30 | Resah

354 41 0
                                    

     





Instagram : @hraa_124

      Setelah selesai memungut sampah dan menyimpan beberapa piring kotor ke dapur. Laras duduk tepat disamping Azzyra yang terfokus menonton film yang menyala di televisi yang menampilkan sebuah adegan mengharukan disalah satu film terbaik Indonesia. Azalea sudah pulang sejak sore tadi. Dengan meninggalkan beberapa cemilan dirumah Azzyra juga beberapa patah kata darinya untuk Laras.

    Mengabaikan perasaan tidak enak hatinya, Laras mengambil satu toples makanan ringan yang diletakkan diatas pangkuannya. Matanya ikut terfokus menonton film sama seperti AzzyraAzzyra, sambil sesekali tangannya bergerak mengambil cemilan dan menyuapkan nya kedalam mulut.

"Kenapa harus ketabrak truk sih? Jadi makin sedih filmnya, " Komentar Laras. Azzyra hanya berdehem, urung untuk menanggapi.

    Laras menolehkan kepalanya sekilas menatap layar ponsel nya yang menyala beberapa detik sebelum akhirnya kembali mati.
Waktu menunjukkan pukul delapan malam. Tapi Ziko belum juga sampai kesana. Padahal pagi tadi Ziko sudah janji akan menjemputnya sebelum malam tiba. Dan itu membuat perasaan Laras semakin tidak karuan. Resah karena Lea saja belum usai sekarang harus kembali bertambah akibat keterlambatan dari Ziko, suaminya.

"Mungkin abang ada urusan mendadak yang penting, jadi gak sempat ngasih kabar dan kayaknya bakal telat banget" Ucap Azzyra menjawab kegelisahan Laras.

"Harusnya ngasih kabar, aku khawatir banget " Laras meletakkan toples yang ia pangku tadi ketempat nya semula. Menatap Azzyra dari samping.

    Hidung mancung serta pipi yang sangat tirus menjadi pemandangan Laras ketika memandang wajah Azzyra dari samping.

    Merasa diperhatikan, Azzyra menoleh kearah Laras yang masih setia menatap nya. Azzyra menatap balik Laras dengan tatapan bertanya. Ada apa hingga Laras menatapnya dengan tatapan seperti itu yang sulit Azzyra pahami. Baru saja Azzyra hendak membuka mulutnya, suara ketukan pintu berhasil menghentikannya.

"Biar aku aja, " Laras berdiri bergegas menuju pintu. Dalam hatinya tentu Laras berharap itu adalah Ziko.

    Azzyra hanya mengedikkan bahunya acuh dan kembali menonton film nya.
Tentang ketakutan nya dimasa depan, tentunya Azzyra tidak bisa melupakan hal yang mengusik pikiran nya. sama halnya dengan Laras, banyak sekali hal yang mengusik hati dan pikirannya. entah itu kecemasannya tentang operasi pengangkatan tumor yang akan segera dilaksanakan,Nathan maupun kematian yang selalu membayang-bayangi. Azzyra menarik nafasnya dalam dalam,berusaha mengusir segala pikiran-pikiran buruknya. Mengalihkan segala pikirannya untuk kembali fokus pada tontonannya saja.

"Maaf Ras, tadi ada insiden kecil dijalan jadinya lama terus kebetulan juga kejebak macet" Jelas Ziko pada Laras sambil berjalan masuk. Laras hanya mengangguk kecil merespon ucapan Ziko, sementara tangannya sibuk melihat isi dari kantong kresek yang dibawa oleh Ziko.

"Ras, dengerin kakak gak sih? "

"Iya aku denger, " Laras menatap Ziko dengan ogah-ogahan. Sejujurnya Laras tidak bermaksud untuk mengabaikan suaminya itu.Hanya saja perasaannya belum juga membaik, meski sudah cukup lega dengan kedatangan Ziko yang sejak tadi ia tunggu.

      Mengabaikan Ziko, Laras segera berlalu menuju dapur untuk menyiapkan makanan yang dibawakan dari Ziko. Sementara Ziko memilih untuk menghampiri Azzyra , duduk disampingnya. Tempat yang awalnya diduduki oleh istrinya. 

"Dijalan ada insiden apa?" Tanya Azzyra langsung sesaat setelah Ziko duduk.

"Ah tadi, abang hampir nabrak anak kecil" Jawab Ziko sedikit kikuk, Azzyra meniolehkan kepala nya menatap Ziko. Menatap laki-laki dewasa itu dengan tatapan yang sulit diartikan. "Kok bisa?kenapa?"

"Biasalah, abang ceroboh bawa mobilnya agak ngebut " 

"Itu aja?" Azzyra memastikan,

"iya gitu,selebihnya ya abang minta maaf terus lanjut jalan kesini"

      Azzyra menggelengkan kepalanya pelan. Sifat ceroboh abangnya ini memang tidak berubah sedikitpun bahkan sampai sekarang saat dirinya sudah berganti status menjadi seorang suami dan calon ayah bagi anak yang tengah dikandung oleh Laras. Benar,ternyata tidak semua hal bisa berubah begitu saja. Apalagi itu adalah sifat atau karakter seseorang yang akan sangat sulit berubah.

     Laras datang dengan membawa sebuah nampan yang berisi satu piring nasi yang penuh dengan lauk pauk serta satu gelas air putih. Segera meletakkannya diatas meja dihadapan Ziko. Laras mengambil posisi duduknya di single sofa yang berada disisi suaminya.
     Ziko tersenyum dan mengucapkan terimakasih pada Laras. Setelah nya, ia melepaskan jas hitam yang sejak tadi menempel di tubuh nya, menyampirkan nya di belakang sofa. Ziko mendekatkan nampan yang berisi makanan tersebut, mengambil sendok dan garpu dan mulai melahap makanan nya.



TBC 🔜

Senandika Luka [Lengkap] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang