WYBM || BAGIAN 47

3K 421 74
                                    

Berjanjilah denganku, apapun itu. Jangan pernah pergi, apalagi berhenti untuk mencintaiku.--Panji.

****

Berjam-jam sudah Velibra dan Panji lalui. Toilet demi toilet sudah mereka bersihkan. Saat ini, keduanya tengah duduk diatas lantai kamar mandi.

"Panji?" panggil Velibra.

"Ya sayang?" balasnya.

Ah, pipi Velibra bersemu.

"Gue laper," kata Velibra.

"Oh iya, lo belum makan ya? Mau makan apa? Mie ayam? Bakso? Batagor? Soto? Gado-gado? Gue beliin," kata Panji.

Velibra hanya tersenyum. "Nggak mau dibeliin, maunya pergi jajan bareng, terus makan bareng," balas Velibra.

"Tapi lo duluan aja, gue mau ke kamar mandi dulu," lanjutnya.

"Kan ini udah di toilet," kata Panji.

"Maksud aku, aku mau pipis dulu," kata Velibra mengulang.

"Cieh, aku-aku an," ledek Panji.

"Typo tadi," elak Velibra.

"Dasar kerdil. Yaudah, gue duluan. Sampai ketemu dikantin sayang!" ucap Panji sambil mengacak rambut Velibra sebelum pergi.

"Astaghfirullah ya Allah. Jangan buat Hamba gila karena Panji!" ucap Velibra begitu Panji meninggalkan toilet.

Benar memang, sedingin apapun cowok. Pasti akan menyenangkan jika sudah mencintai seseorang. Sifat yang tadinya bodoamat, akan langsung menghangat. Sifat cuek itu terganti dengan sifat manja.

"Vey?" panggilan seseorang terdengar.

Velibra menoleh, ada Maureta yang tengah berdiri menatapnya.

"Kenapa?" tanya Velibra.

"Lo pacaran sama Panji?"

Velibra mengerutkan keningnya. "Hmm, iya," balas Velibra.

"Kok lo tega? Bukannya lo pacaran sama Septian? Kenapa sekarang lo malah pacaran sama Panji? Lo tahu kan kalau gue sama Panji itu pacaran?" katanya.

"Iya gue tahu, Septi itu cuma sahabat gue aja. Kemaren sengaja bilang gitu biar Panji cemburu. Sama kaya apa yang Panji lakuin kemaren," balas Velibra masih tetap santai.

"Mending lo putusin Panji, gue nggak suka lo pacaran sama Panji," kata Reta.

"Alasannya?" tanya Velibra.

"Ya karna gue suka sama Panji!" ucap Maureta dengan nada yang naik satu octaf.

"Terus?" tanya Velibra.

Ucapan itu mampu membuat Maureta semakin naik pitam.

"Lo bego atau tuli sih?" kesal Maureta.

"Nggak tau, intinya gue lagi seneng. Gue sama Panji pacaran! Yaudah ya Reta, gue mau nyusulin pacar gue dulu. Oh ya, lo sama Septi aja gapapa kok, asal jangan sama Panji," kata Velibra lalu melenggang pergi meninggalkan toilet.

Will You Be Mine?? (Completed ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang