46-Mengubur Rasa Ingin

199K 25.3K 5.1K
                                    

Buat kalian yang belum punya novel Back To School atau I'm not Antagonist bisa beli di gramedia terdekat atau pesan di toko online

Tersedia di:

@novely.young
@bumifiksi.jakarta
@melstorebook
@zahrabooks
@tokotmindo

🚫#STOP BELI NOVEL BAJAKAN YA# 🚫

Oke aku cuma mau kasih info aja. Untuk beberapa chapter ke depan akan ada banyak arc Alskara. Yg artinya akan menceritakan sisi lain Alskara. Jd Haurinya dikit muncul, fokus ke Alskara. Tp tolong jgn di skip atau dilewatkan. Kalian wajib baca arc Alskara. Kenapa? Agar kalian bisa mengerti tentang Alskara. Jgn terlalu dibenci, kasian eh anak orang hahaha.

Mari membaca dengan benar~

-
-
______________________________________

Sudah menjadi sebuah kewajiban bagi Alskara datang ke acara pesta bisnis teman ayahnya. Alskara harus bisa berinteraksi dengan pengusaha-pengusaha yang kelak akan menjadi kawannya di dunia bisnis. Membosankan memang. Namun Alskara tidak punya pilihan. Dia tidak dilahirkan untuk menolak keinginan orang tuanya.

Alskara memasang senyum sampai mulutnya kaku. Berusaha ramah dan harus masuk ke dalam obrolan yang sebenarnya membuat Alskara jengah. Terlebih lagi setelan jas yang saat ini dipakainya membuat ia kegerahan.

"Al, impian kamu apa?" tanya salah seorang teman Galang.

"Saya-"

"Pewaris perusahaan Mahaprana tentu saja." Galang yang menjawabnya.

"Oh, kamu akan jadi penerus, Al?"

"Iya om." Alskara mengangguk pasrah.

Tahu apa yang buat sesak? Tidak bisu tapi tidak boleh bersuara mengeluarkan pendapat. Harus patuh apa-apa sama kata orang tua. Mengubur semua keinginan yang tidak akan disetujui oleh kedua orang tua. Alskara juga melakukan hal yang seperti itu. Mengubur impiannya menjadi seorang arsitek.

"Sebentar lagi ujian. Kamu belajar sendiri atau ada guru les, Al?"

"Saya bisa belajar sendiri om." jawab Alskara.

"Mulai besok ayah akan mendatangkan guru les buat kamu Al. Kamu bisa mulai les di bimbel dan rumah. Agar menambah nilai kamu." ujar Galang.

Alskara belum mendengar soal ini sebelumnya. Galang juga belum bertanya dengannya. Tahu-tahu sudah memutuskan sesuatu tanpa meminta ijin. Padahal Alskara sudah cukup lelah dengan les bimbelnya. Dia sampai kehilangan waktu untuk nongkrong dengan teman-temanya. Dan Sekarang kebebasannya semakin sedikit.

"Iya, pah." Alskara tidak dilahirkan untuk membatah perkataan Galang. Dia hanya harus menurut.


-antagonis-


Alskara berhasil kabur dari obrolan yang membosankan. Dia membuka kancing kemeja dan mengendorkan dasinya. Lehernya terasa tercekik. Alskara meneguk minum untuk membasahi tenggorokannya yang sudah sangat kering.

Alskara menoleh ke arah ayahnya. Lalu beranjak menuju balkon gedung. Dia butuh udara sejuk untuk membuatnya lebih rileks dan keluar dari keadaan sesak.

Helaan napas panjang keluar dari mulut Alskara. Dia tidak bawa ponsel karena tidak diperbolehkan oleh Galang. Alhasil Alskara hanya menatap langit di atas sana. Mengamati bintang yang bertaburan bebas. Membuat Alskara merasa iri.

I'm not Antagonis (TAMAT dan SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang