudah tergoda. Asal kau tampan, dengan tubuh bagus, status yang mumpuni dan juga ikat pinggang yang simpel, dia akan berlutut. Dan sialnya kau malah tahu itu, sialan!" Namjoon memukul bahu Taehyung, kesal. Kesalnya beneran, walau tidak terlalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sexiest Mafia [NC18+]✔
FanfictionMature content⚠️ "Minha itu sangat kuat dan mendominasi, setidaknya sampai dia dihadapkan pada Kim Taehyung." Mustahil bagi gadis sempurna seperti Choi Minha untuk punya satu pria. Tapi ketika dia dihadapkan pada pilihan untuk menikahi salah satuny...