WYBM || BAGIAN 51

2.7K 381 124
                                    

"Gue emang udah ikhlasin Velibra buat lo Nji, tapi ini udah kelewatan. Putusin Vey!" --Septian.

***

Pagi menyapa, kepala Panji terasa begitu pusing. Bahkan, pandangannya saat ini masih kabur.

Tunggu, dimana dia? Ini bukan di tenda. Ini di sebuah kamar.

Panji mengerjapkan matanya, menatap sekeliling, ada Reta di sampingnya.

Ya Tuhan, apa yang terjadi semalam! Ucapnya dalam hati.

"Ret!" panggil Panji kasar.

Maureta terpaksa bangun. Ia nampak terkejud. "Panji!? Apa yang udah kamu lakuin semalem sama aku!? Kenapa kamu tega lakuin itu Nji!" tanyanya.

"Seharusnya gue yang tanya sama lo! Lo ngapain gue aja semalem!" bentak Panji.

Seingatnya, saat mereka hampir mendekati posko, kepala Panji mendadak pusing. Pandangannya perlahan menghitam, dan setelahnya. Panji tidak ingat apa-apa.

"Panji, lo udah rebut apa yang paling berharga dalam hidup gue. Lo udah renggut mahkota gue," balas Maureta.

Panji menggelengkan kepalanya. Dirinya tidak percaya akan ucapan Maureta.

"Nggak! Nggak mungkin gue sentuh lo!" kata Panji berusaha mengelak.

Maureta menangis. "Panji, kalau gue hamil gimana?" tanyanya sesenggukan.

"Ret! Gue nggak apa-apain lo! Kalaupun iya. Itu semua gue lakuin tanpa gue sadar!" balas Panji dengan emosi meluap-luap.

"Tapi faktanya, lo udah lakuin itu semua ke gue malam tadi," kata Maureta tanpa menatap Panji.

Panji menjambak rambutnya frustasi, mana mungkin dirinya melakukan tindakan sebrengsek itu?

"Gue nggak percaya sama mulut ular kaya lo!" sarkasnya.

Panji kemudian beranjak dari tempat tidurnya lalu pergi begitu saja.

Maureta tersenyum menatap punggung Panji yang mulai menghilang dari pandangan.

"Ini masih permulaan sayang."

***

"Si Panji belum balik?" tanya Septian.

Velibra masih menggeleng. "Posko sekarang pindah tempat ya? Perasaan jarak sama tenda nggak jauh-jauh amat," balasnya.

"Gue malah mikirnya mereka kesesat," kata Agus.

"Nggak deh Gus, ini tinggal lurus doang kok ngikutin jalan. Mana mungkin kalau mereka sampai kesesat," kata Vero.

"Ya bisa jadi aja, kan?" balas Agus.

"Kalian nggak denger? Semalem pembina udah coba tanya ke posko, tapi Panji sama Reta nggak ada disana," kata Rayi.

"Lah, emang kapan ada yang bilang gitu?" tanya Theo.

"Ck, makanya kuping itu dipasang," balas Rayi.

"Terus, mereka kemana kalau nggak ke posko?" tanya Velibra. Dirinya semakin cemas.

Will You Be Mine?? (Completed ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang