16-Iblis

189K 27.8K 4.7K
                                    

Cuma mengingatkan aja kalo cerita ini udah terbit. Bisa kalian beli di toko online atau di gramedia terdekat dari rumah kalian. Cerita di novel dan WP ada perbedaannya dan lebih lengkap serta detail di versi novelnya.

#JANGAN BELI YANG BAJAKAN, DARI PADA BELI YANG BAJAKAN MENDING BELI CILOK AJA KENYANG KAGA DOSA

MAKASIH


"Apa yang kalian lakuin?" tanya Hauri kepada tiga orang gadis.

Firasat Hauri tidak enak saat anak Ziver heboh di kantin membicarakan Aina yang hilang entah kemana. Hauri yang penasaran pun ikut mencari Aina diam-diam tanpa sepengatahuan siapapun. Firasatnya menuntun Hauri pergi ke gudang yang sudah terbengkalai di pojok sekolah. Benar saja dugaannya saat melihat Aina sedang duduk di lantai dengan tiga orang gadis di depannya.

"Hauri? Lo mau ikut gabung sama kita?" tanya Tifa dengan tawa yang membuat Hauri merasa muak.

Hauri mengenal ketiga gadis itu. Tifa, Gisal dan Gira. Tifa adalah gadis yang sangat tergila-gila kepada Alskara. Berusaha mendapatkan cinta Alskara dengan berbagai cara. Sedangkan Gisal dan Gira adalah teman Tifa, bisa dibilang anak buah Tifa. Peran mereka di cerita ini sama seperti Hauri. Antagonis. Dan Siya adalah orang yang menjelaskan semua itu kepada Hauri.

Keadaan Aina benar-benar buruk. Gadis itu bermandikan air dan telur. Tidak ada satu jengkal pun di tubuh Aina yang kering. Bau amis menempel di tubuh Aina. Hauri merasa miris melihat keadaan Aina yang sakin takutnya hanya bisa diam tanpa melakukan perlawanan. Pasti sangat berat menjadi heroin. Banyak saingan dan memiliki banyak orang yang membencinya.

"Aina lo gapapa?" tanya Hauri yang berjongkok di depan Aina.

"Lo kenapa nanya keadaan dia? Biarin aja nggak usah diperduliin!" ujar Gisal.

Hauri menoleh ke belakang. "Apa maksud lo? Tentu aja gua perduli. Kalian udah keterlaluan." Hauri menatap tajam ketiga gadis di belakangnya.

"Keterlaluan? Hauri lo lupa? Kita itu sama. Nggak ada bedanya. Bahkan dulu yang lo lakukan jauh lebih kejam." Tifa melipat kedua tangan dan tersenyum sinis.

"Kita cuma ngasih pelajaran sedikit buat nih cewek." Gira menunjuk Aina.

Bruk!!

Pintu gudang terbuka setelah di tendang cukup keras. Padahal tanpa ditendang pun bisa dibuka. Sangat berlebihan. Hauri yang terkejut langsung berdiri. Arah tatapan Hauri sama dengan tatapan ketiga antagonis itu yang melihat ke arah pintu. Geng Ziver satu-persatu masuk ke dalam gudang, dipimpin oleh Alskara yang melangkah paling depan.

Alskara melangkah dengan tangan mengepal. Dia gertakan gigi saat melihat Aina terduduk tidak berdaya di kelilingi oleh empat gadis. Alskara bersumpah akan membalas dendam seandainya terjadi sesuatu yang buruk pada sang kekasih.

Hauri tahu jika Alskara pasti salah paham lagi. Dan pasti berpikir yang buruk tentangnya. Jadi sebelum Alskara marah-marah, Hauri angkat berbicara terlebih dulu. "Alskara...gua-"

"Minggir!" bentak Alskara kasar. Menatap dingin Hauri.

Hauri kecewa karena tidak diberi kesempatan untuk menjelaskan. Dia menyingkir dengan kepala tertunduk. Dia benar-benar ketakutan. Alskara terlihat sangat marah. Bisa saja Alskara akan memukulnya saat ini.

"Aina." Alskara mengelus lembut wajah Aina.

"Alskara? Al....Al...aku takut...." Aina langsung memeluk erat Alskara. Sudah sejak tadi Aina menahan tangisnya.

"Jangan takut. Aku dateng buat kamu." hati Alskara hancur melihat gadisnya seperti ini.

"Al, apa bagusnya sih cewek ini? Dia pantes diperlakuin kayak gini karena dia cuma cewek rendahan!" Tifa cemburu melihat kelembutan Alskara terhadap Aina.

"Kalo Aina cewek rendahan. Maka kalian adalah cewek yang nggak ada harganya!" pekik Alskara yang membuat ketiga gadis itu terkejut.

Alskara menggendong Aina ala tuan putri. Ia tatap keempat gadis yang menurutnya sudah menyakiti Aina. "Gua emang nggak bisa nyakitin cewek. Tapi gua pastiin hidup kalian berempat nggak akan tenang."

Ketiga gadis itu langsung menunduk ketakutan. Berbeda dengan Hauri yang kebingungan. Kenapa dirinya juga disangkut-pautkan?

"Lo pikir gua ada di pihak mereka? Lo pikir gua juga nyakitin Aina?" tanya Hauri tidak terima.

"Lo mau tau apa yang gua pikirin tentang lo?" Hauri menelan ludah melihat tatapan super dingin dari Alskara. "Kenapa gua harus kenal sama lo? Kenapa lo harus ada di hidup gua? Lo benar-benar iblis yang paling jahat. Lo bukan manusia. Itu yang gua pikirin tentang lo." Alskara berjalan melewati Hauri.

Hauri menahan tangan Alskara hingga langkahnya terhenti. "Gua sama sekali nggak terlibat sama kejadian ini. Gua ke sini karena mau nolong Aina."

Alskara menjauhkan tubuhnya dari tangan Hauri. Dia berbalik menatap Hauri. "Nolong? Jangan buat gua ketawa. Lo sama aja kayak mereka bertiga. Nggak ada harganya. Sama-sama iblis yang nggak punya hati. Yang sukanya iri dan nyakitin orang lain."

"Alskara gua-"

"Gua pastiin kalian dapat ganjarannya." Alskara memotong perkataan Hauri. "Dan lo Hauri. Jangan pernah sentuh gua. Gua nggak sudi disentuh iblis kayak lo." Alskara melanjutkan langkahnya diikuti oleh anggota Ziver lainnya.

Dada Hauri kembang-kemping menahan luapan emosi. Tangannya mengepal erat sampai kukunya melukai telapak tangan. Hauri tidak akan tinggal diam dipermalukan di depan anggota Ziver. Dia ambil telur dari tangan Gira yang semula digunakan untuk menyakiti Aina.

"ALSKARA!!" teriaknya kencang hingga membuat anggota Ziver menoleh ke arahnya. Kecuali Alskara yang tetap memunggunginya.

Bugh!!

Hauri melemparkan telur itu tepat mengenai kepala belakang Alskara. Alskara pun membalikan badan menatap garang Hauri. Namun Hauri tidak takut, tidak menciut. Itu balasan yang pantas untuk Alskara.

"GUA EMANG IBLIS! GUA EMANG ANTAGONIS! KALO PUN GUA IBLIS ATAU ANTAGONIS. GUA NGGAK AKAN NYAKITIN AINA. ORANG YANG PALING GUA BENCI DAN YANG PALING INGIN GUA SAKITIN SAMPAI HANCUR ADALAH LO. ALSKARA BANYU MAHAPRANA!!" teriak Hauri sangat kencang. Kemudian dengan angkuh dan tanpa merasa bersalah Hauri melangkah, berjalan melewati Alskara dan Aina yang hanya diam mematung.

Mungkin memang sepertinya Hauri tidak bisa berhenti menjadi iblis yang menyakiti Alskara. Kebencian yang Alskara tanamkan pada Hauri membuat Hauri siap berubah menjadi iblis asalkan Alskara hancur.


-ANTAGONIS-

I'm not Antagonis (TAMAT dan SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang