29 : Kabar

386 50 2
                                    

Suka gak sih sama karakter Azzyra dan Nathan?

Menurut kalian, enaknya ending mereka berdua dibikin kayak apa?


"Sebab tak semua hal bisa menjadi tersangka, adakalanya tersangka tak terduga adalah takdir itu sendiri"

Instagram : @hraa_124


"Azzyra, bisa didengerin gak sih kalau aku ngomong? Jangan banyak gerak dulu! "

"Jangan angkat yang berat-berat, astaga! "

"Duduk! Jangan banyak gerak! "

   Dan masih banyak lagi seruan-seruan nyaring yang terdengar hingga ke penjuru rumah. Azzyra sendiri sudah sangat dongkol dengan kalimat yang terus saja diucapkan oleh Laras. Membuat ingin menyumpal suara itu agar bisa diam sejenak.

    Kembang kempis dada Laras dengan cepat saat ia duduk diatas sofa disamping Azzyra. Mungkin lelah karena sejak tadi terus berteriak dan mengambil alih apapun yang Azzyra kerjakan.

"Bisa gak sih nurut? Cape aku tuh teriak-teriak terus " Pintar Laras menatap Azzyra dari samping.

    Azzyra memilih untuk mengabaikan Laras. Mendengar gerutuan nya saja sudah membuat ia sebal. Jadi, sebelum rasa sebal nya berubah menjadi rasa marah. Lebih baik ia abaikan sampai perasaannya membaik. "Lea, gimana kuliah kamu? Lancar? "

"Lancar kak, seperti biasanya "

"Tumben banget mau mampir kesini, biasanya juga gak mau kalau gak bareng Nathan Cs, " Ketus Laras.

Lea terdiam, bingung harus merespon dengan apa. Kedatangannya kesini pun itu diluar dari rencananya hari ini. Kebetulan saja ia sedang tidak sibuk dan ada Azzyra yang mengajaknya.

"La! Jangan kayak gitu dong nanya nya, yang baik sedikit kenapa sih "

Laras mengedikkan bahunya acuh, seakan menganggap teguran Azzyra hanyalah angin lalu.

"Gapapa kak, emang bener kok dengan apa yang dibilang kak Laras. Tumbenan kan Lea kesini sendirian, "

"Wajar dong, kan aku yang ajak. Itu juga karna kebetulan kita ketemu tadi"

"Iya kak, " Lea tersenyum canggung.

Beberapa detik kemudian, keheningan menyelimuti mereka. Tak ada yang kembali memulai obrolan baik dari Lea maupun Azzyra. Apalagi Laras yang sejak tadi masih kesal kepada Azzyra, ditambah dengan kehadiran Lea.

    Entah sejak kapan pastinya, Laras tidak menyukai Lea. Sejak pertemuan pertama mereka? Mungkin saja. Yang pasti Laras begitu terganggu dengan kehadiran nya.

"Gimana kabar Budi? Aku denger dari Nathan, katanya dia mau nikah yah sebentar lagi? "

"Iya kak, buat waktunya sih Lea juga belum tau pastinya kapan. "

"Si Budi mau nikah? Sama siapa? Kok aku gak tau! " Pekik Laras yang langsung heboh saat mendengar kabar terbaru.

Azzyra menoleh kearah Laras, dengan kening yang berkerut. "Kamu belum tau La? Ini berita udah dari beberapa hari yang lalu loh. Masa bang Ziko belum ngasih tau kamu? "

"Kalau suami udah ngasih tau, gak mungkin aku seheboh ini" Ketus Laras.

"Aku gak kenal sih sama cewek nya,"

"Calon istri nya kak Budi itu adiknya temennya Lea kak, "

"Maksudnya? "

"Jadi teman Lea ini punya adik, dan kebetulan adiknya ini yang mau nikah sama kak Budi" Tutur Lea,

"Oh gitu, " Laras menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa. Merilekskan tubuhnya sendiri , melepas rasa lelahnya.

"Kak Laras, usia kandungan nya udah masuk minggu ke berapa? " Tanya Lea sambil memperhatikan Laras. Terutama bagian perutnya yang sudah terlihat sedikit membuncit.

"Kenapa? " Laras menegakkan tubuhnya. Lea tersenyum kikuk, "Penasaran aja kak"

"Udah mau masuk tujuh belas minggu, " Ucap Laras yang mengusap perutnya dengan tangan kanan. Senyum langsung terbit dari bibirnya, entah mengapa ada perasaan haru dan bahagia yang menyelimuti dirinya.

"Semoga lancar sampai persalinan yah Kak, " Tutur Lea dengan tulus.

Laras berdehem pelan.

TBC 🔜

Senandika Luka [Lengkap] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang