18. Wild Women

842 117 7
                                    

Buat kaliam yamg baca. Ngeship siapa?



.

.

• author pov

Sekotak coklat dan buket bunga tulip putih yang teronggok didepan meja balkon kamar gadis dengan piyama biru itu membuatnya sedikit berjengit kaget. Dia baru saja membuka pintu balkon kamarnya untuk mencari udara segar, namun bukan hanya udara segar yang dia dapatkan saat membuka pintu. Melainkan juga sekotak coklat dan bunga tulip putih. Kesukaannya.

Minha melirik tulisan didalam kertas itu yang sengaja diketik komputer ;

Good morning and fighting, love.

RR

Minha menukikkan alisnya. Melihat inisial RR disana. Siapa RR ini? Kenapa dia tidak ingat kalo ada pria berinisial RR dekat dengannya?

Saat dirinya masih asyik berpikir, sebuah suara membuatnya kaget karena kedatangannya yang tiba-tiba. Jungkook, bayinya. Datang dengan segelas susu dan juga roti panggang. "Kau pasti lapar," katanya, sambil meletakkan nampan berisi makanan itu ke meja nakas. "Ini aku bawakan makanan..."

Minha tersenyum, bahagia. Dia senang mendapat perhatian sekecil apapun dari Jungkook. Dia senang karena akhirnya anak itu mau mengakui bahwa dirinya senang menjadi anaknya Minha. Ahah.

Dia meletakkan kotak coklat dan buket bunga itu dikasurnya, lalu berjalan mendekati Jungkook. Jungkook melirik sedikit kearah coklat dan bunga itu, dengan alis menukik bingung. "Apa itu?"

"Oh?" Minha melirik kotak coklat dan bunganya. "Entahlah, dari pengagum rahasiaku, mungkin? Mamamu ini kan populer, Kookie," jawabnya, santai, sambil mencomot satu roti panggang dengan selai kacang didalamnya itu.

"Ewww."

"Jangan bicara begitu sama mamamu, bodoh." Minha hampir saja memukul pelipis Jungkook lagi, tapi tangannya berhenti karena dia sadar masih ada bekas luka disana, jadi, dia memperlambat tangannya dan hanya mengelus kecil pelipis anak itu. "Aku berjanji akan membalaskan siapapun yang melakukan ini padamu."

"Kan sudah aku bilang—"

"Ah, lain kali bikin selai cokelat dong, Kook. Aku bosan kalau kacang terus," potongnya. Minha tidak akan mau mendengar siapapun jika dia sudah memutuskan, itu tabiatnya. Jadi, Jungkook hanya menghela nafas panjang dan mengiyakan permintaan Minha untuk membuat roti panggang dengan selai kacang.

"Apa isi kertas itu?" tanya Jungkook, saat melihat seonggok kertas berada disela-sela bunga tulip itu.

Minha mengangkat bahu, sembari terus mengunyah. "Ucapan selamat pagi dan semangat, lalu si RR itu menyebutku cinta."

Jungkook mengangkat alis. "RR?" dia merasa seperti tidak asing dengan inisial itu.

"Iya, RR. Nama pengirimnya. Kau kenal?"

Jungkook menggaruk kepalanya yang tidak gatal, seperti berusaha mengingat-ngingat. "Aku sepertinya pernah dengar. Ahhh iya, sepertinya dia itu sangat terkenal di Eropa, terutama di Amerika," jelas Jungkook. "Aku pernah bertugas beberapa kali kesana, dan sering mendengar inisial RR ini. Apa kau yakin kau tidak berurusan dengan artian serius? Kalau iya, kau mungkin dalam bahaya," tanya Jungkook.

"Bodoh! Aku saja tidak kenal dia, bagaimana aku bisa berurusan dengan dia?" tanya Minha, gusar. "Lagian, RR siapa sih? Dia terkenal karena apa?"

"Karena dia berdarah dingin, tidak punya hati, dan tidak bermoral. Sialnya, dia juga jenius dan sangat lihai. Minha, aku tahu kau itu ahlinya menggunakan senjata. Tapi dia ini, selain mahir bersenjata dia juga cerdas dan sangat ahli dalam strategi. Kau akan dalam bahaya jika berurusan dengan dia," ucapnya, khawatir.

Sexiest Mafia [NC18+]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang