53. Final

983 106 17
                                    




































;

"T-tae, s-sakit." aku menutup mulutku sendiri ketika aku merasakan miliknya Taehyung menembus bagian bawahku dengan brutal.

Tidak seperti dia yang biasanya, kali ini dia melakukannya tanpa peduli jika itu menyakitiku, pompaannya terasa menyakitkan, kuat, dan kasar. Tanganku diikat dikepala ranjang, mataku ditutup dengan sehelai kain, dan dia langsung memasukkan penisnya tanpa pemanasan terlebih dahulu.

Taehyung masih saja tidak memedulikan rasa sakitku. Dia masih saja sibuk memompa. Kian cepat, semakin brutal dan menuntut. Aku lemas, hanya bisa membiarkan Taehyung dan menangis.

Tak lama, aku merasakan jika aku akan keluar. Dan merintih menyebut nama Taehyung, kencang, menyuruh dia untuk lebih pelan. Tapi dia tak mendengarkanku. Malah semakin cepat, sampai akhirnya aku keluar, dan dia masih saja memompa. Padahal aku kelelahan. Cairanku mengotori penyatuan kami, dan dia masih segila itu. Bibirnya terus meraup leherku, dadaku, meremas dadaku dengan kasar dan memainkan ujungnya tak kalah kasarnya. Sakit, seluruh tubuhku sakit, hatiku juga.

"Taehyung, berhenti... Ahsss..." aku mendesah ketika dia menekan penisnya dalam-dalam, menyentuh titik nikmatku, lalu memompa dengan cepat lagi. Menumbuk liangku tanpa ampun.

"Tidak." suara baritonnya membuatku bergidik ketakutan, lalu yang berikutnya terjadi adalah, dia mencium bibirku.

Dia melumat bibirku dalam, kelaparan, menuntut, sembari memasukkan lidahnya dan menjilat bagian dalam mulutku dan mengabsen gigi-gigiku.

"Kau membuat aku membencimu." Itu yang aku ucapkan begitu tautan kami terlepas, menyisakan tali saliva yang membentang diantara mulutku dan mulutnya. Dan dia hanya tersenyum sinis masih dengan posisi memompa.

"Bencilah. Dan aku tetap akan seperti ini, dan kau tetap tidak akan bisa kemana-mana."

"Kenapa? Kenapa Taehyung?"

Taehyung hanya menggeram , "Karena aku menginginkanmu, aku mencintaimu."

"Tidak, kau tidak mencintaiku."

"Terserah!" Taehyung menumberikan satu tumbukan pada liangku, lalu menyemburkan semuanya didalamku. Pertama kalinya, dia melakukan itu. Biasanya, kami selalu pakai kondom, atau dia akan mengeluarkannya didalam. Kini dia melepaskannya didalam, membuat sisa-sisa penyatuan kami keluar dari dalamku. Menjijikkan. Aku benci diriku.

"Kenapa seperti ini?" aku menatap matanya, tepat setelah dia melepas kain dari mataku.

Kilat kemarahan dimata Taehyung meredup. Dia menurunkan wajahnya, menangkup pipiku, lalu menciumi wajahku. "Min, aku mencintaimu, aku tidak berbohong. Jangan menangis, kumohon."

"Kau menyakiti aku."

"Aku tahu, aku tahu. Maaf."

"Aku tidak masalah jika kau mafia sekalipun, Tae." Aku menangis, sesenggukan. "Aku mungkin akan shock, mungkin akan menjauhimu karena ketakutan, tapi kau tahu, itu tidak aakn lama, aku pasti kembali padamu, kau itu rumahku, rasa cintaku lebih besar daripada itu —aku, aku mencintaimu sebesar itu."

Taehyung semakin menundukkan kepalanya, menangis. Dia menciumi ujung mataku yang basah, menghisap air mataku. "Aku tidak mau kehilanganmu. Hanya itu yang kupikirkan saat itu."

"Tapi kau membohongiku. Sakit sekali rasanya saat aku tahu jika kau meragukan aku. Kau ragu bahwa aku akan tetap bersamamu. Apapun keadaannya. Kenapa, Tae? Kenapa? Dulu kau juga melakukannya. Apa menurutmu, hanya kau yang mencintai disini?"

Sexiest Mafia [NC18+]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang