"Hani bangun! Mandi buruan, bentar lagi kumpul." pekik Belyna sebal.
Gadis itu sudah membangunkan Hanifa sebanyak tiga kali. Tapi, selalu saja 'lima menit lagi' adalah jawaban yang keluar dari mulut Hanifa.
"Hoaammm... " Hanifa bangun dari tidurnya kemudian duduk, berusaha mengumpulkan nyawanya yang belum sepenuhnya sadar.
Melihat di sekelilingnya, gadis itu mengkerut.
"Kenapa ada kasur? Ini dimana? Fero mana?"
Zeina memutar bola matanya malas, lalu mendekatkan dirinya tepat di samping Hanifa.
"Ini di Hotel, kita udah nyampe dari dari subuh. Dan dengan seenak udelnya lo nyenyak banget tidur di sandaran Fero, sampe Fero nggak tega bangunin lo, terus dia bela-belain gendong lo sampe kamar." pekik Zeina Kesal
"Dan yang nyebelin lagi, kita berdua harus bawa tas lo? Oh My Godness." tambahnya
Kelopak mata Hanifa melotot sempurna, gadis itu berdiri, nyawanya terpaksa harus secepatnya sadar mendengan jawaban dari sahabatnya itu.
" Astaga, duh sorry banget. Gue punya kebiasaan kalo pergi jauh sering tidur lama buat ngilangin mual." ucap Hanifa dengan wajah memelasnya.
Kedua sahabatnya itu hanya saling melirik sebal, lalu dengan kompaknya mereka berteriak " Udah sono mandi, keburu telat kumpul!!!"
Hanifa pun menyengir kuda, berlari mengambil seperangkat alat mandi dan pakaian.
Setelah mandi, Hanifa membuka pintu sedikit.
"Eum, Guys tolong ambilin handuk dong, lupa, hehe"
"Oh My God, Hanifa Vinanda!!!" kembali dengan pekikan keduanya karena ulah Hanifa.
-----
Seluruh murid sedang berkumpul menunggu bis yang akan mengantarkan mereka berkeliling.
Hanifa melirik seseorang yang berdiri di sampingnya, seseorang yang memegang tangannya begitu erat, seakan membuat Hanifa terjaga.
Gadis itu tersenyum manis, saat Fero menatapnya.
"Kenapa?" tanya Fero
"Nggak papa, cuma seneng aja."
"Seneng kenapa?"
"Bisa melupakan sejenak semua masalahku."
Fero pun tersenyum, mengusap pipi Hanifa.
"Lupakan semua rasa sakitmu, hari ini teruslah tersenyum."
Hanifa mengangguk senang. Hari ini ia akan menikmati semuanya.
Melupakan sejenak semua rasa sakitnya, ia ingin bahagia bersama Fero saat ini. Sebelum berbagai masalah muncul yang mungkin saja menghancurkan segalanya.
Belyna dan Zeina juga mengajak Hanifa ngobrol, sedangkan Fero hanya memperhatikan saja. Omongan para gadis terkadang membuatnya pusing.
"Baiklah anak-anak segera masuk bis masing-masing, selama tiga hari ini kita tidak memikirkan pelajaran. Jadi nikmatilah!"
Suasana nampak riuh, seolah merayakan kelulusan. Padahal, kelulusan masih satu tahun lagi.
-----
Hanifa tertawa melihat Belyna yang terus saja di tempeli Darwin.
Darwin Alexandra, dia adalah sahabat Fero, dan cowok itu sangat menyukai Belyna. Tapi, Belyna sangat susah di dekati, karena gadis itu membenci seseorang 'fakboy' seperti Darwin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choice ( SELESAI)
Teen FictionPeringkat #1 'depresi' Agustus 2020 Peringkat #1 'berat' Oktober 2020 Peringkat #3 'mandiri', Oktober 2020 Peringkat #6 'sederhana' Oktober 2020 Peringkat #7 'choice' Oktober 2020 - Selesai- Liku-liku kehidupan seorang gadis bernama Hanifa Vinanda...