'Tentang kita yang sebenarnya tak pernah ada'▪
Setelah bosan hampir seharian hanya bermalas-malasan dirumah. Nathan berinisiatif untuk mengajak Azzyra berbelanja dengannya ke pusat perbelanjaan. Sekaligus ia ingin membeli beberapa pasang baju untuknya dan juga Azzyra tentunya. Awalnya Azzyra menolak dengan berbagai alasan. Mengatakan kalau ia tengah lemas, cuaca diluar sedang panas hingga kebelet buang air besar. Namun, bukan Nathan namanya jika tak mampu membujuk Azzyra.Lelah dengan terus berdebat dan mencari alasan yang terus di tolak oleh Nathan. Membuat Azzyra menyerah dan memilih untuk mengikuti keinginan Nathan. Dengan perjanjian tidak akan memakan waktu lebih dari dua jam. Nathan setuju dengan hal itu. Sekarang iya iya saja yang penting Azzyra mau dia ajak. Urusan waktu, itu belakangan.
Nathan berjalan lebih dulu keluar rumah. Dengan pakaian santai nya ia berjalan menuju garasi. Tujuannya untuk mengeluarkan mobil dan memanaskan nya agar saat Azzyra datang, mereka bisa langsung berangkat. Sementara Azzyra, dia pergi ke kamarnya untuk berganti pakaian dan mengambil tas kecil. Kegiatan keduanya tidak membutuhkan waktu yang lama. Saat Azzyra keluar dan menutup pintu, Nathan sudah berdiri disamping mobil merah nya yang sudah siap.
Ditempatnya Nathan tersenyum begitu lebar, menularkan nya pada Azzyra hingga ia pun ikut tersenyum. Nathan berjalan mendekat, mengulurkan satu tangannya untuk menggandeng Azzyra. Berjalan memutar menggiring Azzyra kesala satu pintu mobil. Membukanya secara khusus untuk perempuan itu. Tak lupa Azzyra mengucapkan Terima yang dibalas dengan anggukkan. Setelah Azzyra masuk dan duduk di tempat nya dengan benar. Barulah Nathan menutup pintu dan berlari mengitari mobil menuju sisi yang lainnya. Lalu masuk kedalam mobilnya. Tak selesai sampai disitu, Nathan lebih dulu memastikan apa Azzyra sudah nyaman di tempat ia duduk dan sudah mengenakan sabuk pengaman dengan benar. Setelah memastikan semuanya aman, giliran dirinya yang memposisikan diri agar bisa nyaman di tempat nya dan segera memasang sabuk pengaman. Nathan segera melajukan mobilnya, keluar dari pekarangan rumah Azzyra.
Saat perjalanan, Nathan dan Azzyra terlihat lebih banyak diam. Nathan yang fokus menyetir dan Azzyra yang melihat kaca samping. Menikmati pemandangan perjalanan kota. Sesekali Nathan melirik Azzyra, bertanya beberapa hal lalu setelahnya kembali diam. Setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh dengan waktu lebih dari tiga puluh menit. Akhirnya mereka berdua sampai didepan gedung pusat perbelanjaan yang cukup besar yang ada di kotanya.
▪
"Mau kemana dulu? " Tanya Nathan
"Terserah kamu aja, " Nathan menatap Azzyra dengan raut wajah yang sedikit kebingungan.
Ada apa dengan Azzyra? Apa perempuan itu tengah marah padanya? Tak ingin menyimpan pertanyaan itu seorang diri. Nathan segera membuka suaranya kembali menanyakan perihal cuek nya Azzyra hari ini. "Ra, kamu kenapa sih? Kamu marah? "
Azzyra menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan nya dengan pelan. Menoleh kesamping, tepat kearah Nathan yang berdiri. "Gapapa, cuman lagi badmood aja. Gak tau kenapa, "
Nathan mengangguk paham. Ia sudah beberapa kali mendapati Azzyra dalam keadaan yang kurang baik. Dan itu pun tanpa alasan seperti saat ini. Mungkin bukan tanpa alasan, tapi ia tidak tahu apa yang tengah ia khawatirkan.
Dengan lembut, Nathan menyentuh tangan Azzyra. Mengusap pelan punggung tangannya. Lalu digenggam nya tangan Azzyra. Azzyra tersenyum dengan tindakan Nathan yang manis itu. Tak ayal tindakannya itu mampu mengurangi sedikit rasa sesak yang memenuhi rongga dadanya."Jangan terus dipendam, takutnya kamu malah semakin sakit. Setelah ini semua rasa sakit kamu, pasti akan menghilang dengan sendirinya "
Itu adalah salah satu dari sekian banyak kalimat manis Nathan yang berhasil menenangkan nya. Seakan memiliki kekuatan yang berpengaruh besar untuk alam bawah sadar Azzyra.
"Yuk masuk, " Ajak Nathan yang dibalas oleh anggukan lemah dari Azzyra.
Keduanya berjalan beriringan menyusuri setiap sudut pusat perbelanjaan itu. Seperti halnya sepasang kekasih yang tengah dimabuk asmara. Keduanya berjalan sambil bergandengan tangan. Mereka berdua tampak menikmati waktunya.
Saat keduanya memasuki toko pakaian. Tiba-tiba saja mata Nathan menyipit, memperjelas sesuatu yang ada dihadapannya. Dengan berjalan mendekatinya. Seperti dua orang yang Nathan kenal. Begitupun dengan Azzyra.
"Satya! " Pekik Nathan dengan memukul bahu Satya yang tengah berdiri membelakangi nya. Membuat laki-laki itu tersentak karena kaget.
Segera Satya memutar tubuhnya bersama dengan seseorang yang ada disamping nya. Dengan wajah kesal Satya menatap Nathan. "Lo gila? Kalau jantung gue beneran copot gimana! "
"Lo udah mau lulus, tapi masih bego. " Cibir Nathan yang mengundang tatapan tajam dari Satya. "Mana ada orang kaget jantung nya copot, yang ada juga kena serangan jantung doang. "
Sekali lagi, saat Satya akan mengeluarkan umpatan tanda kekesalannya. Lea yang ada disampingnya tiba-tiba saja memegang lengannya. Yang langsung direspon oleh Satya dengan menoleh padanya. Menatap matanya yang mengisyaratkan untuk tidak mengeluarkan apa yang akan ia katakan. Akhirnya Satya mengalah, membiarkan rasa kesal nya menguap begitu saja.
"Kalian lagi ngapain?, " Tanya Azzyra. Sepertinya Azzyra cukup terkejut dengan kehadiran Satya dan Lea disini. Apalagi mereka hanya berdua saja, tidak dengan yang lainnya.
"Renang, " Jawab Satya dengan ketus. Yang langsung mendapatkan cubitan halus di lengan nya. "Kebetulan Lea lagi nemenin kak Satya beli baju kak, " Lea membenarkan ucapan dari Satya.
"Nanti nanti, kalau si bang sat ini ngajak belanja. Jangan mau Le, " Lea menatap Nathan "kenapa kak? "
"Pokoknya jangan, dia kayak emak-emak dipasar. Udah tau ini di mall, harganya udah dipatok segitu ehh malah ditawar sama dia. Makanya jangan mau, takutnya lo jadi malu " Ejek Nathan dengan ekspresi wajahnya yang sangat menyebalkan untuk dilihat oleh Satya.
"Terserah lo mau ngebacot apaan juga, males gue ladenin lo"
"Satya, maafin Nathan yah. Hari ini dia lagi aneh makanya bisa ngomong kayak gitu " Nathan menatap tak percaya pada perempuan yang ada disebelah nya. Bukannya membela nya, Azzyra malah ikut menjatuhkan harga diri Nathan dengan mengatakan bahwa ia aneh. Dan itu membuat Nathan seketika kesal pada Satya yang menatap nya dengan tatapan puas juga meremehkan. Seperti telah menang melawan nya.
"Udah udah! Daripada bikin rusuh disini, mending kita belanja bareng terus makan siang bareng. Kebetulan banget kan kumpul kayak gini diluar, " Ajak Azzyra yang berusaha melerai keduanya.
Ada bagusnya juga ide Azzyra. Lea langsung setuju dengan ajakan itu. Tapi Nathan dan Satya malah tampak seperti tengah mempertimbangkan. Padahal tinggal mengatakan iya saja. Toh pada akhirnya, mereka akan setuju juga. Mereka berdua hanya membuang-buang waktu dengan berpura-pura berpikir.TBC 🔜
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandika Luka [Lengkap] ✔
Teen Fiction| Sequel Unperfect couple➖ Bisa baca dulu , Bisa dibaca terpisah | -o0o- Tentang bagaimana takdir kembali menyatukan dua hati. Tentang dua luka yang saling merindu dan tentang makna cinta yang tak pernah ada. .