Novel INA sudah tersedia di Gramedia dan Toko Buku Online ya. Jadi pembaca bijak dengan tidak membeli yang bajakan.
Makasih.
Tidak tahu bagaimana awalannya sampai berakhir seperti ini. Ditemani oleh musik yang selow dan romantis. Diapit oleh keramaian dan lampu yang gelap hanya menyisakan bintik-bintik seperti sinar bintang. Hauri dan Alskara berdansa. Pemandangan yang unik, sulit dipercaya, sekaligus bernostalgia dengan masa lalu.
Di masa lalu pun Hauri dan Alskara selalu bersama. Karena Hauri yang menginginkan untuk selalu bersama. Semenjak koma dan hilang ingatan ada jarak di antara Hauri dan Alskara. Apalagi murid-murid di sekolah mulai menganggap kalau Hauri berhenti mencintai Alskara. Jadi wajar saja jika kebersamaan Hauri dan Alskara malam ini menyita perhatian banyak murid.
"Kenapa jadi gini, ya?" tanya Nevan heran saat melihat Hauri dan Alskara dansa bersama.
"Hauri dateng sama lo tapi dansanya sama Alskara." celetuk Gibson, melirik Liam.
Liam berdiri di pinggir lantai dansa. Menatap dingin Hauri yang sedang berdansa dengan Alskara. Dan untuk pertama kalinya ia merasa tidak terima, merasa kesal melihat Hauri bersama Alskara. Apa orang-orang menamai perasaan ini cemburu?
"Apa Hauri masih suka sama Alskara terus minta dansa sama Alskara?" ceplos Gibson yang membuatnya langsung ditatap Liam, Nevan, Fela dan Siya.
Nevan menyenggol Gibson. "Lo kalo ngomong jangan ngaco!"
"Nggak mungkin Hauri masih suka sama Alskara." kata Siya, terus memperhatikan Hauri dan Alskara.
"Mungkin aja. Tapi gua nggak bakal biarin Hauri ngerebut Alskara dari Aina." balas Fela, menatap tajam Hauri.
"Apa lo bilang? Heh, dengar ya! Alskara udah nggak penting di hidup Hauri." Siya tidak terima dengan perkataan Fela sebelumnya.
"Oh, ya? Tapi keliatannya Hauri masih suka sama Alskara." Fela memasang wajah sombong yang terkesan merendahkan Siya.
"Mulut lo jaga, ya!" Siya hendak mendatangi Fela, tapi ditahan oleh Nevan.
"Gua cuma ngomong kenyataan!" Fela juga berusaha mendatangi Siya, tapi ditahan oleh Gibson.
"Oke, oke. Bubar." Gibson menarik paksa Fela agar menjauh.
"Kita juga bubar." Nevan juga menarik paksa Siya.
Hauri meneguk ludah. Hal terbodoh yang pernah ia lakukan adalah saat ini. Berdansa dengan Alskara. Dibanding merasa takut karena menjadi pusat perhatian yang mungkin saja menimbulkan gosip. Hauri lebih merasakan gugup. Sejak tadi detak jantungnya tidak beraturan. Alskara ada di depannya dengan jarak yang cukup dekat. Tangan Alskara melingkari pinggangnya dan tangan Hauri melingkar di leher Alskara.
"Kenapa lo ajak gua dansa? Karena kesepian nggak ada Aina?" Hauri yang memulai obrolan.
"Apa kita lagi main tebak-tebakan?" tanya Alskara datar. Ia tidak suka dengan pemikiran Hauri yang sempit.
"Gua...gua cuma penasaran aja. Gua nggak ngerti kenapa tiba-tiba lo ngajakin gua dansa?" Hauri menyerah untuk memikirkan alasan setiap sikap baik dan manis yang Alskara lakukan kepadanya. Karena ujung-ujungnya mengarah ke jawaban yang sama. Tapi Hauri tidak ingin memercayai jawaban itu, ia tidak mau kepedean.
"Coba aja tebak alasan gua." jawab Alskara santai. Menggerakkan perlahan langkahnya agar dapat diikuti Hauri. "Lo sendiri, kenapa mau dansa sama gua?"
Iya. Memang sial dan bodoh. Entah makanan apa yang sudah Hauri konsumsi sampai bisa sebodoh ini. Bisa-bisanya ia menerima ajakan dansa dari Alskara. Lagi-lagi dirinya kalah oleh perasaannya sendiri.
"Gua nggak mau ada gosip soal kita. Gua nggak enak sama Aina. Gua nggak mau Aina cemburu." Hauri menunduk murung. Sejak kapan ia jadi mementingkan perasaan orang lain seperti ini, ya?
"Intinya, lo lebih suka kalo dansa sama Liam. Iya, kan?" dengan wajah datar Alskara berhasil menyudutkan Hauri.
"Kenapa jadi bahas Liam?"
"Sama kayak lo bahas Aina."
Hauri menghentikan langkah kakinya. Ia melepaskan tangannya dari leher Alskara. Menatap bingung dan kesal Alskara yang asal bicara. Hauri tidak memahami sikap Alskara malam ini. "Jangan samain Aina dengan Liam. Mereka beda. Posisi mereka nggak sama."
Giliran Alskara yang dibuat termenung menyadari kenyataan. Alskara menyesal sudah bersikap egois. Ia hanya tidak bisa mengendalikan perasaannya saat ini.
"Hauri!" Liam mendatangi mereka. Hauri dan Alskara sama-sama melihat ke arah Liam. "Al, lo nggak keberatan kan kalo gua mau dansa sama Hauri? Gua yang bawa dia ke sini." Liam membuat sindiran yang cukup keras untuk Alskara. Terlebih lagi ia sengaja memamerkan senyumnya.
"Nggak keberatan." Alskara menggeleng. Dia tersenyum sekalipun terlihat kecewa. "Gua...pergi dulu." ia pamit undur diri. Alskara tidak bisa membohongi perasaannya sendiri. Dia tidak sanggup melihat dua orang yang berharga baginya berdansa bersama.
"Padahal gua duluan yang ngajak lo dansa. Tapi lo malah dansa sama Alskara." sindir Liam.
"Maaf, gua....lo tau....banyak hal yang terjadi begitu aja. Begitupun kejadian tadi." Hauri kesulitan menjelaskan alasannya.
"Gua punya sesuatu buat lo." Liam merogoh kantong celananya. "Ini ambil."
Hauri tersenyum. Ia memandangi buku kecil yang diberikan Liam. Ia buka halaman pertama. Dan langsung terkejut kagum. Liam menggambar komik di buku kecil.
"Liam bagus banget! Makasih!!" Hauri rasanya ingin menangis karena kebaikan Liam kepadanya. Ia memang menyukai komik dan Liam menggambarkan komik untuknya.
Liam terkekeh, senang melihat keceriaan Hauri. "Ternyata buat lo bahagia gampang, ya?" Liam mengelus rambut Hauri.
Alskara berdiri di pinggir lantai dansa. Kedua tangannya mengepal melihat kebersamaan Hauri dan Liam. Ia tidak mau melihatnya lagi, tapi ia tidak bisa meninggalkan Hauri. Ia masih ingin menatap gadis itu lebih lama.
Ia buka ponselnya, membuka room chat dari Gibson. Hanya satu chat tapi sangat mempengaruhi kesehatan hatinya. Alskara meringis dan berdecak sebal. Semuanya bermula dari satu chat sialan dari Gibson.
Gibson : lo beneran gak dateng? Hauri dateng sama Liam
Satu chat yang langsung membuat Alskara nekat mendatangi pesta ulang tahun. Satu chat yang membuatnya bisa berdansa dengan Hauri. Dan juga satu chat yang membuat Alskara cemburu melihat Hauri dan Liam.
"Chat sialan!" Alskara berdecak kesal.
-ANTAGONIS-
Jangan lupa follow yaa di IG kalian@palupiii07
@alskarabanyu
@imhaurii
@liam.aarav
@aina.wayan
@nevanoktavino
@siya.aprilia
@jiran.amanda
Jangan lupa vote dan spam komennya👇 makasij
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not Antagonis (TAMAT dan SUDAH TERBIT)
Ficção Adolescente*SUDAH TERBIT, TERSEDIA DI GRAMEDIA ATAU TOKO BUKU ONLINE* ( JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA. SETELAH BACA JANGAN LUPA VOTE, KOMEN DAN KRITIKNYA. MAKASIH) *Mulai dari 5 Agustus 2020 Rank 1 in #change tgl 15/9-2020 Rank 1 in #broken heart tgl 29/9-20...