"Stop nyebut wanita sialan itu dengan kata Bunda!"pekik Belyna yang sudah tersulut emosi, dia belum bisa mengendalikan emosinya.
"Lo tau nggak sih Han, dia nggak pantes lo sebut dengan bunda! Dia yang udah memperngaruhi Aleta buat nyelakain lo, dia juga bukan ibu kandung lo, dia nipu lo!"
"Bel, diem!" Potong Fero yang merasa kesal dengan perkataan Belyna yang tidak memikirkan keadaan Hanifa.
Hanifa terdiam, lalu ia pun menghampiri Belyna. Gadis itu memegang kedua pundak Belyna.
"Lo! Lo kemana aja hah!"
"Selama ini gue selalu khawatirin lo! Lo alasan gue selalu menghindar dari Aleta! Biar dia nggak nyakitin lo!"
"Tapi, lo selalu bela Aleta!"
Hanifa tersenyum miring " ah, jelas aja, lo kan adiknya, lo pasti belain dia, mau sesalah apapun perlakukan kakak lo sama gue!"
Plak..
Tamparan itu Hanifa dapatkan dari Belyna yang benar-benar kesal.
"Lo tau apa sih, Han! Di sini gue bukan belain kesalahan Aleta, di sini gue cuma mau bilang tentang kenyataan kalau orang yang lo sebut dengan kata bunda itu, bukan ibu kandung lo! Ibu kandung lo dah meninggal! Dia udah nggak ada! Lo tau apa Han? Serius gue tanya lo tau apa selain keburukan Aleta!" Seru Belyna dengan air mata yang mengalir.
Tubuh Hanifa luruh seketika, gadis itu menangis bersamaan dengan Belyna yang juga menangis.
"Maksud lo apa, bel? Iya gue tau, gue nggak tau apapun, jadi tolong kasih tau gue kebenaranya. Gue capek, gue capek, Bel."
Belyna menatap Fero yang terus memperhatikan mereka dari tadi, seperti paham artinya, Fero mengangguk setuju, mau bagaimana lagi, Belyna sudah membongkar setengah dari rahasia itu.
Akhirnya Belyna pun menjelaskan semuanya, menceritakan dari awal persis seperti Dewina yang menceritakannya dulu.
Hanifa hanya menatap kosong ke bawah, dia sudah tidak tahu lagi mengenai takdirnya. Kenapa menjadi seperti ini. Aleta benar-benar saudaranya, begitu pula dengan Belyna. Hatinya masih merasa sakit, mengingat perlakuan Aleta pada dirinya, mengingat Aleta yang telah menyakiti tante kesayanganya. Meski ia tahu, semua itu terjadi karena pengaruh Dewina.
Hanifa tidak habis fikir, orang yang selalu ia harapkan untuk bisa kembali menyayanginya, ternyata sudah menghancurkan hidupnya dengan terencana dengan apik. Pantas saja, Dewina sangat senang menyiksanya dulu, jadi ini alasanya. Rasanya sia-sia dirinya berharap setinggi itu, harapan yang setiap harinya semakin tinggi, menginginkan sebuah ibu yang begitu menyayanginya.
"Dan sekarang, gue nggak tau Aleta dimana, dia menghilang. Papa juga udah nyari kemana-mana tapi belum ketemu."
"Gue, gue nggak tau harus gimana lagi, gue capek... Gue mau istirahat, tolong tinggalin gue sendiri.." jawab Hanifa lalu membaringkan tubuhnya di kasur.
Belyna menutup pintu kamar Hanifa. Kemudian gadis itu duduk di balik pintu, dia sudah tidak tahu lagi harus seperti apa. Hanifa belum bisa menerima kenyataan itu, sedangkan Aleta tidak tahu dimana.
Padahal saat ini, kondisi Aleta sedang buruk. Dia tidak mau kehilangan Aleta, seperti dia kehilangan ibunya.
Tuhan, aku mohon selamatkan Aleta.
---
Tak membutuhkan waktu lama, pintu kamar Hanifa terbuka lebar, membuat Belyna yang sedang bersandar di pintu itu terjungkal kebelakang.
"What the fuck!" Umpatnya kesal.
"Lo ngapain tiduran, Bel?" sebuah pertanyaan konyol yang dilontarkan Hanifa untuk pertama kalinya setelah beberapa tahun.
"Are you seriously, Hani!?" Pekik Belyna sebal
Hanifa tersenyum lebar, "Bangun! Gue udah memilih buat terima semua ini, menerima Aleta si psikopat itu jadi kakak gue, memilih buat selamatin tuh orang meski tingkahnya bikin gue naik darah. Gue juga mau balas dendam!"
Belyna tersenyum melihat Hanifa yang mulai bersemangat kembali, padahal sepertinya dia tidak lama duduk di depan pintu itu karena harus mengalah melihat Hanifa yang begitu syok tadi.
"Gue tau, lo orang yang baik, Han." Ucap Belyna.
"Lo baru sadar?"
"Anjirr, akhirnya kakak gue waras lagi, Tuhan." Pekik Belyna senang.
Fero yang melihat itu pun tersenyum bahagia, akhirnya Hanifa kembali seperti dulu. Orang yang kuat dalam menghadapi cobaan.
-TBC-

KAMU SEDANG MEMBACA
Choice ( SELESAI)
Teen FictionPeringkat #1 'depresi' Agustus 2020 Peringkat #1 'berat' Oktober 2020 Peringkat #3 'mandiri', Oktober 2020 Peringkat #6 'sederhana' Oktober 2020 Peringkat #7 'choice' Oktober 2020 - Selesai- Liku-liku kehidupan seorang gadis bernama Hanifa Vinanda...