"Pagi Nda.." sapa Fero
Hanifa melirik penampilan Fero dari atas sampai bawah, ah ya tidak ada kaca mata lagi yang bertengger di hidung mancungnya.
"Maaf anda siapa ya?" Sarkas Hanifa
"Ayolah Nda, maafin aku dong. Ini aku bawain makanan sepesial buatan Mommy." ucapnya dengan tersenyum manis
"Mommy? Oh kamu manggil mamah kamu dengan sebutan Mommy ya. Aku baru tau, eh iya kan emang kamu nggak pernah cerita ya, LUPA." ucapnya sinis lalu pergi meninggalkan Fero.
Entah kenapa, Hanifa tidak pernah merasa seperti ini. Kenapa rasanya dirinya memang tidak pantas untuk mengetahui latar belakang Fero, apa karena dia bukan orang kaya? Ah iya, dia lupa bahwa dirinya berlatar belakang yang buruk. Mana pantas dirinya mengetahui kehidupan Fero.
"Nda..jangan pergi, ya udah iya aku salah, aku minta maaf. Nanti pulang sekolah kita ke rumah aku buat ketemu sama keluarga aku."
Hanifa mengehentikan langkahnya dan tersenyum. " Serius?" ucapnya senang
"Iya serius, jangan marah lagi ya."
"Oke. Tapi, jangan maen rahasia lagi."
"Siap My Queen!"
Hanifa tertawa dengan jawaban Fero. Lagian mana bisa ia lama marah pada Fero.
------
" Ziena, Belyna!" seru Hanifa
" Oh my Beby, sini-sini gabung. Dah lama lo nggak makan di kantin." ucap Ziena.
"Tumben nih, punya uang sekarang?" tanya Belyna
"Enggak kok, ini mau makan bekal dari Fero, katanya itu buatan Momynya."
"Ciee, dari camer."
Ziena Chaterine dan Belyna Xaliova adalah sahabat Hanifa. Terkadang mereka mentraktir Hanifa untuk makan di kantin. Mereka bersahabat dari awal SMA, meski mereka kaya dan cantik tapi mereka tidak pernah sombong dan berperilaku buruk. Itulah kenapa mereka bisa bersahabat.
"Berarti udah baikan dong ?"
"Udah kok, nanti pulangnya mau di bawa ke rumahnya, hehe."
"Are you Seriously?"
"Serius lah!"
"Wuihh, gue pengen ikut dong!" seru Zeina
Pletak...
"Enak aja!" timbal Belyna
"Duhh, sakit tau!" protes Zeina.
"Ya lo, dia kan mau ke rumah camer masa lo mau rusakin momennya sih."
"Sudah-sudah jangan berteman!" seru Hanifa.
Mereka pun saling menatap lalu tertawa.
------
Jam sekolah sudah selesai, sekarang waktunya pulang, dan Fero sudah menunggu Hanifa di depan kelasnya.
"Jadi?" tanya Hanifa
"Iya lah jadi."
"Eh tapi, motor aku gimana?"
"Itu gampang, biar supir satpam yang nganter."
"Iya deh, anak pemilik sekolah." sindir Hanifa
Fero hanya tersenyum malu.
" Eh tau nggak, kenapa sering aku rahasiain tentang ini?"
"Kenapa emang?"
"Soalnya aku males jadi orang kaya, pasti yang deketin pada ada maksudnya."
"Hoalah pantes."
"Pantes apa?"
"Pantes bohong sama aku. Heran aja sama kamu, padahal kita deket dari kecil, ngapain juga bohong. Emangnya aku matre apa."
"Ya enggak sih, aku mau jujur tapi nunggu waktu."
"Iya nunggu waktu sampe sekarang kita aja mau lulus."
"Iya-iya maaf."
"Iya dimaafin"
Tak lama kemudian mereka pun sampai di rumah Fero.
Hanifa terdiam cukup lama setelah turun dari mobil, gadis itu melongo melihat rumah Fero yang begitu megah.
"Ini beneran rumah kamu?"
"Bukan sih, ini rumah Mommy sama Daddy."
"Ih.."
" Ya udah masuk yuk." ajak Fero dengan menggandeng tangan Hanifa.
" Assalamualaikum, Fero pulang!"
"Waalaikum salam. Loh, kamu sama siapa?"
"Kenalin Mom, ini Hanifa pacar aku."
"Hanifa, tante." ucap Hanifa dengan tersenyum canggung. Dia takut jika orang tuanya Fero tidak menyukainya.
" Oh, jadi ini yang namanya Hanifa. Fero sering cerita loh tentang kamu, Imutnya." ucapnya gemas.
Hanifa tersenyum malu, ternyata Fero sering menceritakannya. Dan yang lebih baik lagi, ternyata ibunya Fero sangat baik. Buah jatuh memang tidak jauh dari pohonnya ya.
Friska Anggraeni adalah ibu Fero, jika kalian ada yang mengenalnya berarti kalian sudah pernah membaca cerita sebelumnya di Wi-Fi ( Promosi😂) . Wanita itu sangat terlihat anggun dan cantik di usianya yang sudah menua, dia tetap menjadi wanita yang baik hati dan lemah lembut. Tak pernah mempermasalahkan siapa saja yang dekat dengan anaknya asalkan baik dan bisa dipercaya wanita itu tidak akan melarang siapapun mendekati putranya itu.
Jika kalian menanyakan kemana ayah Fero? Dia masih di kantornya, yang kini semakin berkembang dan memiliki cabang di mana-mana. Nama ayahnya adalah Willy Surya Alviano, pemilik perusahaan terbesar di Indonesia yang sudah mendunia.
Maka tidak salah jika ayah yang satu ini begitu sibuk, dan tidak terlihat di rumah bersama anak-anaknya.
"Assalamualaikum, aku pulang!" suara cempreng itu mengalihkan perhatian semua orang, termasuk Hanifa yang begitu terpesona dengan kecantikannya.
----TBC----
KAMU SEDANG MEMBACA
Choice ( SELESAI)
Подростковая литератураPeringkat #1 'depresi' Agustus 2020 Peringkat #1 'berat' Oktober 2020 Peringkat #3 'mandiri', Oktober 2020 Peringkat #6 'sederhana' Oktober 2020 Peringkat #7 'choice' Oktober 2020 - Selesai- Liku-liku kehidupan seorang gadis bernama Hanifa Vinanda...