WYBM || BAGIAN 1

7.6K 580 64
                                    

Pagi menyapa.

Jam sudah menunjukkan pukul enam pagi, sudah menjadi kebiasaan bagi seorang Velibra jam segini masih tidur pulas.

"Vey, sayang. Bangun, tuh, Rayi sama Theo udah dateng," entah sudah kali keberapa seorang Rachel mengetuk-ngetuk pintu kamar Velibra membangunkannya.

Namun, bukan Velibra namanya jika mudah dibangunkan.

"Udah, gapapa Tante, biar Rayi aja yang bangunin," kata Rayi.

Rachel tersenyum. "Yaudah, Tante buatin kalian sarapan dulu ya," balasnya.

"Suruh bantuin Theo tuh Tan, biar ada kerjaan dia," kekeh Rayi.

"Dia udah punya kerjaan sendiri," kata Rachel.

"Apa Tan?" Tanya Rayi.

"Gangguin Galaksi," balas Rachel.

"Yaudah Tante turun dulu," lanjutnya.

"Oke Tan," balas Rayi semangat.

Kini tugasnya sekarang adalah, membangunkan putri tidur.

"Vey, bangun!" Teriak Rayi begitu memasuki kamar. Namun, teriakan itu seakan tiada artinya.

"Velibra bangun, ini udah siang loh," katanya.

Rayi memang tipikal orang yang rajin dan disiplin. Jam enam saja sudah dibilang siang.

"Enghh, apasi Ray, ganggu aja," balas Velibra masih dalam keadaan setengah sadar.

Rayi berkacak pinggang.

Ia lalu menarik kedua kaki Velibra hingga membuat sang empu terjatuh ke lantai. Cara paling ampuh untuk membangunkan Velibra.

"RAYI BEGOOOO!!! MAMAA!! ANAKMU DIANIAYA NIHHH!!!" Teriak Velibra kencang begitu merasakan pantatnya nyeri akibat membentur lantai.

"Berisik! Buruan mandi," kata Rayi.

Velibra menatap Rayi kesal, ia kemudian mengalihkan pandangannya pada jam dinding, masih jam enam.

"Jam segini lo nyuruh gue mandi?" Tanya Velibra tak percaya.

"Iya, kenapa emang?" Balas Rayi malah nyolot.

"Gini Rayi, lo bangun jam berapa sih?" Tanya Velibra.

"Subuh," balasnya singkat.

"Lo mandi jam?"

"Lima."

"Pake air anget?"

"Dingin."

"Pantes aja."

"Apa!?"

"Nggak, emang lo nggak sarapan gitu di rumah?"

"Ya kan sarapannya disini."

"Ih nggak modal lo, gue aduin Om Rafa mampus lo," kata Velibra mulai mengancam.

"Yaudah, gue mau ngadu juga ke Om Bima," kata Rayi.

"Biar nggak dibeliin kucing lagi," lanjutnya.

"Yaudah sih, nanti Vey minta ke Opa, kalau nggak sama Kakek," balas Velibra.

"UDAH BURUAN MANDI!!!" Bentak Rayi.

"Iya-iya, dasar, singa!" Cibir Velibra sebelum menuju kamar mandi.

Rayi hanya diam saja tak menanggapi. Baginya, menanggapi Velibra hanya akan membuang waktu saja.

Sembari menunggu Velibra, Rayi merapikan tempat tidur Velibra, seperti biasanya.

Will You Be Mine?? (Completed ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang