Part 36

597 31 0
                                        

"Aku tidak pernah tau,  seperti apa jalan takdirku.  Tapi,  aku percaya setelah hujan akan selalu ada pelangi yang menggantikan semua rasa kesedihan itu menjadi kebahagiaan.  Untukmu,  semoga bahagia bersamanya di surga."

-Hanifa Viananda-

Btw,  biar kalian membacanya tambah sedih dan ingin dapat feelnya,  bisa klik yang di atas ya⬆⬆

🌼🌼🌼

Hari ini langit mendung,  seperti akan turun hujan begitu deras.   Hanifa dapat memahami itu,  ia tahu langit ikut merasa sedih.

Belyna masih terdiam di kamarnya,  gadis itu tidak mau keluar dari kamar.  Sementara Aditya,  papanya yang baru mengetahui Hanifa sebagai putrinya itu sedang duduk di samping Aleta.

Hanifa merasa asing ditempat ini. Karena Aditya belum menyapanya semenjak Aleta dibawa ke rumah sakit kembali.  Mungkin,  Aditya belum percaya jika dirinya adalah putrinya yang telah hilang.  Atau,  Aditya merasa kecewa karena kehadiran Hanifa membuat Aditya kehilangan Aleta,  putri pertamanya yang selalu menemaninya disetiap ia terjatuh. 

Karena Aleta yang begitu mirip dengan mendiang ibunya,  cuma Aleta yang paling mirip dengan ibunya. Ketika Aleta bersikap dewasa,  gadis itu sangat tegas dan bijak,  ada sifat yang lemah lembut yang tersembunyi di balik sikap Aleta yang manja.  Tapi,  semua itu hilang setelah hadirnya Dewina dan Hanifa dalam hidup Aleta.  Gadis itu sering banyak menuntut apapun yang ia inginkan harus ia miliki,  sampai obsesinya membuatnya celaka. 

Sekarang,  Hanifa tak memikirkan semua itu.  Dia hanya duduk di barisan belakang,  membacakan doa untuk Aleta.  Mau sejahat apapun Aleta pada dirinya,  Hanifa sudah memaafkan semuanya,  ia mengikhlaskan semua lukanya. 

Disamping Hanifa,  Fero duduk untuk menemani gadis itu.  Menguatkan kekasihnya yang harus kehilangan seorang kakak padahal mereka baru saja mengetahui fakta itu.  Tapi,  takdir tidak menginginkan mereka saling bercengkrama bercanda bersama di dunia ini.  Mungkin,  suatu saat nanti mereka akan bercanda tawa disurga,  tapi itu nanti,  nanti saat Hanifa sudah menikah dengannya,  memiliki putra putri,  hingga menjadi seorang kakek dan nenek yang bermain bersama cucunya kelak. 

Vania,  dan Fadil pun turut hadir dalam di rumah duka.  Mereka juga duduk di dekat Hanifa,  tentu saja bersama Haris dan keluarga Fero.  Mereka datang untuk saling menguatkan dan menjaga silaturhami. 

Sebenarnya Vania dan Haris sendiri tidak menyangka jika Dewina sejahat itu. Tapi,  Haris sendiri tidak menyalahkan Aditya di masalalu,  juga tidak membenci Hanifa.  Karena mau bagaimana pun Hanifa tetap putri kecilnya.  Hanifa hanya korban kejahatan Dewina yang tidak bisa menerima takdirnya sendiri. Sementara Dewina telah di beri hukuman penjara seumur hidup.

Saat ini pemakaman Aleta sedang di lakukan. Belyna tidak ikut, gadis itu masih mengurung diri di dalam kamar.  Hanifa berdiri dan menyandarkan kepalanya di bahu Fero. 

Gadis itu mengingat perkataan Aleta yang terakhir kalinya.  Untuk menggantikan posisinya menjaga Belyna dan juga Aditya.  Menjadi matahari diantara mereka dan hiduplah bahagia.  Aleta sudah meminta maaf pada Hanifa,  mungkin hanya itu komunikasi terakhir Aleta pada dirinya.

Setelah semuanya pulang,  Aditya masih terdiam di samping makam Aleta.  Hanifa pun duduk di samping Aditya,  gadis itu akan memulai untuk mendekati pada ayah kandungnya.  Mungkin itu tahap awal untuk membangun keluarga mereka menjadi lebih baik lagi. 

"Pa,  ayo pulang." ujar Hanifa

Aditya masih diam dan mengusap pusaran Aleta. 

"Pa,  Bela masih butuh papa. Jadi,  ayo pulang.  Biarkan Aleta tenang di alam sana bersama mama,  disana Aleta bersama Tuhan dan juga mama.  Sedangkan Bela sendirian di kamar,  dia sedang berduka,  apa papa nggak mau menghibur bela?"

Mendengar perkataan Hanifa,  Aditya pun mengangguk setuju.

"Al,  papa pulang ya. Kamu bahagia bersama mama di surga."ucap Aditya lalu pergi meninggalkan pemakaman. 

Sementara Hanifa yang berganti berdiam diri di makam.  Gadis itu meminta Fero menunggunya di mobil.  Sedangkan Aditya langsung pulang tanpa menunggu Hanifa. 

"Al, apa kamu sudah bertemu mama?"

"Kalau sudah,  tolong katakan pada mama,  aku pulang.  Maaf, aku nggak bisa bertemu mama semasa hidupnya."

"Katakan juga pada mama,  untuk mendoakan aku agar papa bisa menerima aku."

Hanifa mengusap air matanya,  " Al,  aku nggak tau jalan takdirku seperti apa,  tapi aku percaya selalu ada pelangi setelah hujan. "

"Al,  doakan aku untuk bisa membangun keluarga kita menjadi lebih baik lagi.  Memberikan senyum kebahagia didalam keluarga kita nanti. "

"Aku tidak tau,  sampai kapan papa mendiamkan aku.  Mungkin,  papa tidak percaya kalau aku anaknya.  Tapi,  sebentar lagi hasil tes DNA-nya muncul,  semoga dengan itu papa percaya padaku."

"Andai saja kita bertemu lebih cepat,  dan mengetahui hal ini lebih cepat,  mungkin kita nggak terpisah lagi.  Tapi takdir,  menginginkan kita terpisah selamanya di dunia ini."

"Al,  kalau papa nggak menerima aku,  aku juga nggak papa kok. Kan masih ada ayah Haris yang selalu sayang sama aku,  hehe.."

"Atau mungkin tante Vania dan om Fadil."

"Atau daddy Willi sama momy Friska," sambungnya dengan tersenyum.

"Ah,  kamu belum tau ya,  daddy udah restuin hubungan aku sama Fero. Sebentar lagi kita menikah. Kamu jangan cemburu ya,  hehe.."

Hujan turun begitu deras,  mungkin langit tahu apa yang dirasakan Hanifa. 

"Al,  udah hujan.  Nggak papa kan aku tinggal pulang?"

"Kamu bahagia disana ya,  jangan takut,  kan ada mama."

Rintikan hujan itu tidak lagi Hanifa rasakan,  ternyata Fero datang memayungi gadis itu.  Dengan tersenyum hangat,  Fero mengulurkan tanganya pada Hanifa,  meminta Hanifa untuk segera berdiri. 

"Sudah kan,  ayo pulang."

-TBC-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-TBC-

Antara niat nggak niat naro bawang disini,  tapi kalo sambil dengerin instrumen yang ada di atas,  sedih banget astaga😭 say goodbye for Aleta.  Semoga kamu tenang di alam sana😭

Sebenernya nggak mau hilangin peran Aleta,  tapi kalo Aleta masih hidup,  ceritanya makin panjang.  Makannya Aleta diilangin,  maaf ya buat kalian yang sayang sama Aleta.  Aleta udah bahagia kok di atas sana bersama mamanya. 😊

Jangan lupa vote dan komentarnya ya.

Choice ( SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang