WYBM || BAGIAN 49

3.1K 433 91
                                    

Tanpa teman, hidup kalian akan biasa-biasa saja. Dengan teman, hidup kalian akan penuh dengan kenangan.

***

Hari-hari berganti bulan, waktu berjalan begitu cepat. Hubungan Panji dan Velibra juga semakin awet saja, mungkin. Karena keduanya juga sudah saling percaya.

Sebentar lagi, hari pembagian rapor. Setelah itu, angkatan Panji dan Velibra berencana akan berkemah.

Pihak sekolah sudah menyetujui, asal dengan persyaratan, ada pembina yang mendampingi.

"Gue nanti mau bawa kasur kecil pas kemah," kata Agus.

"Lo mau bawa ranjang aja gue nggak peduli Gus," kata Petrick.

"Yakin lo? Kan elo juga yang enak kalau satu tenda sama gue," kata Agus.

"Jangan mau Pet, ntar yang ada lo bisa di grepe-grepe sama Agus," kata Theo.

"Astaghfirullah hal'azim Adek Theo nggak boleh ngomong gitu," kata Agus.

"Tau nih bocah satu," kata Rayi.

"Sungguh teganya-teganya dirimu, kepadaku," kata Theo sembari bersenandung.

"Alay lu!" cibir Agus.

"Iri bilang bos," balas Theo.

"Heh, sorry gue iri sama lo. Yang ada lo tuh yang iri sama gue, gara-gara Prita lebih milih gue daripada lo," kata Agus.

"Prita matanya katarak. Udah jelas gue lebih ganteng, masa dia lebih milih lo?" kesal Theo.

"Yang jelas, dia buta. Dia cantik, tapi kok seleranya kaya kalian," kata Panji.

"Hahaha bener banget. Udah beneran buta dia," kata Vero dengan tawa paling kencang.

"Heh! Lo ketawa udah ngalahin kunti aja," kata Rayi.

"Yaelah kaya nggak tahu Vero aja. Dia kan emang titisannya kunti, jadi ya jangan heran kalau ketawanya bisa ngalahin kunti," kata Velibra.

"Veli kalau ngomong suka bener," kata Agus yang sudah memegangi perutnya akibat tertawa.

"Yang kaya gue gini, ketawanya langka," kata Vero.

"Gue nih ya Ray. Kalau jadi lo, gue siap sedia lakban," kata Velibra.

"Ye sembarangan aja lo. Ketawa gue nggak separah itu juga kali," kata Vero.

"Lo nggak sadar kalau ketawa lo itu bisa menjadi pemicu terjadinya gempa?" kata Petrick.

"Eh Mas, sama mantan doi nggak baik kaya gitu," kata Velibra meledek.

"Maaf sebelumnya, memangnya kita pernah saling kenal?" tanya Petrick pura-pura lupa.

"Amin beneran nggak kenal," kata Agus.

Lalu mereka tertawa. Jarang-jarang mereka bisa kumpul seperti ini.

"Gila si Maureta makin hari makin cetar aja dia," kata Agus begitu melihat Maureta yang baru saja memasuki kantin.

"Boleh tuh Gus, buat lo tambahin ke daftar cadangan lo," kata Theo.

"Makasih deh kalau sama dia," kata Agus menolak.

"Badan sih boleh oke, tapi akhlak aja nggak ada gitu," lanjutnya.

Will You Be Mine?? (Completed ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang