Menuliskan tentang hari ini dengan senyuman yang terus terukir di wajahnya.
Hanifa Vinanda, gadis itu masih tidak menyangka, mengenal seluruh keluarga Fero yang ternyata sangat baik.
Terlebih melihat Fera, kembaran cowok itu terlihat cantik dan periang. Tidak seperti Fero yang terlihat baik hanya di depannya saja, karena kenyataannya cowok itu terlihat dingin di hadapan orang lain.
Tapi, ia menjadi tahu darimana sikap dinginnya itu, tentu saja dari Daddynya tercinta Willy Surya Alviano, yang ternyata Fero adalah versi juniornya.
Ayah Fero memang terlihat lebih banyak diam, tapi ternyata dia juga bisa bercanda jika sudah berbaur dengan keluargannya. Sungguh keluarga harmonis, Hanifa bersyukur bisa diterima di keluarga itu.
Setidaknya, ia menjadi tahu bagaimana rasanya memiliki keluarga yang lengkap.
"Aihh, lupa belum nyiapin buat keperluan besok."
Gadis itu segera terbangun dari kasur empuknya yang hampir saja membuatnya tertidur lelap karena begitu bahagia dan nyaman.
Tidak banyak baju yang dia masukkan kedalam tasnya, cukup dua set pakaian dan beberapa cemilan.
Setelah semuanya selesai, gadis itu segera tidur lebih awal, untuk esok pagi yang mungkin saja kembali membuatnya tersenyum bahagia.
-----
"Pagi, om tante!" sapa Hanifa lantang.
Gadis itu segera duduk, dan memakan sarapannya.
"Udah siap semuanya Han?" tanya Vania
"Udah kok, tan."
"Ya udah, kamu tunggu saja ya. Nanti om yang nganterin kamu ke sekolah."
"Loh, om ke kantor aja. Aku bisa kok naek angkot."
"Gapapa Han, biar mastiin kamu udah masuk bis."
"Ya udah deh kalo gitu."
Selang beberapa menit semuanya sudah siap, dan mereka pun pergi ke sekolah.
Selama perjalanan menuju ke sekolah, Fadli terus memberikan wejangan, agar Hanifa hati-hati selama study tour selama tiga hari kedepan.
Fadli begitu khawatir karena Hanifa tidak pernah berpergian jauh tanpa dia dan istrinya. Ia tidak mau Hanifa kenapa-kenapa, karena mau bagaimana pun Fadli sudah menganggap Hanifa sebagai anaknya sendiri.
"Iya om, nggak usah khawatir, Hani pasti jaga diri kok."
"Iya bawel."
Semua sudah berkumpul di tempat parkir, semua murid sudah di bagi 3 kelompok. Dan Hanifa mendapatkan bagian bis nomer 2.
Setelah pengumuman selesai, semua murid memasukin bis masing-masing seusuai intruksi.
"Ya udah, om Hani berangkat ya!"
"Iya, yuk masuk. Om pengen mastiin tempat duduk kamu nyaman."
"Tapi, om kan harus berangkat kerja."
"Gapapa Han, ayok buruan nanti om telat loh."
Setelah memastikan tempat duduk Hanifa nyaman dan dekat jendela besernya teman duduk yang dapat di andalkan, Fadli pun turun dari bis, tapi terlihat mengobrol dengan guru.
Hanifa memutar bola matanya malas, omnya itu selalu bersikap berlebihan. Tapi, tak apa ia mensyukuri itu.
Gadis itu berdiri, bola matanya melirik memutari seluruh tempat duduk. Hanya ingin memastikan dimana Fero, dan ya mendadak moodnya menjadi buruk ketika melihat Fero duduk dengan cewek yang ternyata lebih cantik darinya.
"Kenapa Han?" tanya Belyna
"Gapapa, aku mau tidur semalem kurang tidur, hehe."
"Ya udah, gue juga mau tidur."
-----
Apa cemburu bisa dibawa ke alam mimpi?
Gadis yang sedang tertidur itu mengkerutkan dahinya, kesadaraanya perlahan menghampiri.
Sebelum membuka matanya, gadis itu berfikir sejenak. Apa karena kesal pada Fero sebelum tidur membuatnya berhalusinasi? Kenapa ia mencium parfum yang begitu ia kenal.
Sangat jelas jika parfum itu cuma milik Fero, ia sangat hafal.
"Ah, nggak papa. Anggep aja Fero lagi di sampingku.." pikirnya.
Menyandarkan kepalanya dibahu dan merangkul tangan yang ia pikir Belyna, tapi gadis itu segera membuka matanya lebar, karena tidak mungkin Belyna berotot.
"Oh My...hmmpptt..."pekikan Hanifa tertahan oleh tangan Fero yang dengan sigap membekap mulut gadis kesayangannya itu sebelum membangunkan semua teman-temannya yang sudah tertidur karena sudah malam.
"Ssttt..."
"Kok jadi kamu yang duduk di sini?" tanya Hanifa pelan.
"Mana bisa aku duduk sama cewek lain, yang padahal aku sendiri udah ada yang punya."
"Gembel..."
"Gombal sayang... "
"Diem ah.."
"Dengerin lagu aja yuk.." ajak Fero
"Oke.." balas Hanifa,
Fero memasangkan headset sebelah kiri di telinga Hanifa.
"Tidur lagi ya, masih jauh tempatnya." bisik Fero.
"Hmm.. "
Tak butuh waktu lama, Hanifa kembali tertidur.
Cup
Sebuah kecupan manis di kening Hanifa, hanya sebagai tanda bahwa Fero sangat menyayangi gadis itu dan akan terus menjagannya sampai kapan pun itu.
"Nice dream, baby. " bisik Fero.
------------
Tbc
------------
KAMU SEDANG MEMBACA
Choice ( SELESAI)
Teen FictionPeringkat #1 'depresi' Agustus 2020 Peringkat #1 'berat' Oktober 2020 Peringkat #3 'mandiri', Oktober 2020 Peringkat #6 'sederhana' Oktober 2020 Peringkat #7 'choice' Oktober 2020 - Selesai- Liku-liku kehidupan seorang gadis bernama Hanifa Vinanda...