15 : Orang baru.

985 59 5
                                    

Ada yang rindu sama Nathan?? 1 kata buat dia!!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada yang rindu sama Nathan??
1 kata buat dia!!!!











"Bukankah mendengar penjelasan dahulu itu lebih baik, daripada pergi dengan rasa penasaran yang menggebu-gebu? "

-
-
-
-
-


Lea melangkahkan kakinya mendekati sebuah caffe , begitu ia turun dari taksi. Caffe yang cukup ramai oleh pengunjung dipenghujung senja. Dilihat-lihat, ada keraguan diwajah Lea saat mendekat ke Caffe itu. Dari jarak nya yang lumayan dekat, Lea sudah bisa melihat seorang laki-laki paruh baya dengan setelan jas rapih dan seirang laki-laki muda yang seumuran dengannya tengah duduk dihadapannya. Jelas, itu adalah ayah dan orang kepercayaan ayah nya.
Sampai didepan pintu Caffe, Lea kembali ragu untuk masuk kedalam. Rasanya ia lebih yakin untuk kabur darisana daripada harus masuk kedalam. Lea menurunkan tangannya dari pegangan pintu Caffe. Sejenak ia terdiam disana sambil menunduk menatap lantai. Beberapa detik kemudian ia menegakkan kepalanya, sekali lagi ia menoleh kesamping melihat kearah kaca transparan yang langsung memperlihatkan bagian dalam Caffe tersebut. Sialnya, orang kepercayaan ayah nya melihat dirinya. Membuatnya terpaksa tersenyum dan memilih untuk masuk dan mendekati mereka berdua.

"Ayah, Lea sedang tidak enak badan hari ini. Bisakah kita bertemu lain kali? " Tanya Lea berbohong. Jelas, bertemu seperti ini membuatnya terasa sangat canggung.

"Kamu sakit Dara? "

Dara? Yah, hanya Ayahnya yang memanggilnya Dara. Panggilan berbeda dari orang-orang. Dulu, Lea senang diperlakukan berbeda dari orang disekelilingnya. Tapi sekarang, Lea mengerti kenapa ia berbeda.

"Hanya sedang tidak enak badan. " Jawab Lea.

"Maaf, Ayah tidak tau kondisi mu. Karena kamu juga yang menutup diri dari Ayah, " Ucapnya sambil menatap Lea dengan lekat.

"Pastinya ayah tau kenapa Lea begitu, "

"Dara, kamu juga pastinya tau kenapa ayah seperti ini kan? Ayah hanya takut orang-orang jahat itu melukaimu"

"Ayah hanya takut mereka melukai ayah, bukan aku" Tegas Lea.

"Nona, yang dikatakan tuan memang benar. Tuan hanya takut mereka melukaimu, " Suara asing itu masuk kedalam lingkar obrolan nya. Jelas, Lea tidak suka dengannya.

"Bisakah kamu diam El? "

"Maaf nona, saya hanya ingin membantu tuan Lee" Ucapnya sambil menundukkan kepala dengan singkat.

"Kenapa kamu tidak membantu dirimu sendiri saja El? "

"Maksud nona? "

"Aku tau, sebenarnya kamu tidak nyaman dengan suasana yang canggung ini. Kenapa kamu tidak membantu dirimu sendiri untuk pergi darisini? Dengan Ayah, " Tutur Lea dengan jujur.

Senandika Luka [Lengkap] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang