WYBM || BAGIAN 53

2.6K 418 104
                                    

Tuhan, bolehkah aku meminta? Aku ingin, senyum itu tidak akan pernah hilang dan terganti dengan air mata kecewa.--Panji.

***

"Inget apa kata gue, lo harus percaya sama Panji." Septian berucap sebelum Velibra masuk ke dalam rumahnya.

"Iya ih, lo tenang aja," kata Velibra.

"Gue mau buatin Panji kue besok, lo bantuin yak?" lanjutnya.

"Gue? Bikin kue? Nggak salah minta bantuan orang lo?" tanya Septian.

"Emang lo nggak bisa buat kue?" Velibra balik bertanya.

"Bisa sih bisa, tapi gue tuh kalau buat kue. Habis gue makan sendiri, masih jadi adonan aja gue jilatin mulu," balas Septian.

Velibra terkekeh. "Aman kalau ada gue. Kalau lo makan, gue lakban mulut lo," kata Velibra.

"Astaghfirullah sungguh kejam dirimu pada Kakanda," kata Septian mendramatis.

"Septi, please deh, gue jijik dengernya," kata Velibra.

"Haha, yaudah gue balik dulu. Besok kalau udah mau buat, lo teriakin nama gue tiga kali," kata Septian.

"Ngaruhnya?" tanya Velibra.

"Gue bakal dateng saat panggilan ke-tiga," balas Septian sembari menaik-turunkan alisnya.

"Dih, titisan jin!" cibir Velibra yang langsung masuk ke dalam rumahnya tanpa memperdulikan respon dari Septian setelahnya.

Septian tersenyum menatap pintu yang tertutup itu, hari ini ia berhasil membuat Velibra tidak pergi dari Panji.

Ia berharap, semoga ini tidak sementara.

***

Coretan demi coretan tertera jelas di wajah Velibra maupun Septian. Keduanya saling perang adonan kue.

"Septi udah! Nanti adonannya habis!" Kata Velibra kesal.

"Ya kalau habis, tinggal buat lagi," balas Septian.

"Enak banget kalau ngomong," kata Velibra yang saat ini sudah berkacak pinggang.

"Enak lah, remnya blong," balas Septian ngawur.

"Bodoamat ya Septi, semerdeka lo aja!" kesal Velibra yang kemudian melanjutkan mengaduk adonan.

Setelah perdebatan yang mereka lakukan, mereka kembali membuat kue. Meskipun tak jarang Velibra mengumpati Septian karena ulahnya yang kelewat gabut itu.

***

"Lo nggak usah dandan, muka lo udah jelek. Kalau dandan makin jelek," ujar Septian begitu mereka akan pergi ke rumah Panji.

Velibra menatap Septian horor. "Gue cekik juga lo lama-lama!" ketusnya sembari melempar tatapan tajam.

"Uuuu atut," ledek Septian.

"Yaudah ayo buruan!" ajaknya.

Velibra mengangguk. "MA! VEY MAU KE RUMAH PACAR DULU!!!" teriak Velibra.

"Heh! Orangtua itu," omel Septian.

"Udah lo diem aja," kata Velibra.

"Yuk ah cuss!" lanjutnya yang kemudian berjalan mendahului Septian.

Will You Be Mine?? (Completed ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang