.
.
.
Singkat cerita, aku memilih mencari pasangan. Aku merasa bersalah pada Lucas, jujur saja. Jadi, demi pria itu, akhirnya aku memilih mencari seseorang, yang benar-benar cinta padaku.
Hari inipun, aku datang ke club elite. Milik kakak keduaku, Soobin. Hanya yang punya kartu keanggotaan yang bisa masuk. Kecuali aku, karena aku adik dari pemiliknya. Sebenarnya, mau itu petinggi atau pemilik sekalipun, harus punya kartu untuk masuk. Tapi karena aku malas pegang kartu begitu-dan ingin menunjukkan betapa berkuasanya aku atas kakakku, aku menolak memakai kartu. Jadi dia membiarkan kartuku dijaga oleh pengawal. Intinya, aku bisa masuk sesuka hati tanpa harus memberikan kartu.
Aku disambut oleh Chanyeol didalam sana, yang duduk disofa ditemani para wanita jalang. Baru kemarin dia bilang i love you padaku, tapi lihat tingkahnya sekarang. Kalau dulu sih, aku tidak peduli. Tapi mungkin karena teringat kata-kata Lucas, aku jadi sedikit kesal.
Banyak pria yang mencoba mendekatiku begitu aku datang. Sebenarnya ini bagus karena aku tinggal melihat dan memilih mana yang aku suka. Tapi aku tidak tahu yang mana yang tulus mencintaiku seperti kata Lucas. Jadi, aku beralasan kepada mereka ingin minum tequila kesukaanku dulu, dan mereka paham lalu mulai menyingkir.
Aku mendatangi bartender cantik itu. Temanku sewaktu sekolah dulu. Jika ingat dia anak yang polos dan baik dulu, rasanya aku puas sekali menjadikan dia nakal dan liar begini hanya dalam setahun. Sejak dia kehilangan semua anggota keluarganya, dan datang kepadaku, memohon bantuan. Untungnya-gadis polos ini sangat baik padaku dulu. Jadi aku memberinya pilihan. Pekerjaan kotor tapi memuaskan, atau menjadi bersih dan melarat. Lalu dia memilih opsi pertama. Memang, tidak ada yang bisa menolak pesona uang.
"Hai Jiwon, apa kabar?" aku menyapa gadis manis dengan pakaian sexy terbuka itu.
Dia membalas senyumku, lalu tangannya mulai sibuk mengambil botol tequila-kesukaanku. Dia sudah hafal, memang. "Baik, Min. Senang melihatmu malam ini. Kau jarang kemari sih, akhir-akhir ini, kemana saja?" tanyanya, sembari meletakkan segelas tequila dingin kehadapanku.
Aku terkekeh. "Yah, aku sibuk dengan bisnisku," tawaku, dan Jiwon tahu apa maksudku dengan "bisnis" jadi dia tertawa saja tanpa bertanya.
"Sering-sering, ya, kemari? Banyak yang mau kuceritakan padamu setiap harinya."
"Kalau dulu, kau suka bercerita soal pria yang populer disekolah. Sekarang ceritamu sudah tentang pria yang menghabiskan malam denganmu, hahaha."
"Waktu berputar. Menjadi polos tidak membawa keuntungan apa-apa padaku. Jadi aku memutuskan merubah jalanku."
"Aku tahu, makanya aku tawarkan kau disini."
"Terimakasih."
"Sama-sama. Ngomong-ngomong, aku perlu saranmu," ujarku. Mungkin Jiwon bisa memberiku saran, karena dia pernah jadi cewek baik-baik, hahaha.
"Katakan."
"Bagaimana cara mengetahui siapa pria yang suka padamu?" tanyaku. Dan, diluar dugaanku, Jiwon malah kaget dengan mulut menganga saat aku bertanya. Ada apa? Apa pertanyaanku aneh?
"Wow! Siapa dia? Pria beruntung yang mendapat secuil perhatianmu?!" tanyanya. Ingin sekali kubekap mulutnya itu. Aku malu dong, kalau ada yang dengar! Haish, dia masih saja seperti itu kalau kaget. Untung ini di club, jadi dentangan musik membuat mereka tidak mendengar teriakan Jiwon-kalau sedang tidak fokus mendengar kami tentunya.
"Ssstt... Bodoh. Mau kujahit mulut lebarmu, hah?" ancamku, kesal, lalu dia terkekeh, dan meletakkan jari dibibirnya, seperti berjanji akan memelankan suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sexiest Mafia [NC18+]✔
FanfictionMature content⚠️ "Minha itu sangat kuat dan mendominasi, setidaknya sampai dia dihadapkan pada Kim Taehyung." Mustahil bagi gadis sempurna seperti Choi Minha untuk punya satu pria. Tapi ketika dia dihadapkan pada pilihan untuk menikahi salah satuny...