WYBM || BAGIAN 41

3K 437 126
                                    

Kamu itu seperti bunga mawar, aku ingin menggenggammu. Tapi aku takut terluka.--

****

Rayi berjalan dengan langkah lebarnya menuju kamar Velibra. Mukanya babak belur, nampak jelas jika lelaki itu usai berkelahi dengan seseorang. Namun, entah dengan siapa.

"Vey?" Panggil Rayi.

Velibra menoleh, tatapannya terkejud melihat banyak luka lebam di wajah tampan Rayi.

"Rayi? Lo kenapa? Babak belur gini, lo habis berantem ya?" Tanya Velibra yang sudah panik.

"Lo nggak usah deket-deket lagi sama Panji. Gue nggak suka, lebih baik lo sama Titian," balas Rayi to the point.

"Lo habis berantem sama Panji?" Tebak Velibra.

"Gue cuma ngasih dia pelajaran. Gue nggak terima princess gue ada yang nyakitin," balas Rayi.

Tatapannya masih tajam.

"Lo mukulin dia?" Tanya Velibra lagi.

"Kalau iya kenapa? Lo mau belain dia ketimbang belain gue?" Kata Rayi sarkas.

Velibra takut, jika sudah marah seperti ini. Tidak akan mudah untuk meredam emosinya.

"Bukan gitu Ray, gue nggak mau lo berantem. Lagian, gue gapapa kok, kan dari awal juga, gue sama Panji bukan apa-apa," kata Velibra.

Rayi berdecak. "Lo itu bodoh, bodoh banget Vey. Lo tahu kalau sekarang gue ngurus Vero juga, gue jaga Vero juga. Tapi lo malah gini," kata Rayi.

"Maaf Ray," kata Velibra penuh sesal.

Gadis itu menunduk menahan tangisnya. Rayi menghembuskan napas gusar. Lelaki itu lantas memeluk Velibra erat.

"Gue akan jagain lo terus, gue sayang sama lo. Gue nggak mau ada orang yang nyakitin lo," kata Rayi sembari mengecup pucuk kepala Velibra.

"Jangan galau," katanya melepas pelukan mereka.

Velibra mengangguk.

"Udah, jangan nangis gitu ah," kata Rayi sambil mengusap air mata Velibra.

Velibra lantas tersenyum. "Gue ambil P3K dulu buat obatin luka lo," katanya.

Rayi hanya mengangguk.

Sakit di wajahnya tidak sebanding dengan sakit hatinya, ia tidak suka ada orang yang menyakiti Velibra. Jika sampai ada, Rayi akan mencari orang itu dan memberinya pelajaran tanpa ampun.

"Duh, ini banyak banget sih. Lo ngapain aja?" Tanya Velibra sembari menatap luka lebam itu.

"Main monopoli," balas Rayi ngasal.

"Aww! Pelan-pelan dong," pekiknya begitu merasa nyeri di sudut bibirnya.

"Berantem berani, sama alkohol takut," cibir Velibra.

"Perih ini kebo," kesal Rayi.

"Iya-iya sayang, maaf deh. Ini pelan-pelan," kata Velibra.

Will You Be Mine?? (Completed ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang