𝔹𝔸𝔹𝔸𝕂 15
∴ ════ ∴ ❈ ∴ ════ ∴
" So , I heard from Darrel .. Hmm , he have this ' Noona ' who accompany him on weekdays ?.." ujar Jin sambil menapak mendekati Jimin yang sedang sibuk menyusun kertas di meja kopi di dalam pejabatnya .
Jimin hanya mengerling arah Jin sekilas ,
" Noona apanya ?"" Darrel yang cakap . Erm , sampai dia sikit pun tak nak ikut hyung jenjalan lagi , well hyung tak tahu pula dia ada noona , sejak bila ?" sengaja Jin bertanya .
Bukan dia tak nampak siapa yang Darrel maksudkan .
Dia tak sangka pula perempuan yang jaga Darrel haritu kini senang-senang saja masuk ke dalam rumah Jimin .Dia seolah-olah dapat rasa yang ada sesuatu istimewa pasal gadis itu hingga jimin membenarkan gadis itu meluangkan masa bersama Darrel.
" Oh . Haerin , kenapa ?"
" Haerin ? Wah . Kau kenal dia ?"
" mestilah , sudah namanya dia rapat dengan Darrel kan ?"
Jin terlopong .
" wah Jimin ! Sejak bila kau boleh bercakap pasal perempuan dengan setenang ini ? Selalunya kalau sebut pasal perempuan , kau tegang semacam je ."Jimin menggulingkan biji matanya keatas .
" she just a friend . Nothing special ."" friend ? Friend who take a good care of your son while you're working ? Wah . How special that friend is ?"
Jimin memandang arah Jin dengan tajam .
" Hyung takde kerja ke ?"Jin menjungkitkan bahunya .
" ada tapi saja nak kacau kau . nak tanya pasal this friend of yours."Jimin mencebik .
" aku dah cakap kan ? She just a friend ."" tahulah . Kenapa gelabah sangat ni ?" Jin tersenyum menyakat .
Jimin pula hanya mengendahkan Jin.
Manakala Jin masih dengan pendiriannya .
Hmm , ada ke kawan sampai ke rumah tiap kali hujung minggu semata-mata nak jaga anak kawannya saja ?
Jin tersenyum kecil .
Bukan sekadar sekali , tapi Jin perasan yang kebelakangan ni perempuan itu sentiasa berada di rumah Jimin tiap hujung minggu .
Kalau itu satu petanda untuk jimin ,
Jin tumpang gembira .
Jimin layak mendapat kebahagiaan itu sekali lagi .
• • • •
" Dada dada dada cepat la !" ujar Darrel sambil menolak tubuh Jimin untuk masuk ke dalam dapur.
Kemudian dia terus saja menarik tangan Jimin ke arah kaunter .
" here ! Take a bite !" Ujar Darrel sambil mengangkat pinggan berisi kek coklat .
Jimin menurut , sekeping kek itu dia capai lalu dimasukkan ke dalam mulut .
" Sedap kan ? Arel tolong mama buat !"
Mama ?
Jimin terkejut mendengar nama panggilan Haerin daripada mulut Darrel .
" Arel panggil Noona apa tadi ?"
" Mama ." Jawab Darrel . " Noona dah jadi Mama Arel . "
" siapa cakap ?"
" Arel ! Sebab Noona selalu ada di sini ! Jadi , maksudknya dia dah jadi Mama Arel lah kan Dada ?"
Jimin kehilangan kata-kata .
Dia ingin membantah tapi takut pula dia akan menggores perasaan anaknya itu .
Tapi kalau dibiarkan takut melarat-
" Mama !"
Darrel memanggil Haerin yang baru saja muncul sambil membawa kek yang telah disejukkan .
Jimin pusing untuk memandang arah gadis itu , mulanya dia ingin tanya pasal panggilan Darrel tapi niatnya terbantut apabila melihat pipi Haerin yang dipenuhi tepung dan krim .
Jimin akhirnya tersenyum .
Terasa geli hati pula melihat wajah Haerin sekotor itu .
Spontan tangan Jimin mencapai tisu basah di hujung kaunter dapur itu lalu dia mengelap krim di pipi gadis itu .
Hal ini menyebabkan Haerin membeku di tempat nya sambil memandang arah Jimin . Jimin pula tersenyum .
" Comot ! Aih malu lah budak-budak tengok . Even Darrel pun tak secomot awak ." ujar Jimin sambil menjarakkan dirinya semula .
Haerin segera menunduk . Wajah gadis itu berona .
Aish Jimin ! You gonna make me crazy at this point !
Namun , tiba-tiba saja Jimin teringat akan panggilan Darrel pada Haerin sebentar tadi . Dia memandang arah Darrel .
" Arel , pergi tengok tv ne ? Dada nak bercakap dengan Noona kejap ,"
" its Mama , Dada , but okay !"
Darrel terus saja berlari ke rumah tamu .
Jimin memandang arah Haerin .
" awak dah dengar panggilan Darrel pada awak ?"
" Ermm ya ," Jawab Haerin tanpa memandang arah Jimin . Dia buat-buat sibuk meletakkan krim pada kek .
Jimin mengeluh .
" I hope you forgive him . nanti saya cakap benda ni pada dia . "Haerin terdiam , Dia menoleh memandang arah Jimin .
" sebenarnya saya tak kisah dia panggil saya macam tu ."
" Huh ?"
" Darrel kan budak-budak . Mungkin sebab saya selalu ke sini tiap hujung Minggu , dia dah salah anggap ." jelas Haerin .
Kali ini giliran Jimin untuk diam .
" this is my fault . Saya tak patut suruh awak datang untuk temankan Darrel ..."
" No ! Saya tak kisah . Kan saya dah cakap saya cuti tiap weekend ,"
Jimin ingin bercakap lagi tapi melihat Haerin yang bersungguh-sungguh membuat kek , dia akhirnya diam .
Darrel makin rapat dengan Haerin sebab masuk hariini , ia merupakan minggu ke-3 sejak Haerin datang rumah dia tiap hujung minggu .
Dia tak patut suruh Haerin datang haritu tapi masa tu dia terpaksa kerana ada mesyuarat penting dan sejak haritu , Haerin sentiasa berada di sana tiap hujung minggu .
Dan Jimin pula menggunakan kesempatan itu untuk masuk office tiap hujung minggu , membiarkan Haerin yang jaga Darrel seorang diri .
Jadi tak hairan lah kalau Darrel sudah bila salah faham .
and kalau seseorang perlu di salahkan dalam hal ini , dialah orang itu .
-------------------------------------
tbc
YOU ARE READING
𝗔 𝗗𝗼𝗰𝘁𝗼𝗿'𝘀 𝗪𝗶𝗳𝗲 || 지민 ✔
Fanfiction" Then tell me shuben , if this ain't love , then what is it ?" Jimin mengalihkan pandangannya . Bibir jejaka itu terkunci , diam seribu bahasa. Haerin menapak mendekati suaminya , kemudian dia menyentuh wajah yang bertakhta dihati nya , lembut . Na...