37 | Peralihan senja

278 31 202
                                    

Kayaknya kalian bener bener penasaran dengan ending cerita ini gimana, sampai target komen tercapai dengan cepat.

   Ra bahagia banget kalian bisa mengapresiasi karya Ra. Dukungan dan apresiasi kalian sangat sangat berarti untuk Ra😊. Tetap seperti ini, selalu memberikan vote dan komentar kalian supaya cerita ini bisa selalu up.

Terimakasih
&
Happy Reading


Instagram : @hraa_124

     Malam hampir menyapa. Diantara peralihan senja itu masih terlihat keindahan semesta yang begitu mengagumkan. Dari balik kaca jendela, nampak awan-awan yang saling bergelantungan membentuk formasi serta akurasi warna gelap yang indah. Membuat siapa saja yang melihatnya akan betah berlama-lama disana. Menatap langit.

     Selama beberapa menit terakhir, yang dilakukan Lea hanyalah memandang kearah luar. Berdiri dengan kedua tangan yang memeluk tubuhnya sendiri. Menatap betapa indahnya maha karya Tuhan. Bersama dengan Azzyra yang dibelakangnya. Mereka berdua menikmati waktu itu.
     Lea menarik nafasnya dalam-dalam. Perasaan buruk tiba-tiba saja mengganggu hatinya. Yang semula tenang, kini mendadak menjadi gelisah. Lea berbalik, menatap Azzyra. Lalu tersenyum simpul saat Azzyra juga membalas tatapannya. Ia mulai melangkahkan kakinya mendekati Azzyra. Duduk dikursi yang sejak tadi ia tempati.

     Berjam-jam bersama dengan Azzyra. Membuat Lea sedikit mengerti bagaimana perangai dari perempuan itu. Juga, sedikit mengerti tentang perasaannya. Hampir tidak ada lagi canggung diantara mereka. Perlahan, keduanya bisa menghangatkan diri masing-masing. Meskipun Lea sendiri tidak yakin dengan sifat asli dari Azzyra bagaimana.

"Kenapa Kak Nathan belum kesini juga yah? Ini udah mau malam dan Lea harus pulang, " Gadis itu melirik kearah jam dinding yang terpasang disana. Azzyra merasa tidak enak hati karena sudah menahan Lea terlalu lama dengannya.

"Kalau kamu mau pulang, pulang aja. Kakak gapapa kok sendirian disini. Lagipula Nathan sebentar lagi pasti pulang, " Lea menatap Azzyra gamang. Dirinya memang harus pulang, tapi ia juga tidak mungkin meninggalkan Azzyra seorang diri. Meskipun ini rumah sakit dan ada perawat yang menjaga diluar.

"Mungkin Lea bisa nunggu dua puluh atau tiga puluh menit lagi, " Tutur Lea sambil mengulum senyum kearah Azzyra. Mau bagaimana pun, Lea harus tetap bersama dengan Azzyra. Lagipula ini adalah pesan dari Nathan agar tidak pulang lebih dulu sebelum laki-laki datang kesana.

Lagi-lagi Azzyra menatap Lea dengan perasaan tidak enak, merasa sudah merepotkan nya. Andai dia tidak meminta Nathan agar Lea menemuinya, mungkin Lea tidak akn berakhir disini. Dengannya, "Maaf yah udah ngerepotin kamu, "

"Gapapa kak, "

     Sejak tadi, Lea tidak membuka ponselnya. Karena rasa malas dan tidak ingin terganggu dengan benda pipih yang selalu menyita banyak waktunya. Dan sekarang, benda pipih itu sudah berada dalam genggaman nya. Menunggu untuk dinyalakan. Setelah menyala, Lea langsung membuka aplikasi pesan singkat disana. Baru saja ia buka, ratusan pesan langsung bermunculan. Membuatnya harus menunggu beberapa saat agar tata letak pesan-pesan nya diam. Memudahkan ia untuk memilih pesan siapa yang harus ia balas lebih dulu. Kebanyakan, pesan-pesan itu muncul dari grup kuliah dan grup kelompok. Hanya belasan saja yang mengirimnya pesan pribadi. satu persatu Lea mulai membuka dan membalas pesannya.

"Kok perasaan kakak gak enak yah Le, " Lea mendongak. Menatap Azzyra yang tampak begitu khawatir.

"Kenapa kak?, "

"Gak tau, tiba-tiba aja kakak keinget sama Nathan. Perasaan kakak gak enak banget sama Nathan, "

Lea mematikan layar ponselnya. "Lea juga sama kak, perasaan Lea gak enak dan terus keinget sama Kak Nathan" Ucap Lea jujur.

"Sebentar, Lea mau nelpon dulu kak Satya. Mungkin dia lagi sama Kak Nathan, " Sambung Lea yang langsung menyalakan ponselnya dan menghubungi Satya.

    Beberapa saat Azzyra menunggu dan mendengarkan percakapan yang terjadi antara Lea dan Satya. Azzyra sedikit merasa lega saat tahu jika Nathan dalam keadaan baik-baik saja dan sedang dalam perjalanan pulang. Lea langsung menutup telepon nya setelah mengetahui keadaan Nathan.

"Lea, kamu bisa pulang sekarang. Kan Nathan udah mau kesini, "

    Bukannya langsung mengiyakan dan pergi dari sana. Lea malah terdiam dan menolak nya. Entah kenapa, perasaannya benar-benar merasa tidak enak. Seperti sesuatu yang buruk akan segera terjadi. Dan itu berkaitan dengan Nathan.

    Sebenarnya Azzyra pun merasa kan hal yang sama. Namun, dengan sekuat tenaga ia berusaha untuk selalu berfikiran positif. Dan mensugestikan dirinya, bahwa tidak ada hal buruk yang akan terjadi. Mungkin yang tengah ia lakukan saat ini adalah berdoa. Agar segala perasaan buruknya menghilang. Azzyra pernah berada di posisi ini. Mengkhawatirkan seseorang dengan berlebihan, berfikir hal-hal buruk yang akan terjadi. Dan kenyataannya, sesuatu yang tidak diinginkan itu terjadi. Maka dari itu, yang Azzyra pikirkan saat ini hanyalah hal hal baik. Berharap semua rasa khawatir nya lenyap begitu saja.

150 komen buat next update
Akan tercapai kah?
Semoga enggak dalam waktu dekat hehe.

Di cerita Azalea ini, aku memang hanya menonjolkan konflik batin dari tokoh-tokoh ku daripada konflik fisik dari tokoh lain. Karena apa? Ini menyenangkan dan sangat jarang cerita yang mengangkat konflik kayak gini. Juga pas Ra nulisnya itu kayak bener-bener curhat, menuliskan apa yang Ra rasakan. Pokoknya semoga kalian bisa merasakan konflik nya dan feel nya itu kena sama kalian😊

Oh ya, bentar lagi Azalea mau tamat loh! Kurang dari 10 chapter lagi cerita ini akan berakhir alias tamat. Gimana? Penasaran gak nih?
Makanya terus tunggu kelanjutan nya dan penuhi tantangan komentar nya🌚

SEE YOU NEXT CHAPTER 👋

Senandika Luka [Lengkap] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang