02-Putri Tidur

302K 32.2K 4.4K
                                    

Dahulu kala, ada seorang gadis yang teramat sangat cantik. Kecantikannya membuat iri penyihir jahat. Oleh sebab itu, penyihir itu memberikan apel beracun pada sang gadis. Sang gadis yang terkenal baik hati tidak sedikit pun menaruh curiga. Dengan pikiran yang tenang sang gadis memakan apel tersebut. Baru satu gigitan apel, sang gadis jatuh pingsan dan tertidur cukup lama.

Kemudian datang seorang pangeran tampan yang tak sengaja melihat gadis cantik yang dikutuk tertidur. Pangeran jatuh cinta oleh kecantikan sang gadis. Pangeran pun mengecup bibir sang gadis dengan cinta yang tulus. Gadis itu terlepas dari kutukannya. Bangun dari tidur panjangnya. Akhirnya mereka saling jatuh cinta dan menikah.

Kira-kira begitu lah dongeng populer putri tidur dari disney yang disukai oleh banyak orang. Sangat berbeda dengan kenyataan yang terjadi. Hauri bangun dari tidurnya bukan berkat ciuman pangeran tampan. Namun memang karena takdir. Berbeda dengan putri tidur yang menemukan cinta sejati setelah bangun dari tidur panjangnya. Hauri harus terbangun tanpa ingatan. Tidak tahu siapa dirinya atau apa yang terjadi dengannya. Hauri mengalami amnesia.

Yang diingat Hauri saat pertama kali membuka matanya adalah sosok sepasang suami istri yang mengaku sebagai kedua orang tuanya. Gesia dan Hanum. Gesia menangis terharu melihat putrinya bangun dari koma. Dipeluk Hauri dengan sangat erat. Tangan Hanum tidak melepaskan tangan Hauri sedetik pun. Dokter dan beberapa suster langsung memeriksa keadaan Hauri. Semua orang menatap Hauri dengan senyuman hangat dan penuh rasa syukur.

"Kalian siapa?....ini dimana?" itu adalah kalimat pertama yang Hauri ucapkan setelah bangun dari koma.

"Kamu nggak ingat apapun?"

"Hauri, kamu nggak kenal mami dan dady?"

"Hauri kamu nggak tau nama kamu sendiri?"

Hauri hanya terus menggeleng setiap mendapatkan pertanyaan. Ingatan yang hilang membuat Hauri cemas dan ketakutan. Dia merasa tersesat dan ada di tempat yang sangat asing baginya. Sekalipun Gesia dan Hanum mengaku sebagai orang tuanya, Hauri yang kehilangan ingatannya tetap merasa kalau Gesia dan Hanum bagaikan orang asing.

"Aku Gesia. Ini Hanum. Kami orang tua kamu sayang. Kamu adalah anak perempuan kami yang paling kami cintai." Gesia menggenggam erat tangan Hauri.

"Maaf...aku nggak bisa ingat apapun....maaf...." Hauri merasa sangat sedih dan ketakutan. Sepertinya dia telah kehilangan ingatannya yang begitu berharga. Air mata Hauri mengalir dengan deras.

Gesia mencium kedua tangan Hauri. "Hauri sayang, gapapa. Gapapa jika kamu kehilangan ingatan kamu. Asal kan kamu membuka mata kamu lagi. Mami sudah sangat senang."

Pertahanan dalam diri Hauri runtuh. Sekalipun seperti orang asing, kasih sayang dan ketulusan Gesia sampai padanya. Hauri yakin jika Gesia memang ibu kandungnya. "Maaf....maaf...." tangisnya penuh kesedihan.

Gesia menggeleng. "Kamu nggak salah. Justru seharusnya mami bilang makasih. Makasih sudah bangun sayang, makasih. Makasih kamu nggak meninggalkan mami. Mami nggak tau apa yang akan terjadi sama mami jika sampai kehilangan kamu sayang."

Hanum juga ikut menggenggam tangan Hauri. "Gadis dady, gapapa kalo kamu nggak ingat apapun. Dady udah bersyukur kamu bangun. Makasih sayang."

"Mami.....dady..." rengek Hauri tidak bisa menghentikan air matanya.

Gesia dan Hanum memeluk erat Hauri. Mereka bertiga menangis penuh haru. Perasaan takut Gesia dan Hanum selama beberapa bulan ini berganti dengan rasa syukur. Selama tiga bulan Gesia dan Hanum menunggu penuh harap agar Hauri membuka matanya. Ada hari-hari dimana Gesia merasa putus asa dan Hanum menguatkannya. Sekarang penantian mereka berbalas setelah mendengar Hauri memanggil nama mereka.

"Mami sayang kamu Hauri." bisik Gesia.

"Putri tidur dady sudah bangun." Hanum tersenyum bahagia.


-ANTAGONIS-

I'm not Antagonis (TAMAT dan SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang