10 : Sahabat 🌺

1.1K 43 3
                                    


"Kenapa harus Azalea? "

"Sebab ia begitu sederhana, Sesederhana pertemanan kita. "

🌺

 

   Bunga Azalea, Azalea bukanlah termasuk bunga yang mewah dan mahal. Karena itulah ia memiliki
Makna kesederhanaan dalam sifatnya.  Azalea yang tumbuh bebas di padang yang luas dalam kondisi apapun, sesederhana itulah Azalea.
      Bunga Azalea juga memiliki simbol "Keanggunan dan kelembutan" Memberikan kesan manis pada nama Azalea.

   Lea tersenyum kalau mengingat kalimat yang ia dengar dari seorang Nathan. Kalimat yang baginya memiliki makna yang sangat dalam. Apalagi perumpamaan itu diartikan dari namanya, Azalea. Meskipun Nathan menjelaskan makna dari bunga bukan dari namanya. Namun, tetap saja itu menyenangkan .
    Tak bisa dipungkiri, Lea juga menyukai jenis bunga itu. Bukan karena namanya yang sama, tapi artinya yang ia kagumi.

   Tiba-tiba saja Lea mengingat bait-bait puisi indah yang bertajuk Azalea's yang ditulis oleh Kim So wool. Penyair asal Korea Selatan. Pertama kali ia membacanya, ia langsung jatuh hati pada karya yang terbilang sudah jadul itu. Puisi nya begitu dalam, hingga siapapun yang akan membaca nya akan seolah-olah merasa sesuatu yang amat dalam pula. Seperti Lea, yang merasakan sesuatu dari puisi itu. Sesuatu yang tak bisa ia gambarkan sendiri.

     Lea menutup buku hariannya. Buku bersampul kulit buatan yang berisi catatan kecil tentang dirinya sendiri. Lea menyimpan nya dengan rapi di rak buku kecil yang berada diatas meja belajar nya. Setelah menyimpan buku nya, Lea berdiri dan meninggalkan meja belajar nya begitu saja.

***


    Nathan, Budi dan Satya duduk melingkar dimeja kantin rumah sakit. Mereka bertiga tengah menikmati makan siangnya disana, sebenarnya kata makan siang sudah tidak cocok lagi digunakan. Karena waktu yang akan menjelang sore. Tapi berhubung Azzyra yang tengah tidur dan kebetulan sekali kedua sahabatnya ini datang, jadilah Nathan mengajak mereka berdua untuk makan dikantin.
    Yang memesan makanan hanya Nathan dan Budi sementara Satya, ia hanya memesan secangkir ice coffe.

"Kira-kira kapan Zyra boleh balik Nath?, " Tanya Satya.

   Nathan mengunyah dan menelan makanannya terlebih dahulu, karena Satya yang bertanya padanya saat ia baru saja menyuapkan sesendok nasi kedalam mulutnya. "Besok lusa juga udah boleh balik, "

"Keadaan dia yang sebenarnya gimana sih? Kondisinya gitu, sel kanker nya gimana? "

    Nathan diam sejenak, ekspresi wajahnya mendadak muram. Melihat perubahan drastis dari sahabat membuat Budi melayang kan tatapan tajam pada Satya. Yang tidak tau kondisi menanyakan hal sensitif seperti itu.
    Satya langsung sadar dengan ucapan, cepat-cepat ia meminta maaf pada Nathan. Nathan pun mengerti, ia juga tidak tersinggung dengan hal itu. Hanya saja, perasaannya selalu berbeda jika menyangkut hal tentang tunangannya itu.

"Gapapa, santai aja. "

"Duh, sorry banget yah Nath! "

"Lu sih nanya gak liat sikon! " Ucap Budi yang memojokkan Satya.

"Ya sorry, "

"Udah lah, kalem aja. Lo berdua kayak kesiapa aja, " Nathan memaksakan senyumnya ke hadapan Budi dan Satya.

"Gue cuman ngerasa kok Tuhan gak adil banget sama Zyra, Dia udah banyak ngalamin hal yang buruk dalam hidupnya. Dan sekarang ditambah dengan penyakit kanker otak yang bahkan gue sendiri pun masih belum percaya! Bokapnya juga gak tau diri banget ngilang gak jelas, yah meskipun ada si Ziko yang ngurusin Azzyra semuanya, tetep aja gak akan sama kayak orangtua sendiri. " Keluh Nathan yang saat ini hanya mengaduk-aduk makanannya. Selera makan nya langsung menguap hilang entah kemana.

"Sabar Nath, mungkin Tuhan lebih sayang sama Azzyra makanya dia menguji Azzyra lebih dari kita-kita,dia tahu kalo Azzyra itu kuat. Kita hamba-Nya cuman bisa berusaha dan berdoa. Semoga ada keajaiban buat Azzyra sama lo, " Ucap Budi sambil menepuk bahu Nathan pelan.

    Nathan tersenyum dan mengangguk. Ucapan Budi memang benar adanya.

     Satya yang melihat mereka terseyum juga, merasa terharu. Bukan karna ia lebay, hanya saja ia tak menyangka. Jika sahabat-sahabatnya yang dulu gesrek setengah mampus, bisa berubah menjadi orang yang paling bijak disaat-saat seperti ini. Manusia memang bisa berubah sewaktu-waktu dan tanpa kita sadari.

"Kita selalu ada buat lo, kapanpun lo butuhin gue atau Budi, kita selalu siap buat lo Bro! "

"Kalian berdua emang sahabat gue yang baik! "

    Ketiganya saling melemparkan senyum hangat mereka. Merasa terharu dengan kepedulian dan rasa setia kawan diantara mereka. Nathan sangat bersyukur, sangat sangat bersyukur. Dalam keadaan apapun sahabat nya ini selalu menjadi yang terbaik. Tak pernah mengecewakan nya.
     Nathan dan Budi kemudian melanjutkan makan nya. Meskipun sudah merasa kenyang dan tak berselera, Nathan memaksakan diri untuk menghabiskan makanan nya.

     Pembicaraan mereka terus berlanjut seiring waktu. Dari yang biasa saja lalu berlanjut menjadi obrolan yang penuh candaan. Tentunya itu membuat suasana hati Nathan membaik. Dan tak lagi merasa sedih seperti tadi, meskipun masih ia rasakan sedikit.


_________________________________
___________

____________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupaFollow, Vote & Comment ✨❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jangan lupa
Follow, Vote & Comment ✨❤

Senandika Luka [Lengkap] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang