Pengen minta pendapatnya dong, please!
Menurut kalian cerita "Azalea ini gimana? "KALO ADA YANG MAU NANYA TENTANG CERITA INI, KUY TANYAIN DI KOLOM KOMENTAR! ✨ Siapa tau masih ada yang bingung atau aneh kenapa harus Azalea,,,,,,,,,,,
__________________________________🍁
"Setelah semua harapan yang diberikan, kapan kepastian akan datang? "
🌺
Malam ini, udara terasa lebih dingin dibandingkan dengan hari kemarin. Meskipun seluruh jendela sudah ditutup, tetap saja masih terasa sangat dingin. Entah karena AC yang menyala atau angin dari luar yang menyusup masuk melalui lubang ventilasi. Karena itulah Azzyra lebih memilih menyembunyikan tubuhnya dibalik selimut agar tubuhnya tetap hangat.
Selama Azzyra menghangatkan dirinya ditengah udara malam yang dingin, selama itu juga Azzyra memikirkan sesuatu. Melamun kan banyak hal. Perlahan ia mengedarkan pandangannya. Menatap setiap sudut ruang kamar rumah sakit yang ia tempati selama beberapa minggu ini.Kosong, Tak ada siapapun disini selain dirinya sendiri. Semua orang sedang pergi mengerjakan kesibukannya masing-masing. Ziko yang tengah sibuk menjadi suami siaga saat Laras, istrinya tengah mengandung. Budi dan Satya sudah pulang ke rumah masing-masing. Dan Nathan yang tengah mengantarkan Lea pulang.
Azzyra menghela nafas pelan. Ia terjebak dalam suasana melow malam ini. Udara dingin yang terasa menusuk hingga ke tulang, ia yang hanya seorang diri disana dan pikiran-pikiran yang mulai meracuni otaknya.Setelah puas menatap langit-langit, kini padangan Azzyra beralih ke tangan nya. Ia mengangkat tangan kanannya secara perlahan. Menggantung nya diudara. Punggung tangan kanan yang tengah diinfus Azzyra amati lamat-lamat. Kurus, ya tangan dan tubuhnya sangat kurus. Belum lagi wajahnya yang pucat pasi seperti mayat hidup.
Azzyra menurunkan tangan kanan nya. Lagi lagi ia menatap langit-langit, membayangkan sesuatu yang terburuk itu terjadi. Matanya terasa perih, tiba-tiba saja air mata sudah menggenang dipelupuk matanya. Yah, membayangkan ketika ia diharuskan untuk pulang menghadap sang Pencipta selalu menjadi hal yang paling Azzyra benci. Bukan karena ia takut akan kematian, hanya saja ia belum siap menghadapi kenyataan itu. Kenyataan saat ia harus meninggalkan orang yang ia sayangi.Tiba-tiba saja udara disekitarnya terasa sesak. Seiring air matanya yang jatuh kesamping melewati wajahnya. Dulu, ia yakin akan sembuh. Tapi sepertinya Tuhan berbicara lain untuk nya. Sampai saat ini penyakitnya terus menggerogoti tubuh serta otaknya. Mengoyak habis seluruh kehidupannya.
Kali ini Azzyra sudah pasrah, segala usaha telah ia lakukan. Ia hanya tinggal menunggu hasil akhir. Bertahan atau pulang.🌺
"
Lo inget gak Le? waktu itu lo pernah ketakutan gara-gara gue disini, " Tanya Nathan pada gadis disamping nya.
"Iya aku inget, "
"Itu waktu pertama kali kita ketemu, ya kan? "
"Iya kak, "
Nathan tersenyum, tiba-tiba saja ia terlempar ke waktu beberapa tahun silam. Saat melewati jalan ini. Jalan beraspal digang yang cukup besar, seperti jalan menuju perumahan. Disamping nya Lea juga tersenyum. Tatkala Nathan mengingatkan nya lagi tentang pertemuan mereka yang pertama.
"Waktu itu kan kakak penuh luka, terus kayak orang mabuk gitu. Ya aku takutlah, mikirnya takut orang jahat. " Ujar Lea.
"Gue inget banget muka lo yang pucet kayak kehabisan nafas, " Nathan tertawa mengingatnya.
"Kan lagi ketakutan, "
Nathan menghentikan tawanya, menyisakan kekehan kecil. "Makanya jangan banyak su'udzon sama orang, jadi ribet sendiri kan? "
"Kan waktu itu kakak kayak anak berandalan, mana abis berantem lagi"
"Kan gue udah dipukulin, wajar aja babak belur. Anak baik dan sholeh kayak gue gak mungkin berandalan, "
"Pede nya gak ketolong, " Cibir Lea pelan.
Lagi-lagi Nathan tertawa lepas. Mengobrol dengan Lea tentang pertemuan mereka memang takkan pernah membuatnya bosan. Pertemuan mereka yang terbilang tidak biasanya, membuat cerita tersendiri bagi mereka masing-masing.
Setelah Nathan menghentikan tawanya, keheningan langsung menyapa keduanya. Meskipun keduanya sama-sama tersenyum, namun tak ada lagi obrolan yang terlontar. Hanya berjalan beriringan ditemani cahaya bulan yang tampak terang dilangit sana."Setelah lulus nanti, Kapan kakak akan nikah sama kak Azzyra? " Tanya Lea , setelah keheningan yang begitu lama.
"Secepatnya Le, "
"Oh gitu, semoga apapun rencana kakak bisa terwujud dengan lancar yah"
"Aamiin,, " Nathan mengatakannya dengan mata terpejam sebentar, sangat tulus dan dalam. "Lo kapan punya pacar Le? Biar ada yang jagain lo, " Sambung Nathan dengan bertanya pada Lea.
"Gak tau kak, mungkin belum waktunya"
"Dari dulu jawabnya gitu mulu, gak bosen?"
"Engga kak, " Jawab Lea dengan senyum tipis.
"Lagian kan ada kakak, Kak Satya sama kak Budi yang selalu ada buat aku, " Lanjut Lea.
"Tapi kan kita gak bisa setiap saat ada buat lo, kita punya kesibukan sendiri-sendiri. Tapi buat gue, selama gue mampu gue berusaha ada buat lo"
"Iya aku tau, Makasih karena udah baik sama aku. "
"Sama-sama, gue rasa tindakan gue sebanding dengan apa yang udah lo lakuin buat gue. "
Tak terasa, keduanya telah sampai di kostan yang ditinggali oleh Lea. Sangking terhanyut nya mereka mengobrol hingga tak menyadari nya.
"Makasih kak udah mau nganter aku pulang, "
"Iya sama-sama, yaudah gih masuk. Gue langsung balik yah, kasian Azzyra sendiri dirumah sakit. "
Lea tersenyum lalu mengangguk pelan. Tanpa banyak berkata apapun lagi ia langsung membuka pintu pagar menuju kostan nya. Sementara Nathan masih berdiri disana menatap Lea. Hingga gadis itu benar-benar sudah memasuki kostan nya. Setelah memastikan Lea sudah benar-benar masuk, barulah Nathan berbalik dan berjalan pergi dari sana. Menjauhi kostan yang tampak seperti rumah besar itu.
_______________________________
__________Jangan lupa
Follow, Vote & Comment ❤✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandika Luka [Lengkap] ✔
Teen Fiction| Sequel Unperfect couple➖ Bisa baca dulu , Bisa dibaca terpisah | -o0o- Tentang bagaimana takdir kembali menyatukan dua hati. Tentang dua luka yang saling merindu dan tentang makna cinta yang tak pernah ada. .